Ekspresikan Kemarahan dengan Cara yang Benar
Melepaskan kemarahan dengan cara yang tidak sehat berpotensi menyakiti diri sendiri dan orang di sekitarmu. (freepik/jcomp)
TIDAK ada cara yang tepat untuk mengekspresikan kemarahan. Namun, selalu ada cara yang salah: sarkasme, agresi pasif, agresi langsung. Ternyata ada solusi yang lebih sehat untuk menyalurkan emosi tersebut.
Kemarahan tidak hilang begitu saja, tetapi itu tidak berarti kamu harus menyerah padanya dalam kemarahan yang tak terkendali. Saat kamu diliputi perasaan marah (ditekan atau tidak), ada baiknya kamu menyiapkan teknik koping.
Jika tidak, kamu berisiko melepaskan kemarahan dengan cara yang tidak sehat yang berpotensi menyakiti diri sendiri dan orang di sekitarmu. Berikut adalah ide mengenai cara sehat untuk menyalurkan agresi dan melampiaskan amarah.
Baca Juga:
Bergeraklah sebisa kamu
Kita sudah lama tahu bahwa olahraga menghilangkan stres, terlepas dari tingkat keahlianmu. Kamu tidak perlu mendaftar ke kelas tinju, temukan video latihan gratis secara daring atau lakukan lari beberapa keliling di sekitar rumah. Jika kamu memiliki pekarangan, lempar bola ke dinding. Membiarkan diri berteriak atau mendengus selama berolahraga dapat membantu kamu masuk ke zona pelepasan amarah.
Tunjukkan rasa frustrasi secara visual
Menerima email yang memicu kemarahan dari atasan? Prin dan sobek sampai tercabik-cabik. Jika kamu merasa tidak memiliki pelampiasan fisik untuk kemarahanmu, buatlah sendiri. Kamu juga dapat menuliskan semua pikiran marah di atas kertas dan kemudian menghancurkannya sesukamu, apakah itu mencoret-coretnya, mengirimkannya melalui mesin penghancur, atau melemparkannya ke dalam api.
Baca Juga:
Salurkan secara kreatif
Kamu juga bisa melampiaskan kemarahan melalui saluran yang lebih menenangkan dan bijaksana. Jika berlari di sekitar rumah dan merobek kertas hanya menambah kemarahan, berikut adalah beberapa ide untuk menyalurkannya dengan cara yang lebih terkontrol:
- Menyanyi dalam privasi mobil atau di dalam kamar mandi sangat ideal
- Menggambar atau melukis untuk melepaskan, bukan untuk membuat pajangan
- Menulis jurnal agar tidak merasa tertekan untuk mengartikulasikan kemarahan
- Mendengarkan musik yang menenangkan dan membangkitkan semangat
- Mencoba yoga dengan fokus pada pernapasan akan memaksamu untuk duduk dengan amarah
- Membicarakannya dengan seseorang yang kamu percayai
Seperti halnya reaksi emosional yang kuat, memendamnya di dalam kemungkinan besar akan menjadi bumerang. Pertimbangkan untuk menghubungi teman tepercaya atau orang terkasih tentang kemarahanmu.
Evaluasi apakah reaksi kamu sebanding dengan masalah. Sedikit perspektif dapat membantu meredakan emosi dan membantu kamu menenangkan diri.
Selanjutnya, cobalah mendokumentasikan saat-saat kamu merasa marah untuk mengidentifikasi pola yang membuat marah. Apakah kamu selalu kesal pada orang yang sama? Apakah ada perilaku atau situasi tertentu yang hanya mengganggumu? Mengetahui hal ini dapat membantu kamu mempersiapkan, mengelola, atau menghindari perasaan marah di kemudian hari. (aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas