Antara Musik dan Pikiran Seseorang


Setiap orang memiliki genre musiknya masing-masing. (Unsplash/Marius Masalar)
SETIAP orang punya musik atau lagu favoritnya masing-masing, mulai dari pop, jazz, R&B, reggae, hingga metal. Musik juga tampaknya sudah menjadi teman dalam keseharian kita, seperti saat bekerja, jatuh cinta, pengiring tidur, serta saat mengalami patah hati.
Tanpa disadari, musik memang memiliki manfaat bagi hati dan pikiran. Peneliti menemukan bahwa salah satu manfaatnya yang paling umum adalah membantu orang mengatur emosi mereka. Ahli saraf sekaligus profesor neurobiologi dan perilaku di Universitas California, Norman M. Weinberger, Ph.D. menjelaskan bagaimana peran musik dalam otak dan kehidupan kita.
Baca juga:

"Musik ada di setiap budaya, bahkan bayi pun memiliki kemampuan musik yang sangat baik yang tidak dapat dijelaskan. Seorang ibu menyanyikan lagu ke bayi mereka karena memang mengerti. Musik tampaknya menjadi bagian dari warisan biologis manusia," kata Weinberger, dilansir laman Psychology Today.
Menurut Weinberger, otak manusia akan memproses setiap elemen-elemen musik, mulai dari ritme, melodi, tempo, dinamika, hingga tangga nada. Misalnya, sel-sel tertentu di otak kanan akan lebih cepat responnya terhadap melodi daripada bahasa. Representasi musik yang kompleks acapkali membuat otak sulit mempelajarinya.
"Salah satu taktiknya adalah mulai dengan dasar-dasarnya, seperti pengenalan melodi dalam kunci yang berbeda. Hampir setiap neuron (sel saraf) merespon secara berbeda terhadap nada di dalam konteks yang berbeda," ungkapnya.
Baca juga:

Pengalaman musik, lanjutnya, juga akan membentuk otak manusia. Semakin kamu sering bermusik di satu genre tertentu, maka kamu akan merasa lebih mengerti, peka, dan tertarik. Ketika seseorang menyanyikan lagu dengan nadanya sendiri, kamu bisa peka dan bisa mencari kunci nada tersebut.
Mendengarkan musik yang sama berulang-ulang kali juga bisa membentuk memori di otak. Sebuah penelitian menemukan bahwa, ketika mahasiswa yang mendengarkan lagu Mozat selama 10 menit tampil lebih baik ketika menghadapi tes spasial-temporal. Penelitian ini pun berkembang, bahkan anak-anak sekolah juga menjadi lebih pintar setelah mendengarkan lagu tadi.
"Mendengarkan musik memilik efek jangka panjang pada otak, serta diiringi dengan waktu dan latihan. Penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan musik bisa berdampak baik bagi perilaku kognitif seseorang. Musik melatih otak mulai dari segi penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan emosi," tutupnya. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
