Penjelasan Medis di Balik Kasus Perempuan Cianjur Melahirkan Tanpa Sadar Hamil


Ada penjelasan medis mengenai kasus perempuan di Cianjur. (Foto: 123RF/mangostar)
SUDAH dengar cerita tentang perempuan asal Cianjur, Jawa Barat yang melahirkan tanpa pernah menyadari kalau dia mengandung? Bahkan dikatakan dia tidak tahu kapan pernah dibuahi. Cerita ini sudah sering terdengar tapi tetap saja orang-orang masih bertanya-tanya: Bagaimana mungkin bisa sama sekali tidak tahu kalau hamil? Bukankah usia kehamilan 9 bulan sebelum melahirkan itu bukanlah waktu yang singkat?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa dijelaskan secara medis. Menurut Michael Cackovic, MD, seorang OBGYN di The Ohio State University Wexner Medical Center, AS. Ada beberapa kondisi yang membuat seorang perempuan tidak merasakan atau mengetahui kehamilannya hingga saat melahirkan.
“Ada perempuan yang tidak rutin berhubungan seks, tidak menstruasi rutin, dan tidak rutin ke dokter,” kata Cackovic seperti diberitakan di web.md (15/2). Dalam keadaan seperti itu, kamu juga mungkin tidak menyadari bahwa sedang hamil.
Baca juga:
Kemungkinan lain, bisa terjadi pada perempuan yang memiliki masalah kesehatan mental sehingga mereka tidak menyadari atau menerima kenyataan akan memiliki bayi. Kondisi yang disebut penolakan kehamilan ini sering terjadi.
Beberapa penelitian memperkirakan, satu dari 400 atau 500 perempuan berada dalam usia kehamilan 20 minggu, atau sekitar 5 bulan, sebelum mereka menyadari sedang mengandung. Itu hampir sama dengan seorang perempuan di penumpang pesawat terbang komersil yang penuh dengan calon ibu.
Satu dari 2.500 perempuan berhasil melalui proses persalinan sebelum mereka memahami bahwa mereka tengah mengandung. Itu sekitar tiga kali lebih umum daripada peluang seorang perempuan untuk melahirkan bayi kembar tiga.

Bagaimana Itu Terjadi?
Selain penjelasan di atas, ada pula beberapa hal yang membuat perempuan tidak memperhatikan perubahan pada tubuh yang menandakan kehamilan.
1. Ketakutan atau Stres
Pikiran menjadi seorang ibu sangat menegangkan bagi sebagian perempuan sehingga mereka memiliki perasaan mendalam untuk menyangkalnya. Begitu dalam hingga mereka tidak tahu bahwa mereka hamil. “Penyangkalan adalah mekanisme pertahanan yang sangat kuat yang memungkinkan kamu untuk berbicara sendiri tentang setiap gejala yang mungkin dialami. Gerakan di perut kamu katakan 'hanya gas', misalnya,” Cackovic menjelaskan.
Contoh lain, seorang remaja mungkin menyangkal atau mengabaikan kehamilan karena mereka tidak ingin orangtuanya mengetahui bahwa mereka telah melakukan hubungan seks. Seorang perempuan yang sudah menikah mungkin melakukan hal yang sama karena mereka hamil oleh orang lain selain pasangannya. Beberapa perempuan mungkin menyangkal kehamilan karena masalah kesehatan mental, seperti gangguan bipolar atau skizofrenia.
Baca juga:
2. Tidak Ada Gejala
Bagi sebagian perempuan, tanda-tanda fisik kehamilan, seperti penambahan berat badan, mual di pagi hari, mulas, atau kelelahan, tidak terjadi. Atau gejala tersebut begitu ringan sehingga tidak disadari. Bergantung pada tipe tubuh mereka, "Wajar bagi seorang perempuan untuk mencapai usia 30 minggu tanpa terlihat hamil," ujar Cackovic.
3. Perubahan Berat Badan
Jika seorang perempuan kelebihan berat badan atau ukurannya sering naik turun, mereka mungkin tidak memperhatikan berat bayi ekstra. Jika mereka mengalami obesitas, kata Cackovic, mereka mungkin tidak “memiliki perasaan fisik seperti hamil” layaknya yang dirasakan perempuan non-obesitas.
4. Masalah Haid
Seorang perempuan dapat mengalami menstruasi yang tidak teratur karena stres, beberapa obat (seperti pil KB atau obat untuk epilepsi), obesitas, atau masalah kesehatan seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), diabetes yang tidak terkontrol, atau gangguan makan. Jadi, ketika menstruasi mereka tidak muncul, pikiran pertama mereka mungkin bukan kehamilan.
5. Mereka Tidak Bisa Merasakan Bayinya Bergerak
Biasanya calon ibu akan mulai merasakan bayinya menendang atau berguling antara usia kehamilan 18 hingga 20 minggu. Tetapi jika plasenta kebetulan berada di depan rahim mereka, menurut Cackovic, mungkin gerakan-gerakan itu tidak terasa.
Penelitian menunjukkan seorang perempuan yang bisa menyesuaikan diri dengan baik dapat mengalami penolakan kehamilan dan tetap menjadi ibu yang baik. Terutama, jika mereka mampu memahami fakta bahwa mereka akan memiliki bayi. Cackovic memberikan contoh, beberapa perempuan memahami dan menerimanya ketika mereka melihat gambar USG anaknya.
Namun, dokter biasanya merekomendasikan evaluasi kesehatan mental untuk mencari tahu apa yang menyebabkan mereka menyangkal kehamilan. Ini juga merupakan langkah penting untuk mencegah pelecehan dan penelantaran anak, yang lebih umum terjadi dalam kasus penolakan kehamilan daripada yang terjadi dalam kehamilan normal.

Mengapa Penting Meyadari Kehamilan?
Perempuan dapat melahirkan bayi yang sehat meskipun dalam kasus penolakan kehamilan, Cackovic berpendapat. Namun ada risiko jika tidak mengetahui bahwa kamu hamil:
- Kamu bisa melewatkan perawatan prenatal yang dapat memastikan bahwa inu dan bayi sehat. Seperti: pemeriksaan fisik, tes darah, dan pemindaian ultrasound.
- Kamu tidak akan mengetahui risiko diri atau bayi dalam mengalami komplikasi. Seperti: anemia, sejenis tekanan darah tinggi yang disebut preeklamsia, diabetes gestasional, atau cacat lahir.
- Kamu tidak akan tahu inilah saatnya untuk membuat perubahan sehat yang membantu bayi tumbuh dan berkembang. Seperti: mendapatkan nutrisi yang baik, menghindari alkohol, dan menghentikan konsumsi obat tertentu.
Sulit untuk memprediksi siapa yang bisa mengalami penolakan kehamilan. Namun jika kamu merasa melewatkan beberapa tanda klasik, seperti kenaikan berat badan atau menstruasi yang hilang, kamu dapat mewaspadai sinyal awal lainnya. Gejalan lain misanya payudara membesar, lebih sering buang air kecil, merasa sangat lelah, mual, terkadang disertai muntah, tidak tahan dengan makanan atau bau tertentu. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
