Bukan Hal Mistis, ini Penjelasan Ilmiah tentang Suara Hati


Suara hati bukanlah mitos. (Foto pixabay/cdd20)
SEPERTI kata pepatah, 'always trust your guts', banyak orang mengandalkan kata hati untuk mengambil keputusan. Istilah dari suara hati ini bisa bermacam-macam. Ada yang menganggap itu sebagai indera keenam, firasat, insting, intuisi, atau naluri manusia.
Meski demikian, suara hati biasanya benar-benar lahir dari dalam hati dan kerap membantu kita dalam mengambil keputusan yang jujur dan bijaksana.
Perilaku atau pengambilan keputusan yang didasari suara hati biasanya dianggap sebagai pilihan yang tepat dan jujur. Suara hati acap dianggap sebagai jalan terbaik menuju kebenaran. Meski begitu, seberapa besar kita harus benar-benar percaya terhadap suara hati? Bukankah alasan-alasan yang logis lebih bisa menjamin pengambilan keputusan yang terbaik?

Intuisi atau suara hati biasanya muncul saat kamu mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi sesuatu. Seperti misalnya ketika pertama kali bertemu orang lain, pernah enggak sih kamu merasa curiga tanpa sebab atau merasa tidak nyaman dalam situasi tertentu.
Baca juga:
'Decision Fatigue', Lelah Mental Akibat Terlalu Banyak Mengambil Keputusan
Biasanya, kamu tidak bisa menjelaskan perasaanmu dengan logis. Namun, jauh di lubuk hatimu, kamu sadar ada sesuatu yang tidak beres. Biasanya kamu akan bisa merasa lega dan senang setelah mengambil keputusan yang benar.
Seperti dilansir Healthline, suara hati bisa ditandai secercah kejelasan ketika sedang kalut, rasa tegang atau sesak pada tubuh, merinding, mual, sensasi tenggelam pada bagian ulu ati, telapak tangan berkeringat, atau bisa juga rasa damai, aman, atau bahagia setelah mengambil keputusan. Rasa itu datang secara tiba-tiba walau terkadang sinyalnya tidak begitu kuat.

Menurut penelitian yang dilakukan PubMed Central, intuisi merupakan hasil proses otak tertentu yang mengevaluasi dan memecahkan kode-kode isyarat yang diterima oleh otak.
Jadi sesungguhnya intuisi tidak berkaitan denga mitos seperti sebutan indera keenam. Selama kita hidup setiap hari, otak akan mengumpulkan dan memproses data sensorik dari lingkungan kita secara otomatis untuk membantu mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi apa pun yang akan muncul.
Baca juga:
Sering kali, kita tidak menyadari ketika otak telah mengobservasi lingkungan sehingga suara hati ini sering dikaitkan pada hal-hal yang mistis. Kamu boleh mempertimbangkan intuisi karena itu berasal dari observasi dan pengalaman yang ditangkap otak. Meski begitu, selalu seimbangkan dengan faktor-faktor logis lainnya.

Kamu bisa menggunakan intuisimu lebih sering ketika kamu perlu membuat keputusan yang cepat atau ketika kamu tidak memiliki informasi lebih dalam seputar pilihan-pilihan yang ada.(SHN)
Baca juga:
Waspada Gaslighting, Taktik manipulatif untuk Memutarbalikkan Fakta
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
