Penelitian: Generasi Z Lebih Pemalu dibanding Milenial

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Rabu, 17 Mei 2023
Penelitian: Generasi Z Lebih Pemalu dibanding Milenial

Generasi Z sebelum pandemi menunjukkan sifat pemalu yang lebih tinggi dibandingkan generasi Milenial. (Foto: freepik/user18526052)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

TIAP-TIAP generasi tampak berbeda karena suatu generasi dianggap memiliki keyakinan, nilai, dan sikap yang berbeda yang dibentuk oleh peristiwa budaya pada saat mereka dibesarkan.

Misalnya, Gen Z yang lahir antara 1997 dan 2012, merupakan generasi pertama yang dibesarkan dengan akses ke ponsel pintar, internet seluler, media sosial, dan diasumsikan secara luas bahwa teknologi ini membentuk kehidupan sosial yang membuat mereka berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.

"Salah satu hipotesisnya adalah bahwa Gen Z mungkin lebih berhati-hati dan pemalu secara sosial daripada generasi sebelumnya, karena mereka lebih sering berinteraksi dengan orang lain secara daring," ujar Professor for Research Methods in Psychology Sebastian Ocklenburg, PhD dari Department of Psychology di MSH Medical School Hamburg, Jerman.

Namun, gagasan ini belum diuji secara sistematis dalam ilmu psikologi. Sejauh mana generalisasi itu benar?

Baca juga:

4 Faktor Utama yang Mempengaruhi Pemilihan Karier Generasi Milenial

Penelitian tersebut menganalisis data dari 806 siswa yang berusia antara 17 dan 25 tahun. (Foto: freepik/tirachardz)

Sebuah studi baru membandingkan rasa malu pada Milenial dan Generasi Z dalam publikasi ilmiah baru berjudul iGen or shyGen? Generational Differences in Shyness.

Penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal bergengsi Psychological Science ini fokus pada perbandingan rasa malu pada Gen Z dan Milenial yang lahir antara 1981 dan 1996.

Dalam studi yang pertama kali ditulis oleh ilmuwan Louis A. Schmidt dari Departemen Psikologi Universitas McMaster di Hamilton, Kanada, rasa malu diselidiki pada kelompok mahasiswa yang berbeda dengan menggunakan kuesioner.

Data juga diambil dari penelitian sebelumnya yang berlangsung selama 20 tahun, antara 1999 dan 2020. Secara total, penelitian tersebut menganalisis data dari 806 siswa yang berusia antara 17 dan 25 tahun.

Tiga kelompok sarjana dibandingkan yaitu 266 orang Milenial, 263 orang Gen Z yang diuji sebelum pandemi COVID-19, dan 277 orang Gen Z yang diuji selama pandemi COVID-19. Semua mahasiswa ini mengisi kuesioner rasa malu yang sama.

Baca juga:

Peneliti: Gen Z Lebih Suka Pakai iOS Ketimbang Android

Tumbuh dengan ponsel pintar dan media sosial dapat menyebabkan peningkatan rasa malu. (Foto: freepik/pressfoto)

Kesenjangan generasi dalam rasa malu

Ilmuwan menemukan hasil yang mencolok: Tingkat rasa malu menjadi jauh lebih tinggi dari waktu ke waktu. Generasi Z sebelum pandemi menunjukkan sifat pemalu yang lebih tinggi dibandingkan generasi Milenial dan rasa malu tertinggi ditunjukkan oleh Generasi Z pada masa pandemi.

Ini adalah bukti bagus yang mendukung gagasan bahwa anggota Generasi Z memang lebih pemalu daripada Milenial. Efek ini hanya diperkuat oleh pandemi COVID-19, kemungkinan besar karena kebijakan pembatasan sosial mengurangi peluang interaksi.

Para ilmuwan menyimpulkan bahwa tumbuh dengan ponsel pintar dan media sosial selama masa kanak-kanak dan remaja dapat menyebabkan peningkatan rasa malu karena Generasi Z mungkin memiliki lebih sedikit kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial.

"Kondisi tersebut dapat menyebabkan kecemasan dan rasa malu sosial yang lebih besar," tulis Schmidt dalam artikelnya di Psychology Today, Sabtu (13/5).

Selain itu, para ilmuwan menyarankan peningkatan perbandingan sosial dan ekspektasi yang tidak realistis karena penggunaan media sosial mungkin juga menyebabkan kepekaan yang lebih besar untuk dinilai oleh orang lain, juga mengakibatkan rasa malu yang lebih besar. (aru)

Baca juga:

Milenial Lebih Sering Main Game daripada Gen Z

#Generasi Z #Generasi Millenials #Milenial #Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Fun
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Ilmuwan temukan warna ‘olo’ — biru-hijau super pekat yang hanya terlihat dengan teknologi laser Oz.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 21 April 2025
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Bagikan