Peneliti Sukses Dokumentasikan Ikan di Perairan Terdalam Jepang

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Selasa, 04 April 2023
Peneliti Sukses Dokumentasikan Ikan di Perairan Terdalam Jepang

Ekspedisi di area palung laut terdalam Jepang ini digelar selama dua bulan. (Foto: The University of Western Australia)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

HINGGA kini ada pandangan di dunia sains bahwa para ahli masih lebih memahami apa yang ada di luar angkasa atau luar bumi, dibandingkan dengan apa yang ada di perairan dalam.

Terdapat beberapa aspek yang membuat eksplorasi ke luar angkasa disebut lebih mudah dibandingkan ke perairan dalam. Hal ini dipicu oleh jarak pandang yang benar-benar tak terlihat akibat cahaya matahari tidak bisa menembusnya, suhu yang sangat dingin, serta tekanan di dalam air yang besar.

Oleh karena itulah peneliti masih kerap berupaya melakukan eksplorasi perairan terdalam, guna mengungkap kehidupan yang ada di sana. Dan baru-baru ini kabar menarik datang dari negara Jepang.

Baca juga:

Peneliti Ungkap Anjing dan Pemiliknya Punya Kepribadian Serupa

Peneliti Sukses Dokumentasikan Ikan di Perairan Terdalam Jepang
Penampakan ikan siput yang disebut hidup di laut terdalam yang pernah ditemukan. (Foto: The University of Western Australia)

Hasil riset penelitian mengenai laut dalam baru-baru ini dipublikasikan oleh tim peneliti gabungan, yakni antara University of Western Ausralia (UWA) dengan Tokyo Uiversity of Marine Science and Technology.

Riset yang dipimpin oleh profesor dari UWA sekaligus pendiri dari Minderoo-UWA Deep Sea Research Center Alan Jamieson itu, dilakukan di sekitar palung dalam di laut Jepang. Selama dua bulan dengan menggunakan kapal penelitian DSSV Pressure Drop, tim peneliti mengekspedisi area di Samudera Pasifik bagian utara tersebut.

Target utama dari para peneliti adalah untuk meneliti Palung Izu-Ogasawara dan Ryukyu yang kedalamannya mencapai 7.300-9.300-meter dalam rangka meneliti kehidupan ikan di laut terdalam Jepang.

Setelah ekspedisi panjang, mereka menemukan secercah harapan saat berada di Palung Izu-Ogaswara. Pasalnya, mesin eksplorasi yang ada di DSSV Pressure Drop berhasil mendokumentasikan snailfish atau ikan siput di kedalaman 8.336 meter.

Penemuan seekor ikan di genus Pseudoliparis ini menjadikan momen perdana ditemukannya ikan di perairan terdalam di wilayah Jepang. Namun hanya karena satu ekor dan tak menggunakan umpan, tim peneliti tak menangkap ikan tersebut.

“Pesan nyata yang saya bawa pulang, bukan mengenai ikan-ikan itu hidup di kedalaman 8.336 meter tapi kami memiliki cukup informasi tentang lingkungan ini untuk memperkirakan bahwa palung ini menjadi ditemukannya ikan di perairan terdalam. Faktanya sebelum ekspedisi ini, tidak ada yang pernah melihat atau menangkap seekor pun dari seluruh area palung,” ucap Profesor Alan Jamieson sebagaimana dikutip dari lama UWA, Senin (3/4).

Baca juga:

Peneliti di Jepang Ungkap Misteri Mumi Putri Duyung

Peneliti Sukses Dokumentasikan Ikan di Perairan Terdalam Jepang
Penampakan ikan siput yang akan ditangkap sebagai spesimen. (Foto: The University of Western Australia)

Berselang beberapa hari usai penemuan itu, tim peneliti memutuskan untuk memasang umpang di alat eksplorasi kapal DSSV Pressure Drop sebelum memasukkannya ke laut.

Langkah ini sukses dengan munculnya ikan-ikan siput dengan spesies Psedoliparis belyaevi dan melalui perangkap, tim peneliti berhasil menangkapnya di kedalaman 8.022 meter.

Penangkapan ini juga disebut sebagai momen bersejarah di dunia sains, karena ikan yang memiliki tekstur tubuh layaknya gelatin itu, sebelum penemuan ini, hanya berhasil ditangkap di kedalaman di 7.703 meter dan menjadikan spesimen ini yang pertama ditangkap di kedalaman lebih dari 8.000 meter. (aru)

Baca juga:

Spesies Baru Laba-Laba Trapdoor Terbesar di Dunia Ditemukan di Australia

#Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Fun
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Ilmuwan temukan warna ‘olo’ — biru-hijau super pekat yang hanya terlihat dengan teknologi laser Oz.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 21 April 2025
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Bagikan