Negara Anggota G20 Perlu Memperluas Akses Pendidikan


Iwan Syahril memimpin pertemuan pertama Kelompok Kerja Pendidikan G20. (Foto: Kemendikbudristek)
PERTEMUAN Pertama Kelompok Kerja Pendidikan G20 (G20 Education Working Group/EdWG) digelar di Yogyakarta pada Selasa (15/3). Pertemuan yang dipimpin oleh Ketua Kelompok Pendidikan G20 Iwan Syahril ini diharapkan agar seluruh negara anggota G20 memperluas akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas.
"Dampak paling berat dari pandemi dalam hal pendidikan adalah learning loss. Selain itu, kita juga ingin menghasilkan sebuah laporan berupa best practice dari berbagai negara di G20 dengan konteksnya yang beragam, seperti di Afrika, Eropa, Asia, Amerika dan Australia," kata Iwan dalam keterangan resminya, Selasa (15/3).
Laporan tersebut diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi dunia tentang bagaimana melakukan pemulihan pasca-pandemi terutama di bidang pendidikan. Untuk merealisasikan harapan tersebut, Iwan menjelaskan bahwa Indonesia terinspirasi dari sejumlah pihak baik dari konteks domestik maupun konteks global, termasuk dari lembaga internasional, dalam mengusulkan agenda yang dikembangkan dalam pertemuan pertama G20 EdWG 2022.
Baca juga:

Dalam konteks domestik, Indonesia membawa berbagai terobosan dari program Merdeka Belajar yang sangat transformatif, seperti inisiatif Kampus Merdeka hingga perluasan program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Sedangkan dalam konteks global, Indonesia melakukan dialog dengan beberapa lembaga internasional untuk melihat permasalahan dan isu-isu pendidikan yang mendesak saat ini.
Melalui agenda pertemuan G20 EdWG 2022, Indonesia mengajak seluruh anggota negara G20 dan organisasi yang terlibat untuk berdiskusi tidak hanya antar negara, namun juga antar working group/engagement group, seperti B20, Y20, dan Think20.
Baca juga:

Di sisi lain, Indonesia juga ingin memperkuat semangat gotong royong sebagai inspirasi bagi dunia untuk melakukan pemulihan bersama. Ada pun empat agenda prioritas yang diangkat dalam berbagai pertemuan, yakni Pendidikan Berkualitas untuk Semua, Teknologi Digital dalam Pendidikan, Solidaritas dan Kemitraan, serta Masa Depan Dunia Kerja Pasca COVID-19.
"Ke depannya, kami ingin menghasilkan solusi yang tepat dalam mengatasi isu-isu pendidikan global yang sedang terjadi. Kami juga berharap, melalui dialog ini negara-negara G20 bisa menerjemahkan ke dalam kebijakan dan program yang relevan dalam konteks negaranya masing-masing," tutup Iwan. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Atap SMKN 1 Cileungsi Ambruk Timpa 31 Siswa, Dedi Mulyadi: Dipastikan Kualitas Pembangunannya Buruk

Kurikulum Cinta di Madrasah tak Boleh hanya Sloganistik
Mensos Tidak Bakal Tolerir 3 Dosa Besar di Sekolah Rakyat, Pastikan Sanksi Tegas

Aksi Demonstrasi Bikin Suasana Kurang Kondusif, Beberapa Sekolah Terapkan PJJ pada Senin (1/9)

Bukan Cuma Kuliah, ITPLN dan APERTI Ingin Dorong Mahasiswa Jadi Inovator

Pemerintah Targetkan 12 Sekolah Garuda Rampung pada 2026, 4 Siap Beroperasi

JK Tekankan Generasi Muda Jika Kuliah Harus Punya Ide, Bukan Cuma Pinter Lalu Buta Arah

Prabowo Sebut Lulusan Sekolah Rakyat Bisa Angkat Keluarga Keluar dari Kemiskinan

UOB My Digital Space Bekali 90 Ribu Pelajar Indonesia dengan Keterampilan Digital, Gandeng Ruangguru sebagai Mitra

Pramono Berikan Bantuan Pemutihan Ijazah kepada 1.897 Peserta Didik Senilai Rp 7,6 Miliar
