NASA Luncurkan Roket untuk Pelajari Supernova Berusia 20.000 Tahun


Supernova sudah terjadi pada 20.000 tahun lalu. (Foto: ESA/Hubble/NASA/Z. Levay)
CARA terbaik untuk memahami peristiwa siklus hidup bintang adalah dengan mengamatinya secara langsung saat berkembang. Akhir pekan ini, roket NASA akan mengamati peristiwa dramatis yang melibatkan bintang yang berjarak sekitar 2.600 tahun cahaya dari Bumi, berada di konstelasi Cygnus.
Bintang tersebut, yang dulunya memiliki massa besar, mungkin setara dengan 20 kali lipat ukuran Matahari kita, mengalami supernova yang sangat terang. Bahkan ledakan ini dapat terlihat oleh orang-orang di Bumi dengan mata telanjang di siang hari.
Meski ledakan tersebut terjadi sekitar 20.000 tahun yang lalu, materi yang dilemparkan oleh bintang selama supernova masih tersebar dengan kecepatan yang luar biasa, sekitar 930.000 mil (1,5 juta kilometer) per jam, seperti diwartakan Space, Minggu (29/10).
Materi itu membentang tiga kali lipat ukuran bulan purnama pada 2012 dan sekarang diyakini memiliki panjang sekitar 120 tahun cahaya. Sisa-sisa itu, yang dikenal sebagai Cygnus Loop oleh para astronom, adalah langka karena mencerminkan peristiwa ledakan supernova yang masih berlangsung.
Baca juga:
NASA Tunda Peluncuran Roket ke Bulan

Hal itu memberikan wawasan real-time tentang bagaimana unsur-unsur berat terbentuk di dalam inti bintang dan kemudian tersebar kembali ke alam semesta. Generasi bintang dan galaksi berikutnya akan mewarisi unsur-unsur ini dan mengalami manifestasi mereka dalam ribuan tahun mendatang.
"Supernova seperti yang menciptakan Cygnus Loop memiliki dampak besar pada pembentukan galaksi," kata Brian Fleming dari Universitas Colorado Boulder, yang merupakan peneliti utama misi tersebut. Fleming dan timnya akan mengamati Cygnus Loop pada hari Minggu dengan meluncurkan instrumen di atas roket kecil ke ruang suborbital.
Misi yang dinamakan INFUSE (Integral Field Ultraviolet Spectroscopic Experiment) itu diharapkan untuk mengumpulkan informasi tentang sisa-sisa tersebut selama beberapa menit dari ketinggian sejauh 150 mil (240 km), setelah lepas landas dari New Mexico pada hari Minggu lalu pukul 23:35 ET.
Instrumen itu akan fokus pada pengumpulan aliran cahaya dari Cygnus Loop dalam panjang gelombang ultraviolet jauh. Cahaya itu akan memberikan wawasan tentang sisa-sisa debu dan gas yang masih ada.
Baca juga:
Sukses dengan Uji Misi Artemis I, NASA Siapkan Peluncuran Roket ke Bulan

Diperkirakan sisa debu dan gas itu akan memiliki suhu antara 90.000 hingga 540.000 derajat Fahrenheit (sekitar 50.000 hingga 300.000 derajat Celsius). Itu juga akan membantu dalam memahami interaksi materi panas dengan gas dingin di luar angkasa saat sedang mengembang.
"INFUSE akan mengamati bagaimana supernova memancarkan energi ke dalam Bima Sakti dengan merekam cahaya yang dikeluarkan saat gelombang ledakan bertabrakan dengan kantong gas dingin yang mengelilingi galaksi," kata Fleming dalam pernyataan yang sama.
Data itu diharapkan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang lokasi unsur-unsur tertentu di dalam sisa-sisa ini dan akhirnya membantu dalam memahami siklus hidup bintang dan galaksi. (waf)
Baca juga:
Sukses dengan Uji Misi Artemis I, NASA Siapkan Peluncuran Roket ke Bulan
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
