Moderna Mulai Uji Coba Vaksinnya pada Bayi dan Anak Kecil


Moderna telah memulai penelitian yang akan menguji vaksin COVID-nya pada anak (Foto: 123RF/MR. Prot Tachapanit)
BANYAK orangtua menginginkan perlindungan bagi anak-anak mereka, termasuk dalam menghadapi pandemi virus Corona. American Academy of Pediatrics telah menyerukan perluasan uji coba vaksin untuk menyertakan anak-anak.
Oleh karena itu, perusahaan obat Moderna telah memulai penelitian yang akan menguji vaksin COVID-nya pada anak di bawah 12 tahun, termasuk bayi berusia enam bulan, kata perusahaan itu pada hari Selasa (16/3).
Penelitian ini diharapkan dapat diikuti 6.750 anak sehat di Amerika Serikat dan Kanada. Moderna menolak untuk mengatakan berapa banyak yang sudah mendaftar atau menerima suntikan pertama, menurut juru bicaranya Colleen Hussey seperti diberitakan nytimes.com (17/3).
Baca juga:
Pandemi Menyadarkan Masyarakat Pentingnya Kesehatan di Masa Depan
“Ada permintaan besar untuk mencari tahu tentang memvaksinasi anak-anak dan apa fungsinya,” kata Dr. David Wohl, direktur medis klinik vaksin di University of North Carolina, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Dalam studi terpisah, Moderna sedang menguji vaksinnya pada 3.000 anak berusia 12 hingga 17 tahun, dan mungkin akan mempublikasikan hasil uji coba untuk kelompok usia tersebut pada musim panas mendatang. Vaksin tersebut kemudian harus mendapatkan izin untuk bisa digunakan pada anak-anak, sehingga tidak akan segera tersedia untuk umum.
Efek Samping Labih Intens

Efek samping vaksin seperti demam, nyeri lengan, kelelahan dan nyeri pada persendian dan otot bisa lebih intens pada anak-anak daripada pada orang dewasa, dan dokter mengatakan penting bagi orangtua untuk mengetahui apa yang dapat terjadi setelah anak-anak mereka diinokulasi.
Setiap anak dalam studi Moderna akan menerima dua suntikan, dengan jarak 28 hari. Studi ini akan memiliki dua bagian. Pertama, anak-anak berusia 2 tahun hingga kurang dari 12 tahun dapat menerima dua dosis masing-masing 50 atau 100 mikrogram. Mereka yang berusia di bawah 2 tahun dapat menerima dua suntikan 25, 50 atau 100 mikrogram. Satu dosis dewasa adalah 100 mikrogram.
Dalam setiap kelompok, anak pertama yang diinokulasi akan menerima dosis terendah dan akan dipantau reaksinya sebelum peserta kemudian diberikan dosis yang lebih tinggi. Kemudian, peneliti akan melakukan analisis sementara untuk menentukan dosis mana yang paling aman dan paling mungkin melindungi setiap kelompok umur.
Baca juga:
Anak-anak di bagian 2 studi akan menerima dosis yang dipilih oleh analisis - atau suntikan plasebo yang terdiri dari air asin. Moderna mengembangkan vaksinnya bekerja sama dengan National Institute of Allergy and Infectious Diseases, Otoritas Penelitian dan Pengembangan Lanjutan Biomedis federal.
Anak-anak tersebut akan diikuti selama setahun, untuk mencari efek samping dan mengukur kadar antibodi yang akan membantu peneliti menentukan apakah vaksin tersebut tampaknya memberikan perlindungan. Kadar antibodi akan menjadi indikator utama, tetapi para peneliti juga akan mencari infeksi virus Corona, dengan atau tanpa gejala.
Perkembangan Uji Coba Vaksin COVID-19 Anak

Dr. Wohl mengatakan bahwa studi tersebut tampaknya dirancang dengan baik dan kemungkinan besar akan efisien, tetapi dia mempertanyakan mengapa anak-anak hanya diikuti selama satu tahun, ketika orang dewasa dalam studi Moderna diikuti selama dua tahun. Ia juga mengatakan agak terkejut melihat vaksin itu diuji pada anak-anak yang begitu muda secepat ini.
“Haruskah kita belajar dulu apa yang terjadi pada anak-anak yang lebih tua sebelum kita pergi ke anak-anak yang sangat muda?” Dr. Wohl bertanya. Kebanyakan anak kecil tidak menjadi sangat sakit akibat COVID, katanya, meskipun beberapa mengembangkan sindrom peradangan parah yang dapat mengancam nyawa.
Johnson & Johnson juga mengatakan akan menguji vaksin virus Corona pada bayi dan anak kecil setelah mengujinya terlebih dahulu pada anak yang lebih besar.
Pfizer dan BioNTech sedang menguji vaksin mereka pada anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun, dan mengatakan rencananya adalah untuk pindah ke kelompok yang lebih muda; produk tersebut telah diotorisasi untuk digunakan pada usia 16 tahun ke atas di Amerika Serikat.
Bulan lalu, AstraZeneca mulai menguji vaksinnya di Inggris pada anak-anak berusia 6 tahun ke atas. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
