Menteri LHK: Kualitas Udara di Jakarta tak Ramah bagi Anak Kecil dan Lansia
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar berbicara kepada media usai membuka acara Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2019 di Jakarta Convention Center (JCC) di Jakarta, Kamis (11/7
MerahPutih.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menilai kualitas udara Jakarta saat ini masih sehat. Kualitas ini dibandingkan dengan Baku Mutu Udara Ambien Nasional yaitu 65 ug/Nm3
"Jika menggunakan data gabungan AQMS KLHK dan Pemerintah DKI Jakarta, maka kualitas udara Jakarta berada pada konsentrasi 39,04 (g/Nm3) atau pada kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif (bayu dan manula)," kata Siti dalam keterangannya, Kamis (11/7).
Namun jika dibandingkan dengan standar WHO pada angka 25 ug/Nm3, kualitas udara Jakarta masuk kategori sedang. Meski kualitas udara sedang, tetapi tidak sehat untuk kategori bayi dan warga lanjut usia.
BACA JUGA: Pemprov DKI Beli Dua Alat Pengukur Kualitas Udara Seharga Rp10 Miliar
"Jika dibandingkan dengan Standar WHO pada angka 25 μg/Nm3, maka kualitas udara Jakarta masuk kategori sedang," kata Siti.
Meski dinilai sehat, Siti menilai kategori udara di Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif. Kelompok tersebut terdiri dari bayi dan warga lanjut usia.
"Bilamana menggunakan data gabungan AQMS KLHK dan pemerintah DKI Jakarta, maka kualitas udara Jakarta berada pada konsentrasi 39,04 μg/Nm3 atau pada kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif, dalam hal ini bayi dan manula," jelas Siti.
Siti menjelaskan, pada data 2015 dan 2016, yang masih menggunakan pengukuran manual melalui Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan (EKUP). Udara secara keseluruhan di Jakarta masih sehat.
"Jika dilihat per parameter dan per wilayah administrasi, maka udara kota Jakarta tidak dapat dikatakan makin membaik atau makin menurun, melainkan relatif konstan," kata Siti.
BACA JUGA: Pemprov DKI Punya 8 Alat Pengukur Kualitas Udara
Siti mengatakan, untuk mengurangi tingkat polusi itu, Kementerian LHK telah melakukan berbagai upaya. Di antaranya adalah membantu masyarakat beralih menggunakan transportasi umum hingga pengetatan baku mutu emisi. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Cemari Udara dan Air Hujan, Pemprov DKI Cari Landasan Berikan Sanksi Sosial Bagi Warga Pembakar Sampah
Picu Hujan Mikroplastik, Wajah Pelaku Bakar Sampah Bakal Dipajang di Medsos DLH Jakarta
Jangan Malas Bersih-Bersih! Debu di Rumah Penuh Mikroplastik Jahat yang Siap Mengundang Virus dan Penyakit
Udara Jakarta Tidak Sehat Pada Selasa (21/10) Pagi, Terburuk ke-6 Dunia
Kasus ISPA di Jakarta Terus Meroket, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Hari Ini Kualitas Udara Serpong Terburuk di Indonesia, Jakarta Nomor 3
Hari Ini Udara Jakarta Peringkat Terburuk Dunia Versi IQAir, Data Pemprov Cuma Catat 2 Titik
Jakarta di Posisi 3 sebagai Kota dengan Udara Terburuk di Dunia Hari Ini
Sistem Baru Peringatan Dini Polusi Udara Jakarta Bisa Sarankan Langkah Mitigasi 3 Hari ke Depan
Dinas LH Jakarta Tambah 3 Deodorizer, RDF Plant Rorotan Punya Senjata Baru Lawan Bau dan Polusi