Mengenal Sindrom Tourette, Kondisi Dialami Lewis Capaldi saat Konser Berlangsung


Lewis Capaldi mengidap sindrom tourette. (Foto: Instagram/@lewiscapaldi)
PENYANYI Lewis Capaldi tidak dapat menyelesaikan seluruh lirik lagu Someone You Loved saat menghibur penggemar pada sebuah konser yang digelar di Eropa beberapa waktu lalu. Saat lagu hampir berakhir, tiba-tiba ia menolehkan kepalanya ke kiri berulang kali.
Dalam kondisi tersebut ia masih tetap berusaha melantunkan lagu. Hingga pada akhirnya Capaldi berhenti bernyanyi karena ia sudah merasa tidak nyaman. Seluruh penonton yang hadir tetap mendukung Capaldi dengan cara sing along untuk menyelesaikan lirik Someone You Loved.
Baca Juga:
Kejadian yang dialami oleh Capaldi saat itu dibagikan oleh sebuah akun TikTok. Rupanya, gerakan menolehkan kepala yang ia lakukan merupakan salah satu gejala pada gangguan syaraf bernama sindrom tourette. Pengidap gangguan ini akan melakukan tics atau gerakan tubuh berulang yang tidak bisa dikendalikan seperti yang dialami penyanyi asal Skotlandia itu.
"Sindrome tourette ditandai dengan tics motorik dan vokal. Hal tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan, menganggu, dan memengaruhi aktivitas seseorang," ucap Dokter Penyakit Dalam Graham Rogers, M.D seperti dikutip dari Medical News Today.

National Institute Of Neurogical Disorders and Stroke (NINDS), menjelaskan sindrom tourette merupakan sebuah gangguan neurologis yang menyebabkan pengidapnya melakukan gerakan cepat dan berulang. Sindrom tourette juga termasuk salah satu dari kelompok gangguan perkembangan sistem syaraf.
Gangguan ini paling sering dialami oleh pria dibandingkan perempuan. Kondisi umumnya memburuk saat usia remaja awal dan mulai terkendali ketika memasuki usia 20 tahun. Akan tetapi pada beberapa orang, kondisi ini bisa bersifat kronis dan kekambuhan dapat terjadi kapan saja saat sudah dewasa.
Baca Juga:
Menurut Tourette Association of America, sampai saat ini penyebab sindrom tourette masih belum diketahui. Kondisi ini cenderung terjadi dalam keluarga dan banyak penelitian mengungkapkan kondisi ini terjadi karena faktor genetik.

Meski begitu, lingkungan atau kejadian khusus lainnya bisa menjadi salah satu faktor pemicu lainnya walau masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Para peneliti masih terus mencari faktor lain yang mendasari perkembangan gangguan kesehatan ini.
Tics menjadi gejala utama sindrom tourette, dan bisa berlangsung ringan hingga parah. Bila sifatnya ringan, maka gerakan yang dilakukan cenderung tiba-tiba, singkat, dan berulang serta melibatkan beberapa kelompok otot.
Secara umum, gejala sindrom tourette dibagi menjadi dua kategori, yakni tics motorik dan tics vokal. Gejala tics motorik lebih dulu terjadi sebelum tics vokal yang meliputi mata berkedip dan gerakan mata lainnya, wajah meringis, mengangkat bahu, dan kepala atau bahu menyentak. Sementara pada gejala vokal, pengidapnya bisa mengerang, batuk, berdeham, dan menggonggong. (dkr)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
