Sains

Lumba-Lumba Purba Predator Seperti Paus Pembunuh

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Selasa, 20 Oktober 2020
Lumba-Lumba Purba Predator Seperti Paus Pembunuh

Lumba-lumba purba dulu adalah predator yang menyeramkan. (twitter/@CoastalPaleo)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

SIAPA sangka, spesies yang saat ini dikenal lucu dan ramah ini dulunya predator menyeramkan di lautan. Lumba-lumba purba ternyata sangat buas seperti paus pembunuh.

Mengutip laman CNET dan CNN, hasil studi dipublikasi di jurnal Current Biology ini menemukan kerangka lumba-lumba purba setinggi 15 kaki di Carolina Selatan.

Baca juga:

Misteri Taring Sang Unicorn Laut

Hewan kerangka tersebut diperkirakan hidup 33.9 hingga 23 juta tahun yang lalu di zaman Oligosen (Oligocene Epoch).

"Kami telah menantikan fosil seperti itu selama beberapa dekade," kata Olivier Lambert, direktur operasi Bumi dan Sejarah Kehidupan dan Evolusi Paleobiosfer di Institut Ilmu Pengetahuan Alam Kerajaan Belgia.

Kerangka gigi Ankylorhiza. (Foto: Robert Boessenecker/Coastalpaleo Blogspot)

Diberi nama Ankylorhiza tiedemani comb. n, kerangkanya ditemukan pertama kali namun dalam pecahan-pecahan pada akhir 1800-an. Akhirnya, pada 1990-an ditemukan yang hampir lengkap lalu kerangka-kerangkanya disatukan selama beberapa dekade.

Awalnya kerangka ini dikira berada dalam kategori yang sama dengan Squalodon, genus paus yang punah. Penelitian terbaru membantah asumsi itu.

Kerangka besar lumba-lumba punah itu menunjukkan tanda-tanda evolusi paralel dengan paus balin dan paus bergigi modern.

Dilihat dari tengkorak, gigi, ukuran, dan moncongnya, peneliti mengatakan ia adalah pemangsa unggul saat itu dan berenang lebih cepat dari paus. Peneliti juga menambahkan bahwa Ankylorhiza tiedemani adalah cetacea pertama (sejenis mamalia) yang menggunakan ekolokasi untuk bernavigasi di bawah air.

Baca juga:

Siphonophore, Hewan Terpanjang di Dunia?

Ankylorhiza memiliki gigi besar dengan akar tebal, yang mungkin memperkuat gigi dan mencegah patah tulang sambil mengguncang mangsa menjadi potongan-potongan kecil. "Itulah yang dilakukan paus pembunuh terhadap anjing laut," kata Robert Boessenecker, salah satu penulis studi.

Tidak seperti mamalia lain, evolusi paus dan lumba-lumba sangat kompleks. (Foto: unsplash/swimr)

Setelah Ankylorhiza punah sekitar 23 juta tahun lalu, lumba-lumba bergigi hiu dan paus sperma berevolusi untuk menempati posisi Ankylorhiza dalam waktu 5 juta tahun.

Paus sperma pembunuh raksasa memiliki gigi besar dan kemungkinan memangsa spesies paus yang lebih kecil. Saat ini kebanyakan paus sperma memangsa cumi-cumi raksasa.

Setelah paus sperma pembunuh menghilang sekitar 5 juta tahun lalu, titik ekologis terbuka sampai evolusi paus pembunuh selama zaman es sekitar 2 juta tahun lalu.

"Paus dan lumba-lumba memiliki sejarah evolusi yang rumit dan panjang. Fosil seperti Ankylorhiza membantu menjelaskan bagaimana evolusi mereka terjadi," tutup Boessenecker. (lev)

Baca juga:

Siripnya Sepanjang Manusia, Ini Ukuran Hiu Megalodon Sebenarnya

#Lumba-lumba #Hewan Laut #Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Fun
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Ilmuwan temukan warna ‘olo’ — biru-hijau super pekat yang hanya terlihat dengan teknologi laser Oz.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 21 April 2025
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Bagikan