Cucian Menumpuk di Masa Pandemi? Waras Aja Sih

annehsannehs - Minggu, 25 Oktober 2020
Cucian Menumpuk di Masa Pandemi? Waras Aja Sih

Laundry semakin menumpuk semenjak pandemi. (Foto Unsplash/Thomes Dumortier)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SELAMA pandemi, warga rumah saya menjadi semakin parno. Jika biasanya baju rumah bisa digunakan selama tiga hari bahkan seminggu, ceritanya menjadi lain semenjak wabah COVID-19 menyerang.

Tanpa mengenal situasi, Mami akan memaksa semua orang di rumah untuk mengganti baju sehabis keluar rumah. Biarpun anak-anaknya hanya disuruh buang sampah ke luar pagar atau mengisi token listrik yang sudah berbunyi. Akibatnya, suara alarm 'nittt nittt nitt' dari mesin meteran listrik harus sampai berisik dan mengganggu telinga seisi rumah baru diisi. Maklum, warga rumah enggan mengisi token listrik. Alasannya? Apalagi kalau bukan perkara malas ganti baju walau hanya keluar rumah sebentar.

BACA JUGA:

Luangkan Waktu untuk Beristirahat Biar Tetap Waras

Keribetan tak berhenti di urusan ganti baju. Semua warga rumah harus mandi walau hanya keluar pintu rumah kurang dari 5 menit. Semua keribetan ini waras aja sih. Orangtua menjadi semakin panik ketika jumlah kasus COVID-19 semakin meledak di Jakarta.

Kebersihan menjadi prioritas semenjak pandemi. (Foto Unsplash/Samantha Gades)
Kebersihan menjadi prioritas semenjak pandemi. (Foto Unsplash/Samantha Gades)

"Udaranya kan beda kalau di luar rumah, kotor, banyak kuman dan virus," ungkap Mami. Semenjak pandemi, kebersihan menjadi prioritas di rumah saya. Tidak mengherankan jika cucian semakin menumpuk setiap minggu. Saking numpuknya, pakaian-pakaian bersih saya dan warga lain di rumah jadi cepat habis di lemari.

Tindakan bersih-bersih dan ganti baju ini dianggap sebagai kegiatan preventif bagi orang-orang yang lebih berumur. Apalagi semenjak beredar kabar bahwa lansia lebih berisiko terinfeksi virus tersebut.

Apalagi nih, virusnya bisa menyebar dengan mudah. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyebut virus corona lebih menular melalui tetesan dari pernapasan dari orang yang terinfeksi saat bersin atau batuk daripada melalui pakaian atau benda yang terkontaminasi.

Namun, CDC mencatat ada bukti yang menunjukkan virus corona dapat tetap bertahan selama berjam-jam di permukaan benda, termasuk pakaian. Pakaian, menurut spesialis kesehatan masyarakat Carol Winner, dapat menahan virus tetesan ludah.

Partikel-partikel ini akan mengering seiring waktu dan menonaktifkan virus. Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa kematian virus akan terjadi dengan cepat. Winner mengatakan para ilmuwan masih mempelajari lebih banyak tentang virus ini. "Kita tahu bahwa tetesan dapat mengering dalam beberapa kondisi, yang mungkin lebih cepat dalam serat alami," kata Winner, seperti dilansir HuffPost.

Ia menyebut virus bisa bertahan hingga 2-3 hari di berbagai permukaan. Tak menutup kemungkinan, daya tahan sama berlaku pada permukaan kain. Jadi sebagai tindakan pencegahan, amat disarankan untuk segera mencuci pakaian yang telah dipakai keluar rumah. Alih-alih menumpuknya selama berhari-hari. Apalagi sampai berminggu-minggu. Ih, jorok.

Nyapu ngepel jadi dilakukan tiap hari. (Foto Unsplash/Daiga Ellaby)
Nyapu ngepel jadi dilakukan tiap hari. (Foto Unsplash/Daiga Ellaby)

Lebih jauh, di luar kebiasaan bersih-bersih baju, gara-gara pandemi, kami sekeluarga jadi memiliki pandangan yang sama soal kebersihan dan kesehatan. Dari yang rajin menyantap makanan saji cepat, kami mulai rajin mengonsumsi vitamin dan makanan bergizi.

BACA JUGA:

Jadi Clean Freaks dan Ajak Semua Orang Melakukan Hal yang Sama

Rumah pun menjadi lebih sering dibersihkan. Dari yang biasanya ngepel tiga hari sekali, kini bersih-bersih rumah dilakukan setiap hari. Biasanya, kami bersih-bersih menggunakan jasa pembersih rumah, kini kami menjadi semakin rajin dan mandiri karena ngeri mendatangkan orang baru ke rumah semenjak pandemi.

Yuk rajin bersih-bersih demi mencegah virus. (Foto Unsplash/pan xiaozhen)
Yuk rajin bersih-bersih demi mencegah virus. (Foto Unsplash/pan xiaozhen)

Seluruh tindakan preventif COVID-19 itu awalnya amat mengesalkan. Namun kini, kami paham itu cara paling waras untuk tetap sehat. Kami juga mulai merasakan manfaatnya. Jika dahulu kami gampang batuk, pilek, atau kelelahan, kini tubuh terasa semakin sehat dan bugar. Faktor lainnya ialah karena orang rumah keranjingan bermain sepeda keliling kompleks demi menjaga kekebalan tubuh.

At the end of the day, pandemi COVID-19 tidak melulu berdampak negatif. Kayak keluarga saya nih, kini bisa lebih aware terhadap kesehatan dan kebersihan. Semua itu demi meraih keberlangsungan dan kualitas hidup yang lebih panjang dan lebih baik. Waras kan? (SHN)

BACA JUGA:

Masker, Dari Aneh Hingga Jadi Sebuah Item Fesyen

#Kesehatan #Oktober Satgas Waras
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Bagikan