Kontras: Jokowi Tak Punya Kesungguhan Selesaikan Kasus Pelanggaran HAM

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 05 September 2017
Kontras: Jokowi Tak Punya Kesungguhan Selesaikan Kasus Pelanggaran HAM

Presiden Jokowi saat penyerahan hak pengelolaan hutan di Tanah Laut, Kalsel. (Biro Pers Setpres)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo dinilai tidak mempunyai kesungguhan untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) masa lalu. Padahal, pada masa kampanye Pilpres 2014, Jokowi berjanji menuntaskan kasus-kasus tersebut.

"Itu kegagalan jokowi memang tidak punya kesungguhan dan kekuatan politik memadai untuk menyelesaikan masalah ham berat," ujar Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Yati Andriyani dalam diskusi bertajuk "Munir, Demokrasi, dan Perlindungan Pembela HAM" di Universitas Atma Jaya, Jakarta, Selasa (5/9).

Menurutnya, Jokowi harus memiliki keyakinan bahwa masyarakat akan mendukung sikapnya untuk mengungkap pelanggaran HAM berat masa lalu.

"Jangan khawatir bahwa itu justru akan hancurkan kekuasaan dia. Sebagai pemimpin sejati, seharusnya meninggalkan kekhawatiran itu untuk kepentingan masyarakat, dalam hal ini penegakan HAM," tegasnya.

Yati menuturkan bahwa Jokowi mempunyai utang politik terkait kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu. Mengingat, isu tersebut menjadi "jualan" Jokowi-JK pada masa kampanye Pilpres 2014.

"Harusnya bisa kabulkan atau setidaknya dia punya usaha luar biasa untuk tunaikan janji (tuntaskan kasus HAM) karena dia memang punya utang politik apa pun terkait kasus masa lalu," jelasnya.

Yati menilai ketika terpilih menjadi Presiden RI ke-7 Jokowi terjebak dalam pragmatisme kekuasaan. Di mana kekuasaan dikontrol oleh partai politik dan individu yang berkuasa di masa lalu hingga saat ini.

"Di situlah terjadi kompromi politik yang akhirnya Jokowi tersandera dalam kompromi itu," ungkapnya.

Contoh paling jelas, sambung Yati, ketika Jokowi menangkat Jenderal (Purn) TNI Wiranto sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam).

"Atau menempatkan Hendropriyono sebagai orang dekat dalam memimpin negara ini. Itu indikasi kuat bahwa tersandera dalam kepentingan politik sampai akhirnya menyerah dengan kompromi dengan para pihak yang seharusnya dimintai pertanggungjawaban HAM," pungkas dia. (Pon)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Kasus HAM Hanya Jadi Komoditas Politik Untuk Raup Suara Di Pemilu

#HAM #Presiden Jokowi
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
DPR Warning Kementerian HAM: Peta Jalan Penyelesaian Pelanggaran HAM Jangan Cuma Jadi Pajangan, Implementasi Harus Se-Progresif Dialognya
Ketegasan hukum harus berjalan beriringan dengan kejelasan mekanisme pemulihan bagi mereka yang terdampak
Angga Yudha Pratama - Jumat, 19 Desember 2025
DPR Warning Kementerian HAM: Peta Jalan Penyelesaian Pelanggaran HAM Jangan Cuma Jadi Pajangan, Implementasi Harus Se-Progresif Dialognya
ShowBiz
METHOSA Rilis Single 'Adu Domba', Angkat tentang Aksi Kamisan dan Rentetan Tragedi HAM
Band rock METHOSA merilis single Adu Domba bertepatan dengan Hari HAM 2025. Suarakan solidaritas korban pelanggaran HAM dan kritik terhadap impunitas.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 17 Desember 2025
METHOSA Rilis Single 'Adu Domba', Angkat tentang Aksi Kamisan dan Rentetan Tragedi HAM
Indonesia
DPR Sambut Peta Jalan Penyelesaian HAM Berat, Negara Diminta Tak Lagi Menunda
Anggota Komisi XIII DPR RI menegaskan peta jalan penyelesaian pelanggaran HAM berat harus menjadi langkah konkret negara untuk mengungkap kebenaran dan menghadirkan keadilan.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 17 Desember 2025
DPR Sambut Peta Jalan Penyelesaian HAM Berat, Negara Diminta Tak Lagi Menunda
Indonesia
Ruang Pelayanan HAM di Kantor KemenHAM Dinamakan Marsinah, Natalius Pigai Bocorkan Makna di Baliknya
Pigai menegaskan bahwa jejak perjuangan Marsinah, yang kasus kematiannya pada tahun 1993 di Sidoarjo belum terselesaikan hingga kini, harus terus diwariskan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 11 November 2025
Ruang Pelayanan HAM di Kantor KemenHAM Dinamakan Marsinah, Natalius Pigai Bocorkan Makna di Baliknya
Indonesia
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Mantan Wali Kota Solo ini mendapatkan rumah pensiun hadiah dari negara di bangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 21 Oktober 2025
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Indonesia
Kemenkumham Soroti 10 Isu Krusial HAM dalam Pembahasan RUU KUHAP
Wamen HAM sebut standar HAM internasional wajib jadi acuan dalam pembahasan RUU KUHAP.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 22 September 2025
Kemenkumham Soroti 10 Isu Krusial HAM dalam Pembahasan RUU KUHAP
Indonesia
Misteri Hilangnya Peserta Demo, KemenHAM Tegaskan Jangan Terburu-buru Simpulkan 'Penghilangan Paksa' Sebelum Dua Orang Lainnya Ditemukan
Definisi penghilangan paksa adalah adanya pihak yang memaksa untuk menghilangkan seseorang
Angga Yudha Pratama - Jumat, 19 September 2025
Misteri Hilangnya Peserta Demo, KemenHAM Tegaskan Jangan Terburu-buru Simpulkan 'Penghilangan Paksa' Sebelum Dua Orang Lainnya Ditemukan
Indonesia
Kecam Penangkapan Delpedro Marhaen, Amnesty International: Negara Seharusnya Dengarkan Tuntutan Rakyat
Amnesty International Indonesia mengecam penangkapan Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen. Usman Hamid mengatakan, negara seharusnya mendengarkan tuntutan rakyat.
Soffi Amira - Rabu, 03 September 2025
Kecam Penangkapan Delpedro Marhaen, Amnesty International: Negara Seharusnya Dengarkan Tuntutan Rakyat
Indonesia
Polda Metro Jaya Duga Direktur Lokataru Jadi Dalang di Balik Aksi Anarkis Pelajar dan Anak-anak
DMR juga diduga telah menyebarkan berita bohong
Angga Yudha Pratama - Selasa, 02 September 2025
Polda Metro Jaya Duga Direktur Lokataru Jadi Dalang di Balik Aksi Anarkis Pelajar dan Anak-anak
Indonesia
Profil Delpedro Marhaen, Aktivis dan Direktur Lokataru Foundation yang Dijemput Paksa Polisi
Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen, dijemput paksa polisi pada Senin (1/9) malam. Ia tercatat sebagai mahasiswa magister Ilmu Politik di UPN Veteran Jakarta (UPNVJ) dan magister hukum di Universitas Tarumanagara.
Soffi Amira - Selasa, 02 September 2025
Profil Delpedro Marhaen, Aktivis dan Direktur Lokataru Foundation yang Dijemput Paksa Polisi
Bagikan