Kontras: Jokowi Tak Punya Kesungguhan Selesaikan Kasus Pelanggaran HAM


Presiden Jokowi saat penyerahan hak pengelolaan hutan di Tanah Laut, Kalsel. (Biro Pers Setpres)
MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo dinilai tidak mempunyai kesungguhan untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) masa lalu. Padahal, pada masa kampanye Pilpres 2014, Jokowi berjanji menuntaskan kasus-kasus tersebut.
"Itu kegagalan jokowi memang tidak punya kesungguhan dan kekuatan politik memadai untuk menyelesaikan masalah ham berat," ujar Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Yati Andriyani dalam diskusi bertajuk "Munir, Demokrasi, dan Perlindungan Pembela HAM" di Universitas Atma Jaya, Jakarta, Selasa (5/9).
Menurutnya, Jokowi harus memiliki keyakinan bahwa masyarakat akan mendukung sikapnya untuk mengungkap pelanggaran HAM berat masa lalu.
"Jangan khawatir bahwa itu justru akan hancurkan kekuasaan dia. Sebagai pemimpin sejati, seharusnya meninggalkan kekhawatiran itu untuk kepentingan masyarakat, dalam hal ini penegakan HAM," tegasnya.
Yati menuturkan bahwa Jokowi mempunyai utang politik terkait kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu. Mengingat, isu tersebut menjadi "jualan" Jokowi-JK pada masa kampanye Pilpres 2014.
"Harusnya bisa kabulkan atau setidaknya dia punya usaha luar biasa untuk tunaikan janji (tuntaskan kasus HAM) karena dia memang punya utang politik apa pun terkait kasus masa lalu," jelasnya.
Yati menilai ketika terpilih menjadi Presiden RI ke-7 Jokowi terjebak dalam pragmatisme kekuasaan. Di mana kekuasaan dikontrol oleh partai politik dan individu yang berkuasa di masa lalu hingga saat ini.
"Di situlah terjadi kompromi politik yang akhirnya Jokowi tersandera dalam kompromi itu," ungkapnya.
Contoh paling jelas, sambung Yati, ketika Jokowi menangkat Jenderal (Purn) TNI Wiranto sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam).
"Atau menempatkan Hendropriyono sebagai orang dekat dalam memimpin negara ini. Itu indikasi kuat bahwa tersandera dalam kepentingan politik sampai akhirnya menyerah dengan kompromi dengan para pihak yang seharusnya dimintai pertanggungjawaban HAM," pungkas dia. (Pon)
Baca juga berita lainnya dalam artikel: Kasus HAM Hanya Jadi Komoditas Politik Untuk Raup Suara Di Pemilu
Bagikan
Berita Terkait
Misteri Hilangnya Peserta Demo, KemenHAM Tegaskan Jangan Terburu-buru Simpulkan 'Penghilangan Paksa' Sebelum Dua Orang Lainnya Ditemukan

Kecam Penangkapan Delpedro Marhaen, Amnesty International: Negara Seharusnya Dengarkan Tuntutan Rakyat

Polda Metro Jaya Duga Direktur Lokataru Jadi Dalang di Balik Aksi Anarkis Pelajar dan Anak-anak

Profil Delpedro Marhaen, Aktivis dan Direktur Lokataru Foundation yang Dijemput Paksa Polisi

Direktur Lokataru Foundation Ditangkap, Cederai Prinsip Demokrasi dan HAM?

Transfer Data Pribadi ke AS Diklaim Menteri Natalius Pigai Tidak Bertentangan Dengan Prinsip HAM

Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Prabowo Tugaskan Gibran Tangani Papua, termasuk Masalah HAM dan Keamanan

[HOAKS atau FAKTA]: Pengadilan Internasional Perintahkan Jokowi Ditangkap karena Melanggar HAM
![[HOAKS atau FAKTA]: Pengadilan Internasional Perintahkan Jokowi Ditangkap karena Melanggar HAM](https://img.merahputih.com/media/5c/46/4d/5c464d4c91c1d5c46ec3a073551df96a_182x135.jpeg)
DPR dan Kemen-HAM Satu Komando, Usut Pelanggaran HAM Berat Eksploitasi Pemain Sirkus OCI
