Parenting

Kenali Tanda Bayi Gumoh

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Sabtu, 01 Mei 2021
Kenali Tanda Bayi Gumoh

Orang tua cemas saat bayi gumoh. (Sumber: Freepik/jcomp)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

GUMOH merupakan hal yang sering terjadi pada bayi, terutama yang masih mengonsumsi ASI. Ada yang frekuensinya jarang dan ada yang kerap kali gumoh setiap kali menyusu.

Konselor Laktasi, Anisya Cahya mengemukakan bahwa di Indonesia angka kejadian gumoh di dua bulan pertama kehidupan lebih tinggi dari negara lain. Meskipun termasuk kondisi wajar, banyak orang tua yang galau.

Baca juga:

371 Ribu Bayi Lahir pada Tahun Baru 2021

Mereka cemas kalo bayinya tidak mendapatkan ASI yang cukup karena gumoh. Namun kita tidak perlu khawatir. Walaupun si kecil tampak memuntahkan semuanya ternyata yang terjadi sebaliknya. "Apa yang tampaknya seperti seporsi makanan sebenarnya hanya satu atau dua sendok makan air susu yang bercampur dengan ludah," terang Anisya kepada merahputih.com.

Gumoh pada bayi. (Sumber: Freepik/Saknakorn22)

Menurutnya, air susu yang dimuntahkan oleh bayi relatif tidak berubah dari bentuk aslinya apabila hanya masuk sejauh kerongkongan sebelum dikeluarkan lagi. "Jika air susu sudah sampai hingga ke lambung sebelum dikeluarkan lagi, biasanya bentuknya tampak bergumpal-gumpal dan bau asam," ujarnya.

Anisya juga menjelaskan bahwa gumoh pada bayi yang baru lahir dan yang sudah besar memiliki sifat berbeda. "Pada bayi yang baru lahir, gumoh merupakan proses yang berhubungan dengan belum sempurnanya otot sphincter antara kerongkongan dengan lambung serta adanya sisa lendir yang harus dikeluarkan," tuturnya.

Baca juga:

Ciptakan Perjalanan Naik Pesawat Menyenangkan Bersama Bayi

Sementara pada bayi yang lebih besar terjadi ketika air susu yang diminum tercampur udara terdesak keluar oleh sendawa. "Kadang-kadang bayi gumoh karena terlalu kenyang," ucapnya.

Jangan langsung cemas saat bayi gumoh. (Sumber: Freepik/yanalya)

Lalu, adakah penanganan khusus dalam menghadapi bayi yang gumoh? "Enggak ada perawatan khusus tetapi ibu dapat melakukan beberapa hal untuk mengurangi denga meminimalisir kemungkinan tertelannya udara pada saat menyusui," jelasnya. Dirinya menyarankan para ibu untuk selalu memperhatikan perlekatan saat menyusui.

Ketika bayi melekat dengan sempurna di payudara saat menyusu, maka proses ia dalam mendapatkan asupannya berjalan secara optimal. Ibu pun tidak perlu mencemaskan susu yang mungkin keluar saat gumoh karena air susu yang ia konsumsi sudah cukup. Apabila ibu mengalami kesulitan saat menyusui segera temui konselor laktasi. (avia)

Baca juga:

Alasan Bayi Harus Digendong Tiga Bulan Pertama

#Bayi #ASI #Kesehatan #Parenting
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Bagikan