Kenali Phantosmia Gangguan Halusinasi Penciuman

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Rabu, 13 Juli 2022
Kenali Phantosmia Gangguan Halusinasi Penciuman

hantosmia atau halusinasi penciuman kerap membuat penderitanya merasa bingung dan tidak nyaman, terutama bila sedang berinteraksi dengan orang lain. (Unsplash/Richard Escedi)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Phantosmia merupakan kondisi ketika seseorang seolah-lah dapat mencium suatu aroma, tetapi orang lain tidak mencium aroma tersebut. Pasalnya, zat atau benda yang menyebabkan aroma tersebut tidak nyata. Kondisi ini termasuk dalam gejala gangguan saraf penciuman.

Phantosmia atau halusinasi penciuman kerap membuat penderitanya merasa bingung dan tidak nyaman, terutama bila sedang berinteraksi dengan orang lain. Alodokter menyatakan bahwa pada kasus tertentu, kondisi ini juga bisa membuat penderitanya tidak nafsu makan akibat aroma tidak sedap atau bau busuk yang diciumnya.

Aroma tidak sedap tersebut dapat tercium dari salah satu lubang hidung atau keduanya. Terkadang, bau ini bisa menetap sepanjang hari maupun hilang timbul di waktu tertentu.

Mengenal Berbagai Penyebab Phantosmia

Phantosmia terjadi ketika terdapat gangguan pada saraf penciuman di hidung atau bagian otak yang berfungsi untuk memproses rangsangan dari indra penciuman. Kondisi halusinasi penciuman ini bisa terjadi karena beberapa hal, di antaranya:

- Cedera kepala.
- Epilepsi.
- Migrain, biasanya pada migrain dengan aura.
- Infeksi rongga sinus.
- Polip hidung.
- Rhinitis alergi.
- Tumor otak.
- Demensia, misalnya akibat penyakit Alzheimer.
- Penyakit Parkinson.
- Gangguan psikotik, misalnya skizofrenia. - Stroke.
- Efek samping obat-obatan, misalnya obat tetes hidung.

Selain berbagai hal di atas, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa phantosmia juga dapat disebabkan oleh infeksi saluran napas, seperti COVID-19.

Baca juga:

Betapa Pentingnya Indera Penciuman Menilai Kelezatan Makanan

phantosmia
Phantosmia terjadi ketika terdapat gangguan pada saraf penciuman di hidung atau bagian otak yang berfungsi untuk memproses rangsangan dari indra penciuman. (Freepik/Diana.Grytsku)

Hal ini bisa terjadi karena infeksi virus Corona menyebabkan seseorang mengalami gangguan saraf penciuman sehingga muncul gejala kehilangan penciuman (anosmia), kurang sensitif terhadap bau (hiposmia), atau kesalahan persepsi terhadap bau tertentu (parosmia).

Langkah Diagnosis Phantosmia

Bila kamu merasakan gejala phantosmia, sebaiknya periksakan diri ke dokter agar penyebabnya dapat diketahui. Dengan demikian, dokter bisa memberikan penanganan yang tepat sesuai penyebabnya.

Untuk mencari tahu penyebab phantosmia, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti endoskopi hidung, pemeriksaan radiologi, dan elektroensefalografi (EEG).

Endoskopi hidung atau rinoskopi dilakukan dengan cara memasukkan alat khusus ke dalam hidung untuk melihat bagian dalam rongga hidung dengan lebih jelas dan memastikan apakah ada masalah yang dapat menyebabkan phantosmia, misalnya polip atau tumor di hidung, serta rhinitis alergi.

Baca juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Mencuci Hidung dengan Garam Mampu Hilangkan Corona

phantosmia
Untuk mencari tahu penyebab phantosmia, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. (Freepik/Jcomp)

Pemeriksaan radiologi, seperti foto Rontgen dan CT scan kepala, juga dapat dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat kelainan pada rongga hidung dan otak yang bisa menyebabkan munculnya keluhan phantosmia, misalnya tumor di hidung atau otak, demensia, dan penyakit Parkinson.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas listrik di otak. Pasalnya, ketika kamu merasakan gejala phantosmia, gelombang listrik di otak akan menunjukkan pola tertentu dan hal ini bisa terdeteksi melalui pemeriksaan EEG.

Biasanya, pemeriksaan ini dilakukan saat dokter mencurigai bahwa phantosmia disebabkan oleh kelainan pada otak, seperti epilepsi atau migrain dengan aura.

Selain pemeriksaan di atas, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lain, seperti tes darah dan tes PCR, jika phantosmia dicurigai muncul karena COVID-19.

Cara Mengobati Phantosmia

Pengobatan phantosmia perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Misalnya, bila phantosmia disebabkan oleh epilepsi, dokter bisa memberikan obat antiepilepsi untuk mengatasi kondisi tersebut. Sementara itu, phantosmia yang disebabkan oleh tumor otak, dapat diatasi dengan langkah operasi atau kemoterapi.

Untuk mengatasi phantosmia yang disebabkan oleh COVID-19, dokter akan memberikan obat antivirus guna membasmi virus Corona dan kortikosteroid untuk mengatasi peradangan pada saraf penciuman.

Meski tidak mengancam nyawa, phantosmia dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Jika tidak diobati, kondisi ini bisa saja menyebabkan penurunan nafsu makan atau bahkan dehidrasi dan malnutrisi.

Oleh karena itu, bila merasakan gejala phantosmia, terlebih jika keluhan ini sudah dirasakan cukup lama atau sering kambuh, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. (dgs)

Baca juga:

4 Cara Mengembalikan Indra Penciuman

#Kesehatan #Bulu Hidung
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Bagikan