Betapa Pentingnya Indera Penciuman Menilai Kelezatan Makanan


Indera perasa hanya menyumbang sedikit tentang rasa. (Foto: Pixabay-Dana Tentis)
MENIKMATI makanan kurang sedap jika hidung tersumbat. Apalagi jika sedang kehilangan atau berkurangnya indera penciuman seperti kebanyakkan kasus penderita COVID-19. Sebab, makan ternyata butuh dukungan indera penciuman.
Banyak orang keliru menganggap indera perasa berperan besar bagi penilaian seseorang terhadap makanan. Indera perasa, seturut Chandler Burr dalam The Emperor of Scent: A True Story Perfume and Obsession, sumbangannya tak terlampau besar menentukan rasa sebab hanya mampu merespon enam rangsangan berbeda, meliputi asam, asin, manis, kecut, gurih, dan kecut.
Baca juga:
Mengenal Operasi Hybrid, Tindakan Pengobatan untuk Kesehatan Jantung
Tak heran betapa banyak penderita COVID-19 merasa terganggu saat penciumannya tak berfungsi maksimal, salah satunya lantaran tak bisa menikmati makanan. Bahkan, bau tak sedap atau wewangian lainnya beraroma menyengat lebih kuat ketimbang aroma makanan terkadang membuat selera makan berkurang atau malah tak jadi bersantap.

Abad ke-8 di Perancis masa Kartel Martel (Charlemagne), ada peraturan khusus bagi perempuan saat makan satu meja dengan tamu lainnya. Perempuan dilarang menggunakan parfum menyengat karena akan merusak selera makan.
Larangan tersebut bukan bualan belaka sebab indera penciuman memang memainkan peran besar bahkan saat seseorang mengidentifikasi makanan. Jack Ward dari Popular Science Magazine membuat sebuah pengujian terhadap empat relawan mencicip dua potongan makanan, kentang dan apel, dengan mata dan hidung tertutup.
Baca Juga:
Keempat relawan ternyata tak bisa membedakan mana potongan kentang dan mana apel. Ketika mata masih tertutup namun hidup terbuka bebas untuk mencium, maka keempatnya dapat dengan mudah membedakan kentang dan apel.

Manusia dan tikus, menurut ahli biologi asal Fred Hutchinson Cancer Research Centre Dr. Linda Buck, memiliki 1.000 reseptor bau di hidung sehingga setiap aroma mengirim sinyal akan ditangkap reseptor lalu diteruskan ke saraf penciuman bagian otak untuk merespon wewangian, lantas akhirnya diidentifkasi.
“Indra penciuman, di sisi lain, memberi 90% dari rasa sehingga menjelaskan mengapa indra perasa kita berkurang ketika kebanyakan (makanan),” tulis Chandler Burr.
Indera penciuman, lanjutnya, dapat merespon rasa dan memberi sumbangan besar tentang kenikmatan saat makan karena aroma berisi ratusan molekul wewangian berbeda. Maka, jangan sekali-kali mengecilkan peran indera penciuman saat menyantap hidangan. Sedapnya makanan terkadang bisa diterka hanya dengan mencium aromanya. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
Ngeri Banget! OPPO Find X9 Pro Tembus Skor 4 Juta Poin di AnTuTu

iOS 26 Sudah Rilis, ini Daftar iPhone yang Kebagian Update beserta Fitur Barunya

Remaja China Kencingi Kuah Hotpot, Diharuskan Ganti Rugi Rp 4,7 Miliar

iPhone 18 Isyaratkan Pakai Dynamic Island Lebih Kecil, Face ID Bawah Layar Belum Siap

Bocoran Terbaru OPPO Reno 15: Bawa Kamera 200MP dan Hadirnya Model Pro+

Samsung Galaxy S26 Pro dan Edge Dipastikan Meluncur dengan Chip 2nm Pertama

Harga Huawei Pura 80 Series di Indonesia, Segera Rilis dengan Desain Elegan dan Baterai Tahan Lama

Huawei Pura 80 Ultra Punya Kamera Telefoto Ganda, Bisa Zoom Jarak Jauh Tanpa Buram!

Desainnya Bocor, Samsung Galaxy S26 Pro Disebut Mirip Seri Z Fold

iPhone 17 Pro dan Pro Max Pakai Rangka Aluminum, Kenapa Tinggalkan Titanium?
