Kandungan Berbahaya dalam Udara yang Tercemar


WHO mengatakan bahwa polusi udara membunuh sekitar tujuh juta orang setiap tahunnya. (Foto: Freepik/Master1305)
POLUSI udara di beberapa kota di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Melansir Data IQAir pada pagi hari ini Senin (4/9/2023) pukul 06.00 WIB kualitas udara di Jakarta mulai membaik dari status tidak sehat menjadi sedang dengan indeks kualitas udara AQI US 95 dan polutan utama PM2.5.
Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 6,6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. Cuaca kota Jakarta pagi ini beberapa awan dengan suhu 24 derajat celcius, kelembapan 62%, angin 11,1 hm/h dan tekanan 1.012 mbar.
Kota lainnya seperti Mempawah, Kalimantan Barat pun masuk dalam 10 kota berpolusi dan tidak sehat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa sembilan dari sepuluh orang secara rutin menghirup udara dengan tingkat polusi yang berbahaya. Polusi udara membunuh sekitar tujuh juta orang setiap tahunnya.
Lalu, apa saja kandungan berbahaya dalam polusi udara?
Baca juga:
Buat Kompos, Kontribusi Sederhana untuk Kurangi Polusi Udara

1. Partikel Polutan
PM10 disebut mengancam kesehatan tubuh karena bisa masuk ke paru-paru lewat saluran pernapasan dan terkumpul di sana. Sedangkan PM2,5 disebut memiliki risiko kesehatan yang lebih besar.
Ukuran partikel yang tak lebih besar dari sehelai rambut membuat PM2.5 bisa masuk jauh ke paru-paru. Ini dapat menyebabkan alergi, infeksi bakteri di paru-paru, hingga mengidap kanker.
2. Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) biasanya dilepaskan ketika sesuatu sedang terbakar. Sumber CO terbesar ke udara terbuka adalah mobil, truk, dan kendaraan atau mesin lain yang membakar bahan bakar fosil.
Bila terhirup, CO dapat menyebabkan pusing dan mual. Dalam kadar yang tinggi, CO dapat membuat pingsan bahkan meninggal dunia.
3. Nitrogen Dioksida (NO2)
Salah satu komponen yang memengaruhi kualitas udara dan gas beracun. Sumber pencemarannya berasal dari aktivitas kendaraan bermotor, industri, dan rumah tangga.
Dalam jangka panjang, seseorang yang sering menghirup Nitrogen Oksida dapat batuk-batuk sampai asma. Bila NO2 ini terkena hujan maka air hujan akan berubah menjadi asam sulfat.
4. Timah Hitam (Pb)
Jenis polutan berbahaya yang biasanya dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Pb saat ini menjadi salah satu penyumbang pencemaran udara yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Penggunaan Pb biasanya terdapat di industri kimia, baterai, keramik, dan cat. Selain itu, timah hitam juga dapat berasal dari hasil pembakaran bahan bakar bensin dalam berbagai senyawa Pb.
Pb adalah bahan toksik yang mudah terakumulasi dalam organ manusia dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan berupa anemia, gangguan fungsi ginjal, gangguan sistem saraf, otak, dan kulit.
5. Sulfur Dioksida (SO2)
Gas polutan yang banyak dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung unsur belerang seperti minyak, gas, batubara, dan kokas. Serupa karbon monoksida, gas SO2 sulit dideteksi karena tidak berwarna.
Paparan SO2 jangka pendek ke manusia dapat menyebabkan efek yang membahayakan fungsi pernapasan, khususnya bagi mereka yang menderita asma. Sedangkan, paparan jangka panjang dapat mengganggu fungsi paru-paru, penyakit pernapasan, dan dalam kadar tertentu bisa menyebabkan iritasi tenggorokan.
Baca juga:

6. Gas Amonia
Gas yang tidak berwarna dan menimbulkan bau yang sangat kuat. Amonia dapat bertahan kurang lebih satu minggu di udara. Gas ini terpajan melalui pernapasan dan dapat mengakibatkan iritasi yang kuat pada sistem pernapasan.
Gejala akibat terpapar amonia tergantung pada jalan terpaparnya, dosis, dan lama pemaparannya. Gejalanya antara lain mata berair dan gatal, hidung iritasi, gatal dan sesak, iritasi tenggorokan, kerongkongan, dan jalan pernapasan terasa panas, kering, serta batuk-batuk.
7. Hidrokarbon (HC)
Senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Banyak ditemukan dalam minyak tanah, bensin, gas alam, plastik, dan lain-lain.
Hidrokarbon berbahaya bagi makhluk hidup dalam konsentrasi ppm tertentu. Pengaruhnya bisa berupa iritasi, lemas, pusing, berkunang-kunang, dan lain sebagainya.
8. Hidrogen Sulfida (H2S)
Gas tidak berwarna, sangat beracun, mudah terbakar, dan memiliki karakteristik bau telur busuk. Gas H2S dengan cepat diserap oleh paru-paru.
Dalam konsentrasi rendah, hidrogen sulfida dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, atau kerongkongan. Bahkan dapat terjadi kesulitan pernapasan pada penderita asma. Konsentrasi lebih tinggi dari 500 ppm dapat mengakibatkan hilangnya kesadaran dan mungkin kematian.
Itulah polutan-polutan berbahaya yang mengganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kita harus sadar pentingnya menjaga kebersihan udara agar tercipta kualitas hidup yang lebih sehat dan baik. (dgs)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Pagi Ini Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia, Nomor 1 Kota di Afrika

Jakarta Susun Mitigasi Kurangi Emisi GRK 30 Persen hingga 2030

Pagi ini, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kedua di Dunia

Ketika Udara Bersih Menjadi Kebutuhan: Solusi Praktis untuk Lingkungan Sehat di Rumah

4 Hari Berturut Kualitas Udara Jakarta Masuk 4 Besar Kota Terburuk di Dunia

Udara Jakarta Terburuk Kedua Dunia Setelah Kemarin Nomor 4, Warga Diimbau Pakai Masker

Hari Ini Kualitas Udara Jakarta Terburuk ke-4 Dunia, Nomor 1 Kinshasa

Menteri LH: Kendaraan Berat Tak Lolos Uji Emisi Kena Sanksi

Pemprov DKI Libatkan Daerah Aglomerasi untuk Atasi Polusi Udara Jakarta

Jakarta Dihantam Polusi Terburuk Ketiga Dunia pada Selasa (15/7), Warga Diminta Pakai Masker Saat di Luar Ruangan
