Jelang 20 Oktober Situasi Politik Seharusnya Diwarnai Dengan Perayaan
Politisi Golkar yang juga anggota DPR Ace Hasan Syadzily (Foto: mpr.go.id)
MerahPutih.Com - Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Ace Hasan Syadzily menilai bahwa seharusnya semua bangsa Indonesia sepakat Pilpres 2019 sudah selesai dan pertarungan politik perebutan kekuasaan sudah tidak relevan lagi menjadi perdebatan.
"Menjelang 20 Oktober seharusnya situasi politik kita diwarnai dengan perayaaan. Karena kita semua sebagai bangsa Indonesia telah melewati satu fase demokrasi di mana kita telah melakukan proses Pemilu yang berjalan dengan baik dan tak perlu ada yang dikhawatirkan secara politik," kata Ace dalam sebuah diskusi bertemakan 'Menakar Situasi Polhukam Menjelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI' yang digelar oleh Indonesian Public Institute (IPI) di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (15/10).
Baca Juga:
Prabowo Rela Sowan Keliling Kubu Jokowi Demi Ambisi Gerindra Masuk Kabinet?
Bahkan perdebatan terkait dengan sah atau tidaknya hasil pilpres oleh KPU juga sudah selesai di meja persidangan Majelis hakim Mahkamah Konstitusi (MK).
"Drama politik misalnya keraguan terhadap netralitas KPU dan lain-lain, telah teruji dalam proses yang diatur dalam konstitusi kita, salah satunya JR (judicial review) ke MK dan semua mata rakyat bisa menyaksikan bagaimana legitimasi Pilpres 2019," ujarnya.
"Bahwa ada kekurangan di sana sini itu pun sudah diselesaikan sesuai konstitusi," sambungnya.
Ditambah lagi, Presiden Joko Widodo juga sudah bertemu langsung dengan para ketua partai politik oposisi dan menentukan arah pembangunan pemerintahan ke depan. Bagi Ace, fenomena politik tersebut juga harus dipahami bahwa kontestasi politik juga sudah selesai.
"Kita bisa saksikan Pak Jokowi sudah bertemu dengan Prabowo, Zulkifli Hasan, SBY. Itu menggambarkan sesungguhnya secara politik proses pilpres sudah selesai," terangnya.
Maka dari itu, Ace memandang bahwa sudah tidak relevan lagi ada riak-riak penolakan terhadap hasil Pilpres dan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2019.
"Dan seharusnya semua pihak menerima dan menganggap pelantikan 20 Oktober adalah perayaan kemenangan rakyat," tegasnya.
Ketua DPP Partai Golkar ini juga menyinggung masalah aksi unjuk rasa beberapa elemen baik elemen kelompok keagamaan, masyarakat, Mahasiswa hingga pelajar.
Ia menilai bahwa narasi yang sebenarnya dibangun khususnya oleh mahasiswa tidak ada yang menyinggung masalah pelantikan Jokowi, mereka hanya mengritisi tentang persoalan Revisi Undang-undang di DPR. Namun mengapa ada narasi mencuat soal penolakan terhadap pelantikan.
Baca Juga:
Pakar Intelijen Percaya Mahasiswa Bisa Dilobi Lancarkan Pelantikan Jokowi
"Satu bulan terakhir ini, misalnya demonstrasi oleh mahasiswa, sesungguhnya tidak ada kaitannya langsung dengan pelantikan presiden, tapi orang menghubungkannya," pungkasnya.
Atas dasar itu, Ace memandang bahwa pihak-pihak yang ingin memperkeruh hasil pilpres 2019 dan mencegah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, maka mereka adalah kelompok yang anti demokrasi.
"Jadi kalau ada pihak yang mempersoalkan pelantikan presiden, saya berani berkesimpulan bahwa mereka memang orang-orang yang anti demokrasi," tandasnya.(Knu)
Baca Juga:
Prabowo Redakan Situasi Politik Jelang Pelantikan Jokowi-Ma'ruf
Bagikan
Berita Terkait
Pengamat Soroti Sanksi untuk Sahroni dkk, Ada Upaya ‘Melindungi’ Teman Sendiri
Dinyatakan Langgar Etik dan Dijatuhi Sanksi Nonaktif 6 Bulan, Ahmad Sahroni Hormati Putusan MKD DPR
Hormati Putusan MKD DPR, Uya Kuya: Sidang Etik Berjalan Objektif dan Profesional
MKD Putuskan Sanksi untuk 5 Anggota DPR Nonaktif, Sahroni dan Eko Patrio Dihukum Paling Berat
Ahli Ungkap Ada Penggiringan Opini Terstruktur di Aksi Demo DPR
MKD Gelar Pemeriksaan Awal 5 Anggota Nonaktif DPR Terkait dengan Dugaan Pelanggaran Etika
Orkestra Simfoni Praditya Wiratama Unhan Senang Aksi Joget Anggota DPR, Merasa Dihargai
Putuskan Rahayu Saraswati Tetap Jadi Anggota DPR, MKD Bahas 5 Kasus Etik Baru
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Aksi Teaterikal Peringatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta