Jangan Salah Menggunakan Disinfektan dan Antiseptik


Antiseptik. (Foto: Pixabay/Kreuz_und_Quer)
HINGGA saat ini masih banyak orang yang belum bisa membedakan antara antiseptik dan disinfektan. Meski sama-sama bisa membunuh bakteri, virus dan mikroba jahat di sekitarmu, keduanya memiliki perbedaan. Oleh karena itu pakar kesehatan mengingatkan untuk tidak tertukar menggunakan antiseptik dan disinfektan.
"Antiseptik pembunuh bakteri atau virus yang dikhususkan untuk bagian-bagian tubuh seperti tangan, sedangkan disinfektan pembunuh bakteri, kuman atau virus untuk alat-alat yang kita gunakan sehari-hari," kata dokter Aditya Surya Pratama dalam webinar 'Perlindungan Ekstra Saat Berkegiatan Bersama Saniter Untuk #IndonesiaTerlindungi', seperti dilansir Antara, Kamis (10/12).
Baca juga:
Aditya mengatakan bisa saja menggunakan antiseptik untuk membersihkan permukaan benda, akan tetapi hasilnya tak akan optimal seperti pada bagian tubuh. Ia menyarankan untuk membaca petunjuk penggunaan, baik itu antiseptik ataupun disinfektan sehingga tak salah memanfaatkannya.

Hasil yang tidak maksimal juga berlaku ketika kamu ingin membersihkan udara dengan cara menyemprotkan cairan antiseptik yang telah dijadikan cairan difusser. "Saya kira agak terlalu membuang-buang energi kalau membersihkan udara dari virus dengan menyemprot," ucap Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Persahabatan, Erlina Burhan beberapa waktu lalu.
Baca juga:
Semua yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Vaksin COVID-19 Sinovac
Sebaliknya, jangan menyemprotkan disinfektan ke tubuh. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hal itu bisa membahayakan secara fisik maupun psikologi. Penyemprotan disinfektan ke tubuh juga tidak akan mengurangi kemampuan orang terinfeksi virus Corona.

Profesor mikrobiologi di Edinburgh Napier University, Skotlandia, Stephanie Dancer mengingatkan bahan kimia pada disinfektan seperti hidrogen peroksida bisa mendekontaminasi permukaan atau benda dan menghasilkan radikal bebas perusak yang menyerang komponen sel sehingga mampu membunuh hampir semua bakteri, virus, dan mikroba lain di permukaan.
"Area utama yang harus didisinfeksi adalah permukaan yang sering digunakan bersama oleh anggota keluarga dan yang bersentuhan dekat dengan cairan tubuh. Jika jendela Anda kotor, itu bukan masalah besar bagi kesehatan Anda, tetapi kenop pintu yang disentuh setelah bersin bisa menjadi masalah," ucap profesor mikrobiologi di Medical University of South Carolina, Michael G. Schmidt, seperti dilansir dari Insider. (Yni)
Baca juga:
Setahun Berlalu, Ini Mitos yang Masih Beredar Tentang COVID-19
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
