Jangan Salah Menggunakan Disinfektan dan Antiseptik

Muchammad YaniMuchammad Yani - Jumat, 11 Desember 2020
Jangan Salah Menggunakan Disinfektan dan Antiseptik

Antiseptik. (Foto: Pixabay/Kreuz_und_Quer)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

HINGGA saat ini masih banyak orang yang belum bisa membedakan antara antiseptik dan disinfektan. Meski sama-sama bisa membunuh bakteri, virus dan mikroba jahat di sekitarmu, keduanya memiliki perbedaan. Oleh karena itu pakar kesehatan mengingatkan untuk tidak tertukar menggunakan antiseptik dan disinfektan.

"Antiseptik pembunuh bakteri atau virus yang dikhususkan untuk bagian-bagian tubuh seperti tangan, sedangkan disinfektan pembunuh bakteri, kuman atau virus untuk alat-alat yang kita gunakan sehari-hari," kata dokter Aditya Surya Pratama dalam webinar 'Perlindungan Ekstra Saat Berkegiatan Bersama Saniter Untuk #IndonesiaTerlindungi', seperti dilansir Antara, Kamis (10/12).

Baca juga:

Benarkah Konsumsi Makanan ini Bikin Bau Badan?

Aditya mengatakan bisa saja menggunakan antiseptik untuk membersihkan permukaan benda, akan tetapi hasilnya tak akan optimal seperti pada bagian tubuh. Ia menyarankan untuk membaca petunjuk penggunaan, baik itu antiseptik ataupun disinfektan sehingga tak salah memanfaatkannya.

Antiseptik dan disinfektan itu berbeda. (Foto: Pixabay/yosratawakol)
Antiseptik dan disinfektan itu berbeda. (Foto: Pixabay/yosratawakol)

Hasil yang tidak maksimal juga berlaku ketika kamu ingin membersihkan udara dengan cara menyemprotkan cairan antiseptik yang telah dijadikan cairan difusser. "Saya kira agak terlalu membuang-buang energi kalau membersihkan udara dari virus dengan menyemprot," ucap Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Persahabatan, Erlina Burhan beberapa waktu lalu.

Baca juga:

Semua yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Vaksin COVID-19 Sinovac

Sebaliknya, jangan menyemprotkan disinfektan ke tubuh. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hal itu bisa membahayakan secara fisik maupun psikologi. Penyemprotan disinfektan ke tubuh juga tidak akan mengurangi kemampuan orang terinfeksi virus Corona.

Penyemprotan antiseptik ke udara tak akan berguna. (Foto: Pixabay/KlausHausmann)
Penyemprotan antiseptik ke udara tak akan berguna. (Foto: Pixabay/KlausHausmann)

Profesor mikrobiologi di Edinburgh Napier University, Skotlandia, Stephanie Dancer mengingatkan bahan kimia pada disinfektan seperti hidrogen peroksida bisa mendekontaminasi permukaan atau benda dan menghasilkan radikal bebas perusak yang menyerang komponen sel sehingga mampu membunuh hampir semua bakteri, virus, dan mikroba lain di permukaan.

"Area utama yang harus didisinfeksi adalah permukaan yang sering digunakan bersama oleh anggota keluarga dan yang bersentuhan dekat dengan cairan tubuh. Jika jendela Anda kotor, itu bukan masalah besar bagi kesehatan Anda, tetapi kenop pintu yang disentuh setelah bersin bisa menjadi masalah," ucap profesor mikrobiologi di Medical University of South Carolina, Michael G. Schmidt, seperti dilansir dari Insider. (Yni)

Baca juga:

Setahun Berlalu, Ini Mitos yang Masih Beredar Tentang COVID-19

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan