Jangan Putus Asa Ketika Sakit Ginjal


Penyakit ginjal (Foto: Pixabay/mohamed_hassan)
PENYAKIT ginjal adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti oleh banyak orang. Sebagai organ dalam manusia, ginjal berfungsi untuk menyaring racun pada tubuh. Sehingga jika organ ini rusak, maka tubuh akan mudah lelah dan sakit, dampak terburuknya tentu kematian.
Hal yang harus kamu ketahui, penyakit ginjal dan hipertensi saling terkait. Hipertensi yang tidak terkontrol bisa menjadi faktor risiko Penyakit Ginjal Kronik (PGK). Sebaliknya, PGK dapat memperburuk hipertensi yang tidak terkontrol. Karena ekspansi volume dan peningkatan resistensi perifer pembuluh darah.
Baca juga:
Meskipun termasuk salah satu penyakit serius. Dr. Tunggul D. Situmorang, SpPD-KGH, Dipl/M.Med.Si, Finasim mengatakan agar pasien penyakit ginjal tidak perlu merasa putus asa. Karena penyakit tersebut bisa disembuhkan. Asalkan pasien patuh dengan metode pengobatan yang dianjurkan oleh dokter.

"Sakit ginjal itu bisa dicegah. Kalau sudah sakit bisa diperlambat supaya tidak cuci darah," kata Tunggul di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/10).
Jika tidak bisa diatasi dengan obat-obatan. Penyakit ginjal tetap bisa ditangani dengan tindakan dialisis atau cuci darah. Tapi sayangnya, banyak pasien penyakit ginjal yang takut menjalani proses cuci darah. Mereka takut mencoba. Padahal, cuci darah dapat memperpanjang harapan hidup untuk pasien penyakit ginjal.
Baca juga:
Menghindari Asupan Karbohidrat Ternyata Berbahaya bagi Tubuh
Menurut Tunggul, kebanyakan pasien penyakit ginjal baru berani memutuskan melakukan cuci darah ketika penyakit mereka sudah parah. Kalau sudah begitu justru peluang hidup lebih lama justru menjadi kecil.

"Kalau sudah cuci darah juga belum tentu gagal hidup, cuci darah merupakan solusi, apalagi sekarang sudah ditanggung BPJS," ujarnya.
Selain cuci darah, cara terakhir untuk menolong pasien penyakit ginjal menurut Tunggul ialah dengan melakukan transpalansi ginjal. Bahkan peluang sembuh total dengan transpalansi ginjal sangat besar.
"Transpalasi merupakan pengobatan ginjal secara paripurna. Kalau transpalasi berhasil dan urinenya keluar, keratininnya langsung turun. Hidupnya jadi normal," imbuhnya.
Baca juga:
Oleh karena itu, Tunggul juga berpesan agar setiap orang berani menyumbangkan ginjal mereka kepada yang membutuhkan. Tidak perlu takut, kualitas hidup jadi menurun. Karena, manusia tetap bisa hidup dengan satu ginjal.
"Yang memberikan ginjal (pendonor ginjal) mereka tetap hidup normal," pungkasnya. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Tiga Fase yang Perlu Diwaspadai Saat Terpapar Campak, Demam Tinggi hingga Ruam Menghitam

Apa Itu Campak? Ini Penjelasan Lengkap dan Fakta KLB di Sumenep, Jawa Timur

Infeksi Cacing Bikin Raya Meninggal, DPR: Bukti Akses Kesehatan di Pedesaan Lemah

Geger Kematian Balita di Sukabumi, Demokrat: Bukti Gagalnya Negara Lindungi Rakyat Miskin

Stop Sekarang! Kebiasaan Sepele Ini Diam-Diam Picu Hipertensi di Usia Muda!

Kenali Tanda Bahaya Tekanan Darah Tinggi Ekstrem Sebelum Terlambat

Waspadai! Duduk Terlalu Lama dan Olahraga Berat Picu Nyeri Pinggang

Mengenal Pneumonia Ganda yang Dialami Paus Fransiskus Sebelum Wafat

Dokter Neurologi Ungkap Pemicu Parkinson Dini pada Remaja dan Dewasa Muda Akibat Pengaruh Lingkungan Hingga Obat-obatan
