Helm Perang Simbol Kesalnya Dubes Ukraina ke Israel


Duta Besar Ukraina untuk Israel Yevgen Korniychuk mengenakan helm pelindug saat konferensi pers di Kedubes Ukraina di Tel Aviv, Israel, 7 Maret 2022. (ANTARA/Reuters/Rami Amichay/as)
MerahPutih.com - Israel telah menolak untuk memberikan bantuan defensif kepada Ukraina yang sedang berperang melawan invasi Rusia. Penolakan ini memicu reaksi kesal dari Duta Besar Ukraina untuk Israel Yevgen Korniychuk.
Sang Dubes Ukraina menunjukkan emosinya dalam jumpa pers dengan memakai helm sebagai simbol kekesalannya. Dalam acara yang berlangsung Senin (7/3) malam itu, Korniychuk menyatakan aksinya memakai helm perang secara retorik mempertanyakan alasan Israel yang menolak memberik bantuan dengan dalih perlengkapan seperti itu dianggap mematikan.
Baca Juga:
Rusia Mangkir Sidang Perdana Mahkamah Internasional Tuduhan Genosida di Ukraina
"Tolong katakan pada saya, bagaimana Anda bisa membunuh dengan (helm) ini? Tidak mungkin. Jadi saya tidak tahu apa yang ditakutkan orang-orang ini. Memberi (alat) keselamatan personal bagi penduduk Ukraina… itulah hal yang paling sederhana yang bisa mereka lakukan," kata Korniychuk, dilansir Reuters, Selasa (8/3).
Meski kesal terhadap Israel, Korniychuk masih menyampaikan rasa terima kasihnya ke negara tempatnya berdinas itu. Dia memuji upaya Israel memediasi Rusia dan Ukraina. Menurut dia, upaya mediasi itu melebihi bantuan militer apa pun yang diberikan Israel.

"Ini jauh lebih penting ketimbang, misalnya, penjualan senjata atau amunisi, dan sebagainya, bahwa kami masih berjuang bersama Israel adalah isu sampingan, tapi karena keterbatasan (Israel) kami memakluminya," ungkap dia, dikutip Antara.
Namun, Korniychuk lagi-lagi dalam kesempatan itu mengungkit aksinya memakai helm saat jumpa pers. Dubes Ukraina itu kembali meminta agar Israel memberikan bantuan rompi dan helm pelindung, yang salah satunya dia pakai saat berbicara.
Untuk diketahui, Israel memang menjadi salah satu negara yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Namun, Israel telah membatasi diri untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan terus membuka diri pada Moskow. Bahkan, Perdana Menteri Naftali Bennett telah berbicara dengan Presiden Rusia di Moskow pada Sabtu (5/3) pekan lalu. (*)
Baca Juga
AS dan Eropa Bahas Pelarangan Impor Minyak Rusia
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
5 Dampak Mengerikan Jika Terjadi Perang Dunia III, Trauma Psikologis hingga Meningkatnya Kemiskinan

Korut Tepis Isu 6.000 Tentaranya Tewas di Perang Rusia-Ukraina, Hanya Ratusan

Eks Marinir TNI AL Gabung Rusia Perang di Ukraina, Satria Bisa Dihukum Kalau Masih WNI

Zelenskyy Telepon Trump 1 Jam, Langsung Setuju Hentikan Serangan ke Infrastruktur Energi Rusia

Rusia Rebut Kursk, Ukraina Terdesak setelah AS Putus Bantuan Intelijen

Pakai Pendekatan Wortel dan Tongkat, Trump Hentikan Semua Bantuan Militer AS ke Ukraina

Ditelepon Trump, Presiden Rusia Putin Sepakat Hentikan Perang di Ukraina

Pentagon Deteksi 10.000 Tentara Korut Sudah Berada di Perbatasan Ukraina

Rusia Klaim Rebut Kota Kecil di Ukraina Timur

Zelensky Klaim Ukraina Makin Kuat di Kursk, Kuras Sumber Daya Rusia
