Rusia Rebut Kursk, Ukraina Terdesak setelah AS Putus Bantuan Intelijen


Arsip foto - Asap membubung ke langit di Kiev, Ukraina (27/2/2022). ANTARA/Xinhua/Lu Jinbo/aa.
MerahPutih.com - Pasukan Rusia merebut sebagian besar wilayah Kursk yang sebelumnya dikuasai Ukraina dalam sepekan terakhir. Serangan ini terjadi tak lama setelah Amerika Serikat menghentikan bantuan intelijen dan militer ke Ukraina pada 5 Maret.
Dilansir Aljazeera, Kamis (13/3), AS baru memulihkan bantuan tersebut pada Selasa malam, usai Ukraina menyetujui rencana gencatan senjata dalam pembicaraan di Riyadh yang berlangsung lebih dari sembilan jam.
Rusia mulai menggencarkan serangan ke Kursk pada 6 Maret, dan melancarkan 32 serangan dalam beberapa hari. Rusia juga mengerahkan operator drone terbaik dan sistem perang elektronik untuk menghalau serangan balik Ukraina.
Pada 7 Maret, Rusia memperluas serangan ke wilayah perbatasan Sumy, Ukraina, untuk pertama kalinya sejak invasi 2022. Tujuannya: mengepung pasukan Ukraina dari selatan dan memutus jalur logistik di Kursk.
Baca juga:
Ukraina Sepakat Gencatan Senjata dengan Rusia, AS Lanjut Kirim Bantuan
Pasukan Rusia terus menekan Ukraina di wilayah Kursk. Pada Sabtu, mereka merebut sejumlah permukiman di utara Sudzha, benteng utama Ukraina di wilayah tersebut, dan mulai menembaki kota itu langsung.
Salah satu operasi yang dilakukan Rusia tergolong tak biasa—beberapa tentaranya dilaporkan merayap masuk ke zona industri Sudzha lewat jalur pipa gas, sebagai upaya infiltrasi.
Serangan ini memperkuat upaya Rusia untuk mengepung dan memutus jalur pasokan pasukan Ukraina, terutama setelah sebelumnya mereka melancarkan serangan ke perbatasan Sumy dari selatan. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami

Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi
