Gapensi Minta Presiden Jokowi Prioritaskan Kontraktor Lokal Bangun Ibu Kota Baru


Ilustrasi ibu kota, pixabay.com
MerahPutih.com - Pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprioritaskan kontraktor lokal membangun Ibu Kota negara baru.
"Kita minta Bapak Presiden tidak hanya melibatkan, tapi juga mempritaskan kontraktor-kontraktor lokal ikut membangun Ibu Kota negara baru nantinya," kata Sekretaris Jenderal BPP Gapensi Andi Rukman Karumpa dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (25/7)
Baca Juga: Dampak Positif dan Negatif Jika Wacana Pemindahan Ibu Kota Batal

Sebagaimana diketahui Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur menjadi calon kuat sebagai lokasi pemindahan ibu kota Republik Indonesia dari Jakarta. Beredar kabar peletakan batu pertama disebut-sebut akan dilaksanakan pada Agustus 2019. Pembangunan ibu kota ini ditaksi akan menelan dana sebesar Rp 466,06 triliun.
Sebagian besar dana tersebut akan dipakai untuk pengerjaan konstruksi. Sebab, pemerintah pusat akan membangun infrastruktur utama seperti gedung legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Baca Juga: Urban Planner: Pemilihan Kalimantan Jadi Ibu Kota Butuh Waktu Lama dan Biaya Besar
Kemudian untuk fungsi pendukung seperti gedung dan rumah ASN/POLRI/TNI termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan. Ada juga pembangunan fungsi penunjang seperti fasilitas sarana dan prasarana serta kebutuhan pengadaan lahan.
"Setelah itu, kalau ada yang dari pusat atau luar daerah ya bisa diajak bermitra. Agar kontraktor-kontraktor lokal tidak menjadi penonton di kampungnya sendiri,” ucap Andi.
Andi mengatakan, di unit usaha kontraktor Kalteng berukuran usaha kecil sebanyak 389, badan usaha menengah 55, dan besar 5 unit. Sedangkan di Kaltim jumlah badan usaha klasifikasi kontraktor kecil sebanyak 1.091, menengah 1.607, dan sebanyak 84 unit usaha.

Baca Juga: LIPI: Pisahkan Ibu Kota dengan Pusat Bisnis Opsi Rasional
Pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan diestimasi memakan biaya Rp466,06 triliun. Biaya tersebut rencananya diambil dari APBN (Rp74,40 triliun), skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (Rp265,23 triliun), dan skema kerja sama pemanfaatan dengan swasta (Rp127,38 triliun). (*)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Banggar DPR Janjikan Tiap Tahun IKN Dapat Anggaran, Proyek Tidak Boleh Mangkrak

Bye-Bye Macet! Lihat Penampakan Taksi Terbang Tanpa Pilot yang Bakal Mengudara di IKN, Tarifnya Bikin Kaget!

DKI Jakarta Siapkan Jurus Pamungkas untuk Selamatkan IKN dari Bencana Lingkungan

Otorita Optimis Investasi di IKN Makin Menggairahkan, Sudah Ada Rp 132 Triliun

Proses Pembangunan Tahap II IKN Dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi Dikumpulkan

Pengunduran Diri Pejabat OIKN Diklaim Tidak Terkait Efisiensi Anggaran, Banyak Karena Penugasan

Pekerja Proyek IKN Kini Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan

Ketua MPR: IKN Pengalaman Kita Membangun Ibu Kota dari Nol

Legislator Ungkap 2 Risiko yang Dirasakan ASN Ketika Pindah ke IKN

IKN Jadi Ibu Kota Politik Jelang Berakhirnya Pemerintahan Prabowo-Gibran
