Cegah Stunting Bayi Dimulai dari Masa Kehamilan


Pentingnya nutrisi sejak dalam kandungan (Foto: Pexels/garon piceli)
KETIKA hamil perempuan mengalami banyak perubahan pada fisik dan emosionalnya dengan adanya perubahan hormon dan perkembangan janin di dalam rahim.
Perubahannya tidak hanya sampai di situ. Perempuan memiliki dorongan besar untuk mengubah gaya hidupnya ketika memasuki masa kehamilan karena mempertimbangkan kondisi bayi yang sedang dikandungnya.
Apalagi semakin banyak ibu yang peduli pada nutrisi 1000 Hari Pertama Kehidupan yang ditentukan sejak anak dalam kandung.
Baca Juga:

Namun ternyata, kebiasaan ibu yang baru mulai menjaga kesehatannya dengan makan makanan bernutrisi setelah dia tahu dirinya hamil inilah yang kurang tepat.
Menurut dr. Dhika Prabu Armadhanu, SpOG (K)., M.Kes, dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari RSU Kabupaten Tangerang, agar tidak ada gangguan selama kehamilan, calon ibu harusnya sudah memastikan asupan nutrisinya tercukupi sejak sebelum hamil.
Sayangnya, masih banyak ibu yang tidak menyadari dirinya sedang kekurangan nutrisi penting yang sebenarnya dibutuhkan untuk perkembangan bayi di dalam kandungan.
“Kehamilan bagus itu juga tergantung terhadap plasentanya. Kalau plasenta ibu hamil bagus, pastinya kehamilan pun bagus. Supaya plasenta dalam kondisi baik ketika kehamilan, perlu perencanaan kehamilan sebelum pernikahan. Paling tidak tiga bulan sebelum pernikahan, pasangan harus mulai merencanakannya. Calon ibu harus mendapatkan cukup nutrisi agar siap menghadapi kehamilan,” papar dr. Prabu.
Salah satu cara mengenali ibu hamil mengalami defisiensi nutrisi adalah ketika berat badannya tidak bertambah, bahkan mengalami penurunan, sementara janin bertambah berat.
Ibu hamil yang mengalami kurang gizi tidak hanya berisiko mengalami anemia atau preklamsia, tetapi defisiensi nutrisi juga memengaruhi pertumbuhan bayi. Ibu berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah, melahirkan bayi prematur, dan juga menimbulkan risiko anak mengalami stunting.
Menurut Survei Status Gizi Balita Indonesia 2021, stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Meskipun angka stunting di Indonesia mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir, jumlahnya masih berada di atas negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Sementara menurut WHO, sekitar 20 persen stunting sudah terjadi sejak bayi masih berada di dalam kandungan.
Baca Juga:

Lalu, apa yang bisa dilakukan ibu hamil untuk mencegah defisiensi gizi sehingga calon bayi bisa tumbuh secara optimal?
Pelajari dan cek selalu kurva ibu hamil. Pastikan berat badanmu cukup. Ibu hamil tidak akan bisa memberikan nutrisi esensial bagi janinnya jika dirinya sendiri mengalami defisiensi nutrisi. Selain itu, konsumsi gizi harus seimbang, selalu cek jumlah karbohidrat, protein, vitamin, kalsium, dan kebutuhan nutrisi lainnya selama masa kehamilan.
Agar tidak mengalami kurang gizi, ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu makronutrien dan mikronutrien dalam konsumsi hariannya.
Makronutrien atau nutrisi makro adalah zat gizi yang diperlukan dalam jumlah besar seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Sementara mikronutrien adalah zat gizi yang diperlukan dalam jumlah kecil tapi perannya vital untuk membentuk sel dan organ janin, serta mendukung metabolisme tubuh. Contoh, nutrisi mikro adalah zat besi, asam folat, dan kalsium.
Menurut dr. Manggala Pasca Wardhana, SpOG (K)-FKM, Staf Medik Divisi Kedokteran Fetomaternal, KSM Obstetri Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan dosen pengajar Departemen Obstetri Ginekologi FK Universitas Airlangga, tingkat kebutuhan nutrisi ibu hamil berbeda.
Misalnya, ada ibu yang hanya kekurangan kalsium dan zat besi atau nutrisi lainnya, berarti kebutuhan itulah yang harus dicapai. Untuk itu, sebaiknya ibu hamil rutin berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mengetahui konsumsi yang baik agar nutrisi terpenuhi. Terkadang juga tenaga medis memberikan vitamin atau suplemen tambahan.
"Terkadang, ibu hamil sering melupakan nutrisi mikronutrien. Jadi beberapa orang bisa mengalami kekurangan asam folat, zat besi, ataupun kalsium. Padahal, kalsium itu bakal paling boros diserap oleh tubuh dan janin selama masa kehamilan. Asam folat juga dibutuhkan untuk pertumbuhan janin dan perkembangan sel-sel organ tubuh bayi. Penting juga ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan zat besi. Ini karena sekarang kasusnya banyak ibu hamil dengan anemia, jelas dr Manggala.
Selain itu, dr. Manggala menambahkan, zat besi berfungsi untuk pembentukan sel darah merah. Sel ini fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Bagi ibu hamil, sel darah merah membawa makanan dan oksigen untuk janin melalui plasenta Mengingat pentingnya makronutrien dan mikronutrien, ibu hamil perlu mengonsumsi makanan lengkap gizi tersebut. (avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
