Cara Tepat Bersikap Kepada Penyintas Pelecehan Seksual

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 10 November 2021
Cara Tepat Bersikap Kepada Penyintas Pelecehan Seksual

Ada beberapa poin penting ketika berhubungan dengan penyintas kekerasan seksual. (Foto: Unsplash/isco)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

RAMAI diberitakan di media massa terjadi kasus kekerasan seksual yang terjadi di sebuah kampus. Kasus kekerasan seksual memang selalu menjadi buah bibir di kalangan masyarakat. Menurut Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2020, angka kekerasan seksual di Indonesia masih menduduki posisi kedua dengan jumlah 1.938 kasus. Angka ini tentunya meningkatkan kewaspadaan masyarakat kepada para pelaku kriminal yang seringkali lolos dari jeratan hukum.

Melansir dari rain.org, ketika berteman dengan penyintas pun, kamu tidak boleh asal bersikap. Jangan sampai kata-kata atau pun perlakuanmu kepada dirinya malah mengingatkan kembali akan trauma yang pernah dialaminya. Para penyintas tentunya membutuhkan lingkungan sosial yang sehat dan suportif agar bisa melanjutkan hidup dengan semangat. Bagaimana cara bersikap yang tepat?

Baca Juga:

Kenali Tips Mencegah Perundungan Siber Pada Anak


1. Jangan dipaksa untuk cerita

cew
Ada baiknya kamu mengalihkan topik-topik pembicaraan ke arah yang lebih positif. (Foto: Pexels/Alexander Suhorucov)


Pantang sekali bagi orang awam untuk menyinggung kisah masa lalu korban apalagi berani bertanya secara terang-terangan. Meskipun penyintas kasus pelecehan seksual ini merupakan sahabatmu sendiri, ada baiknya kamu mengalihkan topik-topik pembicaraan ke arah yang lebih positif. Sebagai teman yang baik, kamu wajib menjaga perasaannya agar tidak teringat dengan trauma masa lalu.


2. Cukup mendengarkan

cew
Bertanya mengenai kronologi peristiwa sangat pantang dilakukan. (Foto: Unsplash/Mimi Thian)


Bertanya mengenai kronologi peristiwa sangat pantang dilakukan. Tetapi ketika seorang penyintas berani terbuka dan cerita kepadamu, jangan khianati kepercayaannya kepadamu dengan sok tahu dan memberikan nasihat. Seringkali mereka hanya perlu didengarkan. Tak mudah menemukan teman yang bisa diajak bicara untuk mencurahkan segala duka di hati bagi para penyintas.

Baca Juga:

Cara Membantu Anak Korban Perundungan


3. Ulurkan bantuan

cew
Jangan ragu untuk mengulurkan bantuan. (Foto: Unsplash/sean Kong)


Jika memang kasus pelecehan yang dialami oleh penyintas menemukan jalan buntu, jangan ragu untuk mengulurkan bantuan. Kamu bisa membantu dengan mencarikan organisasi atau LBH yang memang khusus menangani korban pelecehan seksual agar bisa dilanjutkan melalui jalur hukum. Tentu saja kamu memerlukan izin darinya terlebih dahulu dengan tujuan mengurangi angka kasus pelecehan seksual dan membuat pelaku jera.


4. Ajak beraktivitas

cew
Kegiatan yang positif berpotensi membuat seseorang melupakan trauma di masa lalu. (Foto: Pexels/cottonbro)


Kegiatan yang positif berpotensi membuat seseorang melupakan trauma di masa lalu. Kamu bisa mengajak mereka untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti melukis, olahraga, dan mengikuti seminar motivasi. Tanyakan juga apakah ada aktivitas yang sedang ingin dilakukan oleh dirinya agar kamu bisa ikut menemani. (Mar)

Baca Juga:

Hindari Pelecehan dan Perundungan, Gamer Perempuan Sering Pakai ID Palsu

#Kesehatan Mental #Relasi
Bagikan
Ditulis Oleh

Maria Theresia

Your limitation -- it's only your imagination.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Fun
Cegah Modus Love Scamming, Kenali Ciri-cirinya
Love scamming merupakan jenis kejahatan digital yang ramai terjadi sejak 2017.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 20 Juni 2025
Cegah Modus Love Scamming, Kenali Ciri-cirinya
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Bagikan