BPS Catat Mobilitas di Tempat Kerja Belum Normal


Penumpang KRL. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Aktivitas penduduk di tempat belanja dan kebutuhan sehari-hari mengalami pemulihan bahkan meningkat pada September 2021 dibandingkan bulan sebelumnya saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berada pada level tinggi akibat pandemi COVID-19.
Selain itu, aktivitas dan mobilitas masyarakat di berbagai fasilitas umum lainnya mulai mengalami perbaikan, salah satunya yakni mobilitas penduduk pada tempat perdagangan, ritel, dan rekreasi, yang angkanya mengalami perbaikan menjadi -1,9 persen.
Baca Juga:
Langgar Prokes PPKM Level 3, Wali Kota Malang Hanya Didenda Rp 25 Juta
"Dibanding Agustus -12,4. Berarti mobilitas penduduk di perdagangan dan rekreasi mengalami perbaikan," ungkap Margo Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono menyampaikan bahwa
Mobilitas di taman juga mengalami perbaikan meskipun belum pada kondisi normal, yang angkanya pada September 2021 sebesar -7,9 persen. Sementara, mobilitas di tempat transit juga ada perbaikan meskipun belum dalam kondisi normal.
Margo menambahkan, terjadi perbaikan mobilitas di tempat kerja pada September 2021, meskipun angkanya masih -15,9, yang artinya mobilitas penduduk di tempat kerja belum pada kondisi normal. Data mobilitas penduduk tersebut diolah BPS dari Google Mobility.
"Tentu saja informasi ini akan berpengaruh pada aktivitas ekonomi dan pada akhirnya juga berpengaruh pada berbagai indikator nanti yang akan dirilis baik pada hari ini maupun pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) bulan depan," ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah terus mempercepat vaksinasi bagi masyarakat lanjut usia terutama di wilayah aglomerasi dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi untuk mencegah lonjakan kasus COVID-19 pada saat libur Natal dan Tahun Baru.

"Vaksinasi tidak boleh mengendur. Justru saat kasus positif COVID-19 tengah rendah, vaksinasi harus ditingkatkan terutama bagi lansia dan kelompok rentan," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate.
Fokus pemerintah, kata Johnny, mempertahankan kasus aktif serendah mungkin dalam waktu yang lama dengan penurunan kasus yang konsisten. Pemerintah juga terus mengevaluasi penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel di berbagai daerah di Indonesia.
Berdasarkan evaluasi PPKM secara periodik, Johnny menjelaskan, peningkatan kasus COVID-19 berpotensi terjadi setelah acara keagamaan atau liburan.
"Hal ini karena mobilitas masyarakat meningkat tajam dan pergerakan massa yang signifikan tidak terelakkan," katanya. (Asp)
Baca Juga:
Begini Pedoman Teranyar Rayakan Hari Keagamaan Saat PPKM
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen

Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit

Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia

Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan

Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’

Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis

Prabowo Bilang Pengangguran dan Tingkat Kemiskinan Absolut Turun, BPS Sebut Masih Validasi

Data Kemiskinan Warga Indonesia Mengacu BPS Bukan Data Bank Dunia
