'Blackout' Habis Pesta Ternyata Bukan Karena Kebanyakan Alkohol, Melainkan Bagaimana Cara Minumnya

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Selasa, 23 April 2024
'Blackout' Habis Pesta Ternyata Bukan Karena Kebanyakan Alkohol, Melainkan Bagaimana Cara Minumnya

Blackout setelah minum alkohol bukan karena kebanyakan alkohol, tapi lebih kepada bagaimana cara meminumnya. (Foto: jcomp/freepik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pingsan atau blackout setelah pesta malam sembari menenggak alkohol ternyata bukan disebabkan oleh kebanyakan minum alkohol saja.

Para ahli di Edna Bennett Pierce Prevention Research Center di Universitas Negeri Pennsylvania baru-baru ini menyimpulkan bahwa pingsan setelah pesta alkohol lebih disebabkan oleh bagaimana orang meminum alkohol.

"Kecepatan mabuk, lamanya waktu tingkat keracunan meningkat, dan puncak keracunan, merupakan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pingsan akibat alkohol," tulis newsweek.com (19/4).

Temuan tersebut dipublikasikan dalam jurnal Alcohol: Clinical and Experimental Research. Untuk mencapai kesimpulan itu, para peneliti melihat data dari 79 mahasiswa tahun kedua dan junior yang rata-rata minum empat minuman atau lebih pada akhir pekan.

Baca juga:

UEA Buka Pabrik Minuman Beralkohol Skala Rumahan Pertama di Abu Dhabi

Para siswa ini juga pernah mengalami pingsang karena minum alkohol pada suatu saat di semester terakhir.

Para peserta mengenakan jam tangan yang mampu merasakan tingkat keracunan melalui kulit, selama 12 akhir pekan. Mereka juga diminta membuat buku harian untuk melacak ingatan mereka pada hari sebelumnya.

Secara total, para siswa mengalami 147 pingsan selama 486 hari minum. Artinya, sekitar 70 persen siswa mengalami pingsan.

Para penulis menemukan bahwa pingsan atau tak sadarkan diri terjadi pada hari-hari ketika semua faktor terjadi: ketika konsumsi alkohol lebih cepat, ketika jumlah alkohol yang dikonsumsi lebih banyak, dan ketika alkohol dikonsumsi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Para penulis menyimpulkan bahwa mengurangi salah satu faktor saja dapat mengurangi kemungkinan hilangnya memori sementara.

Baca juga:

Allodynia, Kondisi Ketika Seseorang Berhenti Konsumsi Alkohol

Studi tersebut menemukan bahwa blackout lebih banyak terjadi pada siswa perempuan (80 persen) dibandingkan siswa laki-laki (70 persen).

Siswa yang mengalami blackout rata-rata mengalami sekitar 2,2 insiden kehilangan ingatan selama masa studi.

Untuk mengurangi kemungkinan kehilangan ingatan, penulis menyarankan untuk menghindari pesta minum yang sering kali dapat menyebabkan peningkatan konsumsi alkohol dalam jumlah besar sekaligus.

Mengganti alkohol dengan minuman ringan di malam hari juga bisa membantu.

Penelitian mengenai pingsan akibat minum alkohol masih jauh dari selesai. Namun penelitian ini dapat membantu memberi informasi kepada para ilmuwan tentang faktor-faktor yang terlibat dalam hilangnya ingatan akibat alkohol. (dru)

Baca juga:

Pengemudi Xpander yang Tabrak Showroom Porsche Diduga dalam Pengaruh Alkohol

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan