Kesehatan Mental

Batasi Akses Medsos Cegah FOMO

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Jumat, 21 Oktober 2022
Batasi Akses Medsos Cegah FOMO

Sedikit waktu untuk berpikir dan menimbang informasi. (Foto: Pexels/Tracy Le Blanc)

Ukuran:
14
Audio:

FOMO (fear of missing out) terbilang istilah baru. Kata ini baru mengemuka sejak ledakan medsos pada 2010-an. Istilah FOMO kali pertama dikemukakan oleh Andrew K. Przybylski, ilmuwan asal Inggris. Kamus Oxford English Dictionary pun baru memasukkan kata ini pada 2012 atau satu dekade lalu. FOMO berarti 'takut ketinggalan'.

"Ini adalah bentuk kecemasan sosial yang berdiri di atas keyakinan bahwa orang lain mungkin bersenang-senang dan menjalani kehidupan terbaiknya, sedangkan orang yang mengalami kecemasan tidak hadir di sana," tulis laman psychologs.com.

Aktivitas terlalu lama di media sosial ditengarai sebagai penyebab munculnya FOMO. Arus informasi yang cepat dan mudah membuat orang terseret arus. Siapa yang tak ikut arus, dianggap ketinggalan zaman atau makhluk purba. Waktu terasa begitu cepat berputar. Sedikit waktu untuk berpikir dan menimbang informasi. Ada perasaan cemas, enggak gaul, atau malu bila tak ikut arus. Ini adalah situasi yang mengganggu.

Almasari Aksenta, Dosen Komunikasi Politeknik Negeri Samarinda, menyarankan kalangan muda untuk mengurangi akses ke media sosial untuk mencegah perasaan FOMO. "Harus mengurangi akses terhadap media sosial agar tidak kecanduan," ujar Almasari dalam webinar “Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) di Tengah Generasi Muda” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, seperti dikutip Antara (21/10).

Baca juga:

Lakukan 'Social Media Detox' Untuk Bantu Tingkatkan Kesehatan Mental

fomo medsos
Beberapa gejala FOMO adalah sulit lepas dari ketergantungan pada media sosial. (Foto: Pexels/Fauxels)

Almasari menjelaskan bahwa FOMO adalah perasaan cemas, gelisah, dan takut kehilangan momen berharga yang dimiliki teman atau kelompok, sedangkan dia tidak terlibat di dalamnya.

Beberapa gejala FOMO adalah sulit lepas dari ketergantungan pada media sosial, selalu mengikuti tren, memaksa membeli barang tertentu agar tidak dianggap ketinggalan zaman, dan ingin mendapat pengakuan di media sosial.

Almasari menyebut bahwa gejala FOMO banyak menghinggapi generasi Z (generasi kelahiran 1995 sampai 2012). “Gejala FOMO ini merupakan salah satu wujud dari kecemasan yang ditandai dengan adanya keinginan untuk selalu mengetahui apa yang orang lain lakukan, terutama di media sosial," kata dia.

Untuk mengurangi gejala FOMO, kaum muda bisa melalukan beberapa cara. Antara lain menghapus sejumlah aplikasi yang tidak penting pada gawai. Kemudian matikan gawai saat melakukan aktivitas dan jauhkan gawai dari tempat pribadi.

Menurut Almasari, perlu pembatasan penggunaan gawai secara disiplin dan tepat waktu, dan bila perlu gunakan alarm sebagai pengingat. “Semua dibutuhkan kesadaran diri yang disertai dengan komitmen tinggi,” tuturnya.

Baca juga:

Ketergantungan Media Sosial Menimbulkan Sindrom FOMO

fomo medsos
Ada perasaan cemas, enggak gaul, atau malu bila tak ikut arus. (Foto: Fernando Cferdophotography)

Sementara itu, Meithiana Indrasari, Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA-AWS), menilai fenomena FOMO salah satunya datang dari banjirnya arus informasi akibat pesatnya penggunaan internet, termasuk dari media sosial.

Aplikasi percakapan dan media sosial yang praktis dan cepat membuat seseorang bisa terhubung dengan orang lain tanpa harus bertatap muka. Banjir informasi dan ragam kemudahan komunikasi di media sosial turut berdampak negatif bagi seseorang.

“Salah satunya adalah selaku takut ketinggalan momen apabila tidak terekam dan terganggu dengan pencapaian orang lain," kata Meithiana.

Kehadiran program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kemenkominfo diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Kegiatan ini diadakan terutama untuk para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya. Tujuannya menciptakan komunitas cerdas dan membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.(dru)

Baca juga:

Tak Bisa Jauh dari Gadget? Saatnya Lakukan 5 Langkah Digital Detox

#Medsos
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Dunia
PM Sharma Oli Mundur Setelah Demonstrasi yang Tewaskan Warga Nepal
Situs media sosial, termasuk Facebook, YouTube, dan X, tidak dapat diakses di Nepal sejak Jumat (5/9), setelah pemerintah memblokir 26 platform yang belum terdaftar.
Wisnu Cipto - Selasa, 09 September 2025
PM Sharma Oli Mundur Setelah Demonstrasi yang Tewaskan Warga Nepal
Indonesia
PP TUNAS Bakal Amankan Dunia Digital Anak Indonesia, Fokus pada Regulasi dan Batasan Medsos
Meutya menyoroti masalah ketergantungan anak pada media sosial
Angga Yudha Pratama - Rabu, 07 Mei 2025
PP TUNAS Bakal Amankan Dunia Digital Anak Indonesia, Fokus pada Regulasi dan Batasan Medsos
Indonesia
PP TUNAS Perlindungan Nyata Anak-Anak di Dunia Maya, UNICEF Akui Indonesia Visioner
PP TUNAS melindungi anak-anak agar aman tidak hanya di ruang digital tapi juga di dunia nyata.
Wisnu Cipto - Selasa, 29 April 2025
PP TUNAS Perlindungan Nyata Anak-Anak di Dunia Maya, UNICEF Akui Indonesia Visioner
Indonesia
PBNU Desak Indonesia Ikuti Jejak Australia dan India Batasi Anak Main Medsos
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merekomendasikan pemerintah Indonesia mengikuti jejak India dan Australia membuat regulasi pembatasan media sosial (medsos) bagi anak-anak.
Wisnu Cipto - Jumat, 07 Februari 2025
 PBNU Desak Indonesia Ikuti Jejak Australia dan India Batasi Anak Main Medsos
Indonesia
Pemerintah Bentuk Tim Buat Godok Aturan Pembatasan Medsos Berdasarkan Usia, Ada Kak Seto di Dalamnya
Penetrasi internet cukup besar disumbang oleh kelompok generasi Z
Angga Yudha Pratama - Senin, 03 Februari 2025
Pemerintah Bentuk Tim Buat Godok Aturan Pembatasan Medsos Berdasarkan Usia, Ada Kak Seto di Dalamnya
Indonesia
Indonesia Mau Batasi Anak-Anak Akses Medsos, Bakal Dibahas di Rapat Kabinet
Indonesia tengah mengkaji wacana pembatasan penggunaan media sosial (medsos) bagi anak-anak. Rencananya, pemerintah akan menggelar rapat kabinet untuk membahas rencana pembatasan tersebut
Wisnu Cipto - Senin, 20 Januari 2025
Indonesia Mau Batasi Anak-Anak Akses Medsos, Bakal Dibahas di Rapat Kabinet
Dunia
Tok, DPR Australia Sahkan Larangan Anak di Bawah 16 Tahun Punya Medsos
UU tersebut juga mengatur sanksi denda sebesar hingga 50 juta dolar Australia (Rp516 miliar) bagi perusahaan pelanggar.
Wisnu Cipto - Jumat, 29 November 2024
Tok, DPR Australia Sahkan Larangan Anak di Bawah 16 Tahun Punya Medsos
Indonesia
Polri Dalami Akun Medsos Yang Ancam Tembak Anies
Sementara itu, calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar berencana melaporkan sejumlah intimidasi yang dilakukan aparat ke Presiden.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 12 Januari 2024
Polri Dalami Akun Medsos Yang Ancam Tembak Anies
Indonesia
Bantu Tangani Hoaks Pemilu, Meta Luncurkan Portal Pelaporan Konten untuk Bawaslu
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja pun menyambut baik langkah pencegahan bersama ini. Dia melihat jajaran Bawaslu harus siap berkolaborasi utamanya dalam menangkal konten-konten yang memuat dugaan pelanggaran.
Mula Akmal - Kamis, 12 Oktober 2023
Bantu Tangani Hoaks Pemilu, Meta Luncurkan Portal Pelaporan Konten untuk Bawaslu
Indonesia
Mendag Tegaskan Larangan Transaksi E-commerce di Medsos
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan keberadaan media sosial sekaligus menjadi wadah transaksi e-commerce resmi dilarang.
Mula Akmal - Rabu, 27 September 2023
Mendag Tegaskan Larangan Transaksi E-commerce di Medsos
Bagikan