Batasi Akses Medsos Cegah FOMO


Sedikit waktu untuk berpikir dan menimbang informasi. (Foto: Pexels/Tracy Le Blanc)
FOMO (fear of missing out) terbilang istilah baru. Kata ini baru mengemuka sejak ledakan medsos pada 2010-an. Istilah FOMO kali pertama dikemukakan oleh Andrew K. Przybylski, ilmuwan asal Inggris. Kamus Oxford English Dictionary pun baru memasukkan kata ini pada 2012 atau satu dekade lalu. FOMO berarti 'takut ketinggalan'.
"Ini adalah bentuk kecemasan sosial yang berdiri di atas keyakinan bahwa orang lain mungkin bersenang-senang dan menjalani kehidupan terbaiknya, sedangkan orang yang mengalami kecemasan tidak hadir di sana," tulis laman psychologs.com.
Aktivitas terlalu lama di media sosial ditengarai sebagai penyebab munculnya FOMO. Arus informasi yang cepat dan mudah membuat orang terseret arus. Siapa yang tak ikut arus, dianggap ketinggalan zaman atau makhluk purba. Waktu terasa begitu cepat berputar. Sedikit waktu untuk berpikir dan menimbang informasi. Ada perasaan cemas, enggak gaul, atau malu bila tak ikut arus. Ini adalah situasi yang mengganggu.
Almasari Aksenta, Dosen Komunikasi Politeknik Negeri Samarinda, menyarankan kalangan muda untuk mengurangi akses ke media sosial untuk mencegah perasaan FOMO. "Harus mengurangi akses terhadap media sosial agar tidak kecanduan," ujar Almasari dalam webinar “Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) di Tengah Generasi Muda” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, seperti dikutip Antara (21/10).
Baca juga:
Lakukan 'Social Media Detox' Untuk Bantu Tingkatkan Kesehatan Mental

Almasari menjelaskan bahwa FOMO adalah perasaan cemas, gelisah, dan takut kehilangan momen berharga yang dimiliki teman atau kelompok, sedangkan dia tidak terlibat di dalamnya.
Beberapa gejala FOMO adalah sulit lepas dari ketergantungan pada media sosial, selalu mengikuti tren, memaksa membeli barang tertentu agar tidak dianggap ketinggalan zaman, dan ingin mendapat pengakuan di media sosial.
Almasari menyebut bahwa gejala FOMO banyak menghinggapi generasi Z (generasi kelahiran 1995 sampai 2012). “Gejala FOMO ini merupakan salah satu wujud dari kecemasan yang ditandai dengan adanya keinginan untuk selalu mengetahui apa yang orang lain lakukan, terutama di media sosial," kata dia.
Untuk mengurangi gejala FOMO, kaum muda bisa melalukan beberapa cara. Antara lain menghapus sejumlah aplikasi yang tidak penting pada gawai. Kemudian matikan gawai saat melakukan aktivitas dan jauhkan gawai dari tempat pribadi.
Menurut Almasari, perlu pembatasan penggunaan gawai secara disiplin dan tepat waktu, dan bila perlu gunakan alarm sebagai pengingat. “Semua dibutuhkan kesadaran diri yang disertai dengan komitmen tinggi,” tuturnya.
Baca juga:

Sementara itu, Meithiana Indrasari, Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA-AWS), menilai fenomena FOMO salah satunya datang dari banjirnya arus informasi akibat pesatnya penggunaan internet, termasuk dari media sosial.
Aplikasi percakapan dan media sosial yang praktis dan cepat membuat seseorang bisa terhubung dengan orang lain tanpa harus bertatap muka. Banjir informasi dan ragam kemudahan komunikasi di media sosial turut berdampak negatif bagi seseorang.
“Salah satunya adalah selaku takut ketinggalan momen apabila tidak terekam dan terganggu dengan pencapaian orang lain," kata Meithiana.
Kehadiran program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kemenkominfo diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Kegiatan ini diadakan terutama untuk para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya. Tujuannya menciptakan komunitas cerdas dan membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.(dru)
Baca juga:
Tak Bisa Jauh dari Gadget? Saatnya Lakukan 5 Langkah Digital Detox
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
PM Sharma Oli Mundur Setelah Demonstrasi yang Tewaskan Warga Nepal

PP TUNAS Bakal Amankan Dunia Digital Anak Indonesia, Fokus pada Regulasi dan Batasan Medsos

PP TUNAS Perlindungan Nyata Anak-Anak di Dunia Maya, UNICEF Akui Indonesia Visioner

PBNU Desak Indonesia Ikuti Jejak Australia dan India Batasi Anak Main Medsos

Pemerintah Bentuk Tim Buat Godok Aturan Pembatasan Medsos Berdasarkan Usia, Ada Kak Seto di Dalamnya

Indonesia Mau Batasi Anak-Anak Akses Medsos, Bakal Dibahas di Rapat Kabinet

Tok, DPR Australia Sahkan Larangan Anak di Bawah 16 Tahun Punya Medsos

Polri Dalami Akun Medsos Yang Ancam Tembak Anies

Bantu Tangani Hoaks Pemilu, Meta Luncurkan Portal Pelaporan Konten untuk Bawaslu

Mendag Tegaskan Larangan Transaksi E-commerce di Medsos
