Bahaya Shopaholic dan Cara Atasinya

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 23 Mei 2023
Bahaya Shopaholic dan Cara Atasinya

Kecanduan belanja atau shopaholic diakui sebagai gangguan mental dan hingga kini penderitanya semakin meningkat. (freepik/lifeforstock)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

PERILAKU kecanduan belanja ini umum terjadi. Jika dibiarkan, shopaholic bisa menimbulkan beragam masalah dalam kehidupan penderitanya, baik secara ekonomi maupun sosial.

Kecanduan belanja atau shopaholic, dilansir dari laman Healthline, termasuk salah satu jenis gangguan kontrol impuls dalam membeli sesuatu. Kondisi ini dianggap sebagai gangguan mental dan hingga kini penderitanya semakin meningkat sering dengan perkembangan belanja online. Banyak orang yang belum mengetahui tanda dan cara mengatasi shopaholic.

Berbelanja menjadi cara utama untuk mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan bagi penderita shopaholic. Walaupun pada akhirnya mereka tahu bahwa kesenangan yang didapat hanya bersifat sementara.

Baca Juga:

Ciri-ciri Orang Kreatif, Kamu Termasuk?

belanja
Ciri utamanya yaitu kesulitan dan tidak mampu mengontrol hasrat untuk membeli barang secara berlebihan. (freepik/pressfoto)

Kenali tanda-tandanya


Gangguan mental shopaholic sering kali dialami bersamaan dengan gangguan mental lain. Seperti gangguan kecemasan, depresi, obsesif-kompulsif (OCD) atau binge eating disorder. Biasanya shopaholic mulai terlihat di akhir masa remaja dan awal masa dewasa (di bawah usia 30 tahun).

Mereka yang kesulitan dan tidak mampu mengontrol hasrat untuk membeli barang secara berlebihan adalah ciri utama seorang shopaholic. Namun ada tanda atau karakteristik lainnya yaitu:

Rendahnya self-esteem


Si shopaholic ini biasanya memiliki self-esteem yang rendah, sehingga dia sering melihat dirinya kekurangan sesuatu. Oleh karena itu, penderita shopaholic biasanya berbelanja dengan tujuan untuk merasa lengkap dan meningkatkan harga diri mereka.

Gembira yang berlebihan pasca belanja


Kecanduan berbelanja ini membuat mereka sering kali menggunakan belanja sebagai cara untuk meredam emosi yang tidak menyenangkan dan mengisi kekosongan emosional. Suasana hati yang buruk yang diakibatkan oleh pertengkaran, stres, atau frustrasi memicu keinginan mereka untuk belanja.

Ketika melihat barang yang disuka dan membelinya, seorang shopaholic bisa merasa bahagia dan puas, kemudian melupakan masalah-masalahnya. Perasaan bahagia ini membuatnya ketagihan sehingga terus berulang, terutama jika ada pemicu.

Penyesalan setelah berbelanja


Walaupun ada perasaan sangat senang setelah belanja, tidak lama kemudian seorang shopaholic biasanya akan merasa kecewa dan menyesali perbuatannya. Di sisi lain, ketika tidak bisa belanja, dia cenderung akan marah, frustrasi, kesal, tidak bisa menikmati hidup, bahkan jatuh ke dalam depresi.

Jadi, meski menyadari bahwa perilaku belanjanya yang berlebihan dan bahkan merugikan adalah suatu masalah yang harus dihentikan, seorang shopaholic akan tetap melakukannya di kemudian hari.

Belanja diam-diam


Perkembangan belanja online yang semakin pesat bisa mendukung dan mempermudah shopaholic untuk menyembunyikan pembeliannya. Hal ini biasanya dilakukan karena dia merasa bersalah atas perilakunya tersebut. Seorang shopaholic juga cenderung lebih memilih untuk belanja sendiri daripada membuat dirinya malu dengan belanja bersama orang lain.

Pengelolaan keuangan


Sama halnya dengan kecanduan lain, masalah keuangan juga akan muncul akibat belanja yang tidak terkontrol. Seorang shopaholic merasa dirinya tidak bisa menghentikan pengeluaran dan akan tetap akan menghabiskan lebih banyak uang untuk belanja, bahkan terjebak utang.

Bermasalah dengan orang lain


Orang-orang di sekitar shopaholic biasanya merasakan kejanggalan pada perilakunya, misalnya terlalu sering membeli barang-barang yang tidak penting, memaksakan membeli barang yang di luar kemampuannya, atau sering meminjam uang untuk berbelanja.

Meski tidak bermaksud untuk menipu atau merugikan orang di sekitarnya, shopaholic bisa saja dikucilkan akibat perilakunya. Orang-orang terdekatnya pun akan merasa lelah karena teguran atau bahkan pertengkaran tidak dapat menghentikan kebiasaan buruknya.

Baca Juga:

Begini Kepribadian Seorang Ekstrovert

belanja
Salah satu atasinya dengan menghindari penggunaan kartu kredit dan simpanlah uang tunai hanya dalam jumlah kecil. (freepik/freepik)

Cara mengatasi

Mengatasi kecanduan belanja seorang shopaholic memang tidak dapat instan. Penanganannya biasanya harus dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan dan sumber masalahnya. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk meredakan kecanduan belanja:

1. Sadari dan akui bahwa perilaku ini dapat merugikanmu dan harus segera dihentikan.

2. Bicarakan masalah kamu dan apa saja pemicunya kepada orang-orang terdekat yang bisa dipercaya.

3. Mintalah bantuan keluarga untuk mengambil alih kendali atas pengeluaran dana.

4.Temukan cara alternatif untuk mengalihkan waktu senggang yang biasanya digunakan untuk belanja, misalnya dengan menonton film atau membaca.

5. Lakukan relaksasi ketika terdapat pemicu yang membuatmu merasa frustrasi karena sangat ingin membeli atau tidak bisa membeli sesuatu.

6. Hindari penggunaan kartu kredit dan simpanlah uang tunai hanya dalam jumlah kecil agar tidak bisa membeli secara impulsif.

7. Belanjalah hanya dengan teman atau anggota keluarga yang pandai berhemat dan mengontrol pengeluaran.

Mungkin tidak menyadari bahwa perilaku keluargamu atau bahkan kamu sendiri termasuk shopaholic. Oleh karena itu, pahami tanda-tandanya. Hati-hati jika tidak segera diatasi, shopaholic bisa menimbulkan masalah finansial yang besar. (dgs)

Baca Juga:

Tak Selalu Baik, ini Kebiasaan Buruk High Achievers

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan