204 Jemaah Haji Indonesia Jalani Safari Wukuf
Jamaah calon haji menunggu pemeriksaan kesehatan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) daker Mekkah. (ANTARA/Desi Purnamawati)
MerahPutih.com - Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja (Daker) Mekkah melakukan screening kesehatan lebih dari 1.000 jemaah berisiko tinggi. Dari data tersebut, terdapat 204 calon haji Indonesia akan mengikuti layanan safari wukuf.
"Per hari ini kita sudah skrining lebih dari 1.000 calon haji yang risiko tinggi. Dari 1.000 yang risiko tinggi, kita lakukan 'medical check up' ada 204 orang yang harus disafariwukufkan," ucap Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI Budi Sylvana di Mekkah, Sabtu (2/7)
Baca Juga
Artinya, kata Budi, kondisi kesehatan calon haji tersebut tidak memungkinkan untuk wukuf atau lempar jumrah secara mandiri.
"Jadi kita akan usulkan kepada Kemenag agar 204 orang ini bisa disafariwukufkan," ujar Budi.
Namun menurut Budi, jumlah 204 jemaah yang diusulkan untuk disafariwukufkan tersebut sifatnya masih dinamis, nanti akan bisa ditentukan di hari terakhir H-1 sebelum Arafah.
“Jadi nanti H-1 baru ketahuan berapa jumlah jemaah yang akan kita safariwukufkan, mudah-mudahan tidak bertambah,” kata Budi.
Budi meyakinkan kepada jemaah-jemaah yang kondisi kesehatannya secara medis tidak memenuhi syarat untuk wukuf atau lempar jumrah secara mandiri akan tetap minta disafariwukufkan.
"Ini demi keselamatan jemaah, jadi jemaah tetap bisa wukuf tapi disafarikan,” sambungnya.
Baca Juga
Kementerian Agama Targetkan Kuota Haji 1443 H Terserap 100 Persen
Saat ini sudah masuk fase awal periode kritis yang puncaknya nanti saat memasuki Armuzna. Karenanya, kata dia, sebelum Arafah ini KKHI harus menyelesaikan seluruh skrining dengan harapan jemaah yang betul-betul sehatlah yang akan wukuf secara mandiri.
Ini penting dilakukan agar tadi angka wafat saat jemaah wukuf bisa terkendali, dengan skrining ulang atau medical checkup ini bisa diketahui betul dan bisa melihat jemaah mana yang bisa dan jemaah mana yang tidak disafariwukufkan.
"Sekali lagi, keselamatan jemaah jadi prioritas kita,” tandas Budi.
Ia menambahkan, mayoritas penyakit jemaah resiko tinggi adalah hipertensi, jantung terkait kardiovaskuler mendominasi penyakit jemaah.
“Saat ini penyakit jemaah didominasi hipertensi dan penyait terkait kardiovaskular, mungkin karena jemaah kita tahun ini masih tertib prokes, masih banyak jemaah Indonesia memakai masker sehingga angka penyakit parunya tidak sebesar yang diperkirakan,” tambahnya.
Menurutnya, menjelang Armuzna nanti KKHI terus mengimbau jemaah untuk menghindari kelelahan berlebihan. Karena, kalau sudah kelelahan yang berlebihan semua komorbid atau penyakit bawaan akan timbul.
“Kami imbau jemaah tetap minum yang cukup jangan tunggu haus untuk mencegah dehidrasi, tiga hari sebelum Arafah nanti perbanyak istirahat di hotel masing-masing agar kesehatan pulih dan siap untuk melaksanakan prosesi Armuzna dengan baik,” pungkasnya. (Knu)
Baca Juga
Arab Saudi Tutup Pintu Kedatangan Jemaah Haji pada 3 Juli 2022
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
DPR Ingatkan BPKH Jangan Jadikan Uang Umat untuk Proyek Infrastruktur yang Tak Ada Urusannya dengan Ka'bah
Kebijakan Masa Tunggu Haji 26 Tahun Ciptakan Ketidakadilan Baru yang Rugikan Ribuan Calon Haji, Prioritaskan Jemaah Lansia Agar Tidak Tunggu Sampai Tutup Usia
Gerindra Soroti Pasal Krusial RUU PKH, Jangan Sampai Dana Miliaran Rupiah Jadi Bancakan Investasi Gelap
Biaya Haji Turun, Puan Sebut Terapkan Prinsip Berkeadilan Bagi Seluruh Calon Jemaah
2 Syarikah Ditunjuk Urus Haji 2026, DPR Ingin Pastikan Komitmen Pelayanan Terbaik
Komnas Haji Apresiasi Biaya Haji 2026 Turun, Minta Kualitas Layanan Tetap Maksimal
Ongkos Haji 2026 Diketok Rp 54,19 Juta, Jemaah Punya Waktu Pelunasan 6 Bulan
Biaya Haji 2026 Turun Rp 2 Juta, DPR: Kualitas Layanan Jamaah Harus Tetap Terjaga
Biaya Haji 2026 dan Kuota Per Provinsi: Jawa Timur Mendominasi
Panja BPIH DPR dan Pemeritah Sepakati Biaya Haji Tahun 2026 Sebesar Rp87,4 Juta