Vonis Kanker Bikin Hidupmu Hancur? Bangkitkan Semangat Lagi

Jumat, 25 Maret 2022 - Iftinavia Pradinantia

MENDENGAR vonis kanker rasanya seperti tersengat listrik. Kejutan listriknya begitu kuat hingga rasanya langit pun bisa runtuh karenanya. Detik setelah dokter mendiagnosa kanker, dunia seperti berakhir.
Pasien seolah menghadapi segunung masalah. Kekhawatiran utama yang muncul dalam pikiran pasien termasuk ketakutan akan kematian, kesepian, rasa sakit, kecacatan, ketergantungan, pengabaian, hubungan yang berubah, dan kesulitan keuangan.
Salah satu respon awalnya adalah syok dan penolakan. Durasinya sangat bervariasi. Beberapa bisa terpuruk dalam jangka waktu yang cukup lama. Sementara lainnya berduka sesaat dan memilih bangkit. Bagaimana secara psikososial kita dapat menghadapi dan melawan kanker?
Baca Juga:
Menciptakan Rumah yang Nyaman untuk Pasien Kanker

Gali informasi seputar kanker

penyakit
Cari informasi di berbagai sumber (Foto: Pexels/Andrew Neel)
Cari tahu jenis kanker yang diidap. Dengan mengetahui lebih banyak tentang jenis kanker yang dialami, kita jadi tahu apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir rasa sakit yang timbul, bagaimana tatalaksana pengobatannya, makanan apa yang sebaiknya dihindari atau dimakan, dan lain sebagainya.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui banyak hal tentang jenis kanker yang diidap yakni belajar dari berbagai sumber. Selain itu, kita juga bisa berkonsultasi dengan dokter yang sedang menangani.

Berani mengambil second opinion dari ahlinya

second opinion
Berani mengambil pilihan (Foto: Pexels/karolina grabowska)
Banyak jalan menuju Roma. Banyak jalan untuk menempuh pengobatan kanker. Ketika kita berani mengambil keputusan, maka kita satu langkah lebih baik dalam menangani kanker. Setelah dokter memberi opini lain, bertindaklah dengan cepat agar kesehatan tidak memburuk. Ingatlah bahwa sebesar apapun upaya orang disekitarmu atau sehebat apapun dokter yang menangani, kamu memegang kendali penuh atas hidupmu. Atas pilihanmu dalam menjinakkan sel kanker.
Baca Juga:
Pandemi Bikin Libido Keok, Atasi Segera

Fokus

fokus
Fokus pada hal yang bisa dilakukan (Foto: Pexels/Ave Calvar Martinez)
Selain itu, alih-alih terus meratapi keadaan coba untuk lebih fokus mencari solusi. Upayakan segala macam cara sesuai kapasitasmu. Jangan memaksakan.

Beraktivitas seperti biasa

aktivitas
Beraktivitas seperti biasa (Foto: Pexels/shotpot)
Kamu mungkin tidak lagi seenerjik biasanya. Tubuhmu mungkin sudah sangat lemah. Tapi berusahalah untuk mengerjakan tugas sehari-hari semampumu. Seperti tugas rumah tangga dan pekerjaan biasa. Itu baik untuk mengalihkan perhatian dan perasaan kontrol. Luangkan waktu melakukan aktivitas normal dengan teman dan keluarga untuk bersenang-senang dan memelihara hubungan.

Terima dukungan dari orang sekitar

terima dukungan
Terima dukungan dari orang-orang di sekitarmu (Foto: Pexels/Mikhail Nilov)
Menerima dukungan yang ditawarkan oleh teman-teman dapat mengurangi stres dan kelelahan. Hal tersebut juga membuat orang di sekitar merasa seolah-olah mereka berkontribusi. Mencari tahu tentang dukungan terdekat kelompok dan profesional konseling akan banyak membantu secara psikologis. Hindari situasi yang menguras emosi seperti, “Saya ingin duduk dengan tenang” atau “Saya perlu menghabiskan waktu sendirian sekarang”. Dalam keadaan kacau balau seperti itu, sendirian tidak akan membuat hidupmu lebih baik. Kamu hanya perlu meluangkan waktu sendiri untuk hal-hal yang sifatnya spiritual. Jadwalkan waktu untuk meditasi dan berdoa secara teratur untuk membantu menghadirkan rasa tenang dan stabilitas. (avia)
Baca Juga:
Waspadai Kanker Kulit Akibat Paparan UV

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan