Viral Beras Bantuan TNI Jatuh Berceceran dari Helikopter dan Dipungut Korban Bencana, Begini Penjelasan Panglima TNI
1 jam, 36 menit lalu -
Merahputih.com - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto angkat bicara terkait insiden tercecernya bantuan logistik berupa beras di tanah ketika personel TNI menjatuhkan bantuan dari helikopter di lokasi bencana banjir bandang Sumatera Utara.
Insiden beras tercecer ini berawal dari kesulitan helikopter TNI untuk mendarat langsung di titik penurunan logistik. Hambatan berupa kabel di lokasi pendaratan memaksa pilot mengambil keputusan untuk menjatuhkan bantuan.
Baca juga:
Bansos Pangan di Daerah Bencana Dipercepat, Beras 34 Juta Kg dan Minyak Goreng 6,8 Juta Kg
"Pada saat kemarin heli mau mendarat, di situ ada kabel sehingga diputuskan oleh pilot, barang (logistik) itu tetap didrop," ujar Jenderal Agus Subiyanto, Rabu (3/12).
Prioritas Memenuhi Kebutuhan Korban
Meskipun harus dijatuhkan dari udara, Panglima menegaskan bahwa pengiriman logistik harus tetap dilakukan.
Hal ini demi memenuhi kebutuhan mendesak para korban yang wilayahnya terisolasi dan sulit dijangkau melalui jalur darat.
Panglima TNI berjanji akan terus menyalurkan bantuan ke depannya dengan lebih teliti.
Tujuannya adalah memastikan bahwa logistik diterima korban dalam kondisi yang baik dan layak digunakan.
Respons Warga di Lokasi Bencana
Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan warga memungut beras yang berceceran di tanah menjadi viral di media sosial. Berdasarkan keterangan video tersebut, peristiwa ini terjadi di Sumatera Utara.
Baca juga:
Mensos Janjikan Bantuan Khusus Bagi Disabilitas Terdampak Bencana Banjir di Sumatera
Beras itu tercecer karena kemasannya pecah akibat dijatuhkan dari helikopter TNI. Kendati telah berserakan di tanah, warga tetap memungutnya.
Hal ini menunjukkan betapa besar kebutuhan akan bantuan logistik di wilayah tersebut.
Seperti yang terlihat dalam video, meskipun kondisi beras kurang optimal, kebutuhan korban terdampak banjir bandang adalah prioritas.
"Walaupun beras telah berserakan di tanah, warga terlihat tetap memungut beras-beras tersebut.