Video Ajakan Beli Langsung Barang dari China Viral di Tiktok di Tengah Perang Tarif AS vs China, Ahli Ingatkan Kemungkinan Barang Palsu
Selasa, 15 April 2025 -
MerahPutih.com - Pabrik-pabrik di China membanjiri TikTok dengan video yang mengajak orang Amerika untuk membeli langsung dari mereka demi menghindari tarif besar-besaran yang diberlakukan Donald Trump.
"Puluhan video itu menawarkan kesempatan kepada pembeli untuk mendapatkan produk dari pabrik di China yang mengklaim memproduksi barang untuk merek-merek mewah seperti Lululemon dan Louis Vuitton dengan harga lebih miring," tulis theindependent.co.uk (15/4).
Salah satu video yang hampir mencapai 10 juta penayangan menampilkan seorang kreator yang mengklaim bisa menjual celana yoga dari pabrik yang sama dengan pemasok Lululemon seharga Rp 75.000-Rp 90.000 saja (sekitar USD 5-USD 6).
Padahal harganya di AS mencapai Rp 1.500.000 (sekitar USD 100).
“Bahan dan pengerjaannya pada dasarnya sama karena berasal dari jalur produksi yang sama,” kata seorang di video tersebut yang berdiri di depan pabrik.
Dalam video lain, seorang pria juga mengklaim memiliki akses ke pabrik yang memproduksi tas Louis Vuitton, yang katanya bisa dijual langsung ke pelanggan seharga Rp 750.000 saja (sekitar USD 50).
Namun, kedua perusahaan tersebut membantah produk mereka dibuat di China.
Para ahli mengatakan video-video ini kemungkinan upaya dari produsen barang palsu untuk memanfaatkan kekhawatiran perang tarif demi meningkatkan penjualan.
Baca juga:
Berangkat ke Amerika, 3 Menteri Kabinet Merah Putih akan Lobi Kebijakan Tarif Impor AS
“Mereka mencoba menyamakan produsen palsu di China dengan produsen asli,” kata Conrad Quilty-Harper, penulis Dark Luxury.
Louis Vuitton telah berulang kali menyatakan tidak memproduksi barang di China. Lululemon mengonfirmasi hanya sekitar 3 persen produknya yang dibuat di daratan China.
Video-video ini muncul di TikTok saat perang dagang AS-China memanas.
Trump memberlakukan tarif 145% untuk semua barang dari China, sementara China membalas dengan tarif 125% terhadap impor Amerika.
Banyak video ini adalah iklan yang diproduksi dengan apik oleh influencer yang kemungkinan besar disewa oleh produsen. Beberapa video lain dibuat dengan anggaran rendah di pabrik atau gudang.
Pasar barang palsu di China adalah yang terbesar di dunia. Barang palsu itu sempat disita oleh Bea Cukai AS pada 2023. Nilanya sekitar Rp 27 triliun (USD 1,8 miliar).
Quilty-Harper menyatakan bahwa industri barang palsu di China telah lama menjadi perhatian perusahaan Barat.
“Ini adalah bagian dari pertempuran geopolitik besar antara Amerika dan China atas kekayaan intelektual,” tambahnya. (*)
Baca juga:
'Perang' Donal Trump Vs Xi Jinping: Ketika Gemini Menguasai Panggung Ekonomi Global