Perang Dagang AS dan China Makin Panas, Menperin Sebut Trump Ingin Investasi Lebih


Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. (ANTARA/Muzdaffar Fauzan/pri)
MerahPutih.com - Perang dagang antara Amerika dan China semakin panas, setelah Presiden Amerika Serikat berjanji akan mengenakan tarif baru sebesar 100 persen terhadap barang-barang dari China dan membatasi ekspor “perangkat lunak penting” sebagai respons atas kebijakan pembatasan ekspor mineral tanah jarang (rare earth) oleh Beijing.
Tarif tersebut ditargetkan mulai berlaku pada 1 November 2025 atau lebih cepat, tergantung langkah lanjutan dari pihak China.
Sementara itu, Beijing pada Kamis (9/10) mengumumkan pembatasan ekspor unsur tanah jarang yang memperluas kontrol atas teknologi pemrosesan dan manufaktur. Kebijakan tersebut juga melarang kerja sama dengan perusahaan asing tanpa izin pemerintah terlebih dulu.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) menyebutkan alasan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan tarif impor tinggi kepada negara mitra dagangnya yaitu lantaran ingin meningkatkan kembali sektor manufakturnya.
Baca juga:
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Agus menjelaskan sektor manufaktur AS hanya menyumbang kurang dari 12 persen Produk Domestik Bruto (PDB) negaranya. Menurut dia, Trump saat ini ingin mengembalikan kekuatan sektor manufaktur.
"Tujuan utama dari Presiden Trump adalah mengembalikan sektor manufaktur Amerika untuk pertumbuhan yang bisa semakin tinggi dan kontribusi terhadap GDP Amerika-nya kembali semakin besar," ujar Agus di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, kebijakan Trump terkait dengan tarif impor baru juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan Neraca Perdagangan AS dengan para mitra dagang.
"Di permukaannya memang untuk balance, trade balance antara Amerika dengan negara-negara partner balance, trade partnernya," katanya.
Terkait dengan tarif impor 100 persen yang ditetapkan AS untuk China, Agus merespons secara hati-hati. Menurut dia, kemungkinan Trump ingin mendapatkan investasi lebih dari kebijakan tersebut.
"Kalau kita bicara dalam konsep perdagangan, sangat sensitif. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa Trump menggunakan instrumen tarif, itu menurut pandangan saya, karena saya belum pernah duduk dengan Trump. Tapi menurut pandangan saya, itu upaya beliau untuk menarik investasi," ucap Agus. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Perang Dagang AS dan China Makin Panas, Menperin Sebut Trump Ingin Investasi Lebih

Sumber Mineral Kritis Dijadikan Alat Tawar di Tengah Perang Dagang

Mikrofon Bocor, Obrolan Empat Mata Presiden Prabowo dan Presiden AS Donald Trump Terungkap

Pose Jempol Prabowo Warnai Sesi Foto Pemimpin Dunia di KTT Perdamaian Gaza

Puji Presiden Prabowo di KTT Mesir, Donald Trump: Sosok Luar Biasa dalam Diplomasi Perdamaian Global

Trump Puji Presiden Prabowo di KTT Perdamaian Gaza di Sharm El-Sheik Mesir Sebut Sosok Luar Biasa

Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung

Donald Trump Gagal Raih Hadiah Nobel Perdamaian, Gedung Putih Kecam Komite Nobel Mendahulukan Politik di Atas Perdamaian

Guru Besar UI Dukung Perjanjian Hamas–Israel, Usul RI Kirim Pasukan ke Gaza

Presiden Trump Umumkan Hamas-Israel Sepakat Gencatan Senjata, Ini Poin-poinnya
