BKPM Bentuk EU Investment Desk, DPR: Jadikan Momentum Pengembangan EBET di Indonesia
Pertemuan Presiden Prabowo dan PM Kanada Mark Carney. (Foto: Setpres)
MERAHPUTIH.COM - ANGGOTA Komisi XII DPR RI Ratna Juwita Sari menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia yang meluncurkan pembentukan EU Investment Desk pada akhir September lalu.
?
EU Investment Desk ini menjadi platform kerja sama untuk percepatan realisasi investasi dari Uni Eropa ke Indonesia seiring dengan selesainya proses negosiasi Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).
?
Menurut Ratna, terbentuknya platform kerja sama ini bukan saja sebagai langkah strategis pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi di dalam negeri, melainkan juga membenahi ekosistem investasi nasional agar lebih menarik dan menjanjikan bagi para penanam modal asing dari negara-negara Eropa yang sangat peduli terhadap aspek transparansi, akuntabilitas, aksesibilitas, serta kenyamanan berbinis.
?
“Ekosistem investasi yang nyaman dan kondusif menjadi kunci utama kepercayaan investor kepada pemerintah. Kepercayaan tersebut menjadi modal untuk menggerakkan pembangunan nasional berbasis investasi, meningkatkan daya saing nasional di mata asing, menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, serta mendorong pemerataan ekonomi masyarakat," kata Ratna dalam keterangannya, Selasa (7/10).
?
Baca juga:
Ada Perjanjian IEU-CEPA, Anak Muda Indonesia Berpeluang Besar Kerja di Uni Eropa
Menurut data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total volume perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa mencapai USD 31 miliar. Setelah IEU-CEPA disepakati, pemerintah menargetkan total volume perdagangan di antarkedua pihak menembus angka USD 60 miliar pada 2030.
?
Ratna menyampaikan harapannya bahwa peningkatan volume perdagangan antarkedua pihak dapat menyasar sektor-sektor strategis nasional, utamanya sektor energi. “Transisi energi yang menjadi komitmen pemerintah membutuhkan dana besar. Demikian pula kegiatan eksplorasi migas untuk mendukung visi swasembada energi nasional juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. Investasi dari negara-negara Eropa yang notabene pro-green economy dan green industry sangat dibutuhkan untuk mendukung pengembangan EBET di Indonesia," bebernya.
?
Ia mengungkapkan adanya pembenahan secara struktural dan institusional dalam tata kelola investasi di Indonesia melalui pembentukan EU Investment Desk ini dapat menjadi langkah solutif bagi pembangunan infrastruktur energi berbasis EBET yang kerap kali terhambat masalah pendanaan.
?
Pemerintah, lanjut dia, perlu menjadikan ini sebagai momentum mengingat negara-negara Eropa sangat fokus dalam pengembangan energi nonfosil setelah embargo Uni Eropa terhadap Rusia.
?
"Model perbaikan tata kelola investasi ini diharapkan tidak terbatas pada negara-negara Eropa saja, tapi juga Global South Countries mengingat kita juga sudah menjadi anggota BRICS," pungkasnya.(Pon)
Baca juga:
Dorong Pengesahan RUU BUMN Harapkan Percepat Kemajuan Ekonomi Nasional
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Jokowi Pidato Forum Bloomberg New Economy Forum 2025, Paparkan Revolusi Ekonomi Cerdas
BPS Rekrut 190 Ribu Orang Buat Sensus Ekonomi 10 Tahunan
PKB Dukung Langkah Prabowo Perkuat Ekosistem Koperasi, Bentuk Nyata Wujudkan Pasal 33
Banggar DPR Ingatkan Pemerintah Tak Tergesa Laksanakan Redenominasi Rupiah
Kebijakan Ini Diyakini Airlangga Pada Kuartal VI 2025 Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Menko Yusril Akui Ada Penegakan Hukum Perparah Ketidakadilan Ekonomi
Realisasi Investasi Indonesia Triwulan III Tahun 2025 Tembus Rp491,4 Triliun
8 Nota Kesepahaman Kerja Sama Indonesia dan Brazil, Dari Energi sampai Peternakan
Indonesia Dapat ‘Lampu Hijau’ Kemudahan Ekspor, Ditukar Beasiswa untuk Pemuda Afsel