Trauma Masa Kecil Picu Penyimpangan Seksual
Minggu, 21 Januari 2018 -
PADA awal kehidupan, otak manusia sangat sensitif. Sensitivitas tersebut mudah dipengaruhi hal positif dan negatif. Kasih sayang orangtua merupakan pengalaman positif yang baik bagi perkembangan jiwanya. Sebaliknya, pengalaman negatif seperti kekerasan seksual bisa berefek negatif bagi masa depannya.
Pengalaman negatif yang berulang kali terjadi dapat memengaruhi pola pikir anak serta kemampuannya berelasi di masa kini dan mendatang. Kekerasan seksual yang dialami anak membawa pengaruh buruk bagi hidup sang anak di masa mendatang. “Trauma masa kecil merusak fungsi syaraf dan perilaku,” ujar Psikolog Adityana Kasandra Putranto.
Menurutnya, orang-orang yang mengalami trauma akibat kekerasan seksual yang dialaminya saat kecil akan mengembangkan perilaku seksual menyimpang.
“Ketika dewasa, mereka yang sudah punya kecenderungan (perilaku seksual menyimpang) akan mencari teman yang sama,” terang Adit.
Untuk menghindari efek negatif trauma masa kecil pada anak, orangtua sejatinya senantiasa memonitor anak selama berjauhan dengannya. Asisten rumah tangga, bahkan keluarga terdekat pun tak seutuhnya dapat Anda percaya. Beberapa kasus membuktikan adanya penyimpangan seksual akibat anak pernah mendapat kekerasan seksual dari asisten rumah tangga atau pamannya.
Enggak nyangka, kan? (*)
Baca juga penyebab LGBT pada artikel Pakar Neuropsikolog: LGBT Berawal dari Kegalauan.