Tensi Global Berimbas Pada Naiknya Inflasi di Indonesia
Kamis, 02 Mei 2024 -
MerahPutih.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa inflasi bulanan pada April 2024 mencapai 0,25 persen mtm dengan tingkat inflasi tahunan sebesar 3 persen year-on-year (yoy) dan inflasi tahun kalender sebesar 1,19 persen year-to-date (ytd).
Sementara itu, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) naik menjadi 6,25 persen yang diumumkan pada 24 April lalu.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, meningkatnya tensi geopolitik global berpengaruh terhadap inflasi domestik melalui peningkatan permintaan emas yang dianggap sebagai aset safe haven sehingga harganya naik secara global.
“Peningkatan harga emas di pasar internasional ini memberikan pengaruh terhadap harga emas perhiasan di Indonesia karena harga emas perhiasan inilah yang kemudian terekam dalam Indeks Harga Konsumen (IHK),” kata Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Kamis (2/5).
Baca juga:
Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Inflasi
Ia menuturkan, inflasi bulanan komoditas emas perhiasan pada April 2024 tercatat sebesar 7,4 persen month-to-month (mom) sehingga memberikan andil inflasi sebesar 0,08 persen.
Namun, tegas ia, menyampaikan bahwa pihaknya belum dapat mengetahui dampak kebijakan tersebut terhadap tingkat inflasi nasional.
“Karena Bank Indonesia baru menaikkan suku bunga acuan di akhir bulan April, tentunya nanti kita lihat dampaknya di bulan-bulan berikutnya,” kata Amalia.
Dampak dari kebijakan tersebut kemungkinan baru dapat dilihat dari hasil penghitungan IHK Mei 2024 yang akan diumumkan bulan depan. Yang diyakini merupakan upaya BI sebagai otoritas moneter di Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca juga:
"Ini juga dalam meredam ketidakstabilan nilai tukar rupiah yang tertekan akibat konflik geopolitik yang meningkat di kawasan Timur Tengah dalam sebulan terakhir," katanya. (*)