Telusuri Benny Wenda, Polri Bersinergi dengan Kemenlu, BSSN, dan BIN
Selasa, 03 September 2019 -
MerahPutih.com - Karopenmas Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, polisi saat ini sudah mengidentifikasi jaringan dan pembicaraan yang dilakukan tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) Benny Wenda.
Dalam menyelesaikan kasus ini, pihak kepolisian tak bekerja sendiri. Mereka bersinergi bersama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Baca Juga:
"Kemudian ada beberapa juga yang sudah kita identifikasi untuk keterlibatan warga negara asing yang berada di beberapa negara," kata Dedi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (3/9).

Ia mengatakan, jaringan Benny yang ada di beberapa negara itu terus dipetakan. Namun, Dedi mengatakan hukum Indonesia tidak bisa menjangkau Benny karena dirinya berada di luar negeri dan merupakan WNA.
"Jelas hukum Indonesia tidak akan menjangkau ke sana. Yang sudah kita amankan beberapa orang yang menyebarkan konten-konten provokatif bersifat ujaran kebencian pasti ditangkap di sini," ujarnya.
Polri membeberkan bukti penyebaran berita hoaks yang dilakukan pemimpin Gerakan Serikat Pembebasan Papua Barat (ULMWP) Benny Wenda. Bukti itu didapat dari media sosial Benny.
"Foto dan video yang ada seolah-olah di Papua terus disebarkan melalui akun media sosial (Twitter)," kata Dedi Prasetyo.
Baca Juga:
Temuan Vandalisme "Papua Merdeka" di Solo, Kapolresta: Pelakunya Bukan Orang Papua
Dedi menyebut Benny tak cuma menyebarkan berita bohong itu di media sosial. Benny juga mengirimkan informasi palsu itu melalui telepon dan aplikasi pesan instant WhatsApp (WA).
Ia terhubung dengan negara Vanuatu di Pasific. Pemerintah tak ingin bertindak gegabah menghadapi Benny Wenda. Pemerintah akan mengedepankan diplomasi karena aktivitas Benny lebih banyak di jalur politik.
Benny Wenda merupakan tokoh separatis Papua yang mendapatkan suaka politik dari Inggris pada 2002. Benny membuka kantor gerakan Papua merdeka di Oxford, Inggris, pada 2013. (Knu)
Baca Juga:
Pakar Intelijen Ungkap Ada Dua Kelompok Asing yang Ingin Papua Merdeka