Tak Selalu Sehat, Sayur Juga Punya Efek Samping
Senin, 28 Desember 2020 -
MEMANG sih, kita dianjurkan untuk memperbanyak makan sayur supaya pencernaan sehat. Tak dimungkiri, sayuran dibutuhkan untuk mendapatkan vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh. Namun, di balik manfaatnya yang banyak, ternyata ada juga sisi buruk sayuran terhadap tubuh kita.
Berikut beberapa jenis sayyuran yang punya efek samping untuk tubuh.
BACA JUGA:
1. Sayuran berserat meningkatkan risiko peradangan saluran pencernaan

Serat merupakan komponen utama dari sayuran yang kamu makan. Jenis serat itu sendiri terbagi dua, yaitu serat yang dapat dicerna tubuh dan serat yang tidak dapat dicerna. Serat yang dapat dicerna tubuh contohnya yang terdapat dalam gandum utuh. Serat jenis itu membantu mengurangi kadar kolesterol dan gula dalam darah.
Di sisi lain, serat yang tidak bisa dicerna tubuh terbentuk dari selulosa, yang termasuk salah satu tipe karbohidrat kompleks. Serat jenis itu tidak bisa dipecah menjadi molekul sederhana yang dapat diserap tubuh. Serat yang tidak bisa dicerna itu membantu membersihkan saluran pencernaan ketika melewatinya.
Di sisi lain, serat jenis itu berpotensi memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Konstantin Monastyrsky dalam bukunya, Fiber Menace, menjelaskan bahwa serat tak larut dapat meningkatkan risiko peradangan dan iritasi pada saluran pencernaan yang telah terluka. Peningkatan konsumsi serat secara tiba-tiba dapat menyebabkan perut kembung dan sering buang angin. Efeknya akan lebih buruk jika ditambah dengan makanan atau minuman fermentasi seperti yoghurt.
2. Brokoli bikin perut kembung

Sayuran seperti kol, kembang kol, dan brokoli pastinya cukup sering kamu temui. Kelompok sayuran yang berasal dari famili Brassicaceae itu tergolong rendah kalori dan mengandung banyak nutrisi. Namun, ternyata brokoli merupakan sayuran tidak sehat bagi tubuh karena bisa menyebabkan perut kembung.
Tubuh manusia tidak bisa mencerna raffinose, satu jenis karbohidrat kompleks yang ditemukan di kelompok sayuran itu. Ketika sayuran sudah masuk ke perut dan sampai pada usus besar, mereka akan difermentasi oleh bakteri yang memproduksi gas metan, karbondioksida, dan hidrogen. Hal itu menyebabkan perut berisi gas dan menjadi kembung.
3. Terong menyebabkan nyeri sendi

Beberapa sayuran seperti terong, paprika, dan tomat yang masuk famili Solanaceae dapat menyebabkan peradangan. Cynthia Sass, seorang ahli gizi, mengatakan bahwa pada jangka panjang, peradangan itu dapat menyebabkan nyeri sendi, masalah pencernaan, masalah saat tidur, penuaan, dan penyakit kronis lainnya.
Sayur-sayuran itu memproduksi senyawa alkaloid yang disebut solaine. Senyawa itulah yang dapat menyebabkan peradangan. Namun, hal itu masih menjadi perdebatan karena tidak ada riset yang mampu membuktikan dugaan tersebut. Selain itu, jumlah senyawa yang terkandung di dalamnya terbilang terlalu sedikit untuk bisa membahayakan tubuh.
3. Sayuran berpestisida

Pestisida digunakan untuk menjauhkan hama dari tanaman. Namun, pestisida bisa menempel dan meninggalkan residu pada sayuran. Pestisida jelas akan berdampak buruk pada tubuh manusia. Environmental Working Group pada 2017 mengeluarkan daftar sayuran dengan residu pestisida tertinggi. Lebih dari 98% sampel stroberi, bayam, ceri, dan apel positif mengandung residu pestisida. Bahkan dua kali lebih banyak dari tanaman lainnya.(dwi)