Kesehatan

Tak Selalu Sehat, Sayur Juga Punya Efek Samping

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 28 Desember 2020
Tak Selalu Sehat, Sayur Juga Punya Efek Samping

Beberapa jenis sayur bisa berefek samping pada tubuh. (foto: unsplash/chantal garnier)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MEMANG sih, kita dianjurkan untuk memperbanyak makan sayur supaya pencernaan sehat. Tak dimungkiri, sayuran dibutuhkan untuk mendapatkan vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh. Namun, di balik manfaatnya yang banyak, ternyata ada juga sisi buruk sayuran terhadap tubuh kita.

Berikut beberapa jenis sayyuran yang punya efek samping untuk tubuh.

BACA JUGA:

Lezat dan Bernutrisi, 3 Pilihan Ikan yang Pas untuk Dibakar

1. Sayuran berserat meningkatkan risiko peradangan saluran pencernaan

sayur
Seratnya susah dicerna. (foto: unpslash/fitnish media)

Serat merupakan komponen utama dari sayuran yang kamu makan. Jenis serat itu sendiri terbagi dua, yaitu serat yang dapat dicerna tubuh dan serat yang tidak dapat dicerna. Serat yang dapat dicerna tubuh contohnya yang terdapat dalam gandum utuh. Serat jenis itu membantu mengurangi kadar kolesterol dan gula dalam darah.

Di sisi lain, serat yang tidak bisa dicerna tubuh terbentuk dari selulosa, yang termasuk salah satu tipe karbohidrat kompleks. Serat jenis itu tidak bisa dipecah menjadi molekul sederhana yang dapat diserap tubuh. Serat yang tidak bisa dicerna itu membantu membersihkan saluran pencernaan ketika melewatinya.

Di sisi lain, serat jenis itu berpotensi memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Konstantin Monastyrsky dalam bukunya, Fiber Menace, menjelaskan bahwa serat tak larut dapat meningkatkan risiko peradangan dan iritasi pada saluran pencernaan yang telah terluka. Peningkatan konsumsi serat secara tiba-tiba dapat menyebabkan perut kembung dan sering buang angin. Efeknya akan lebih buruk jika ditambah dengan makanan atau minuman fermentasi seperti yoghurt.

2. Brokoli bikin perut kembung

brokoli
Menyebabkan perut kembung. (foto: unpslash/inigo de la maza)

Sayuran seperti kol, kembang kol, dan brokoli pastinya cukup sering kamu temui. Kelompok sayuran yang berasal dari famili Brassicaceae itu tergolong rendah kalori dan mengandung banyak nutrisi. Namun, ternyata brokoli merupakan sayuran tidak sehat bagi tubuh karena bisa menyebabkan perut kembung.

Tubuh manusia tidak bisa mencerna raffinose, satu jenis karbohidrat kompleks yang ditemukan di kelompok sayuran itu. Ketika sayuran sudah masuk ke perut dan sampai pada usus besar, mereka akan difermentasi oleh bakteri yang memproduksi gas metan, karbondioksida, dan hidrogen. Hal itu menyebabkan perut berisi gas dan menjadi kembung.

3. Terong menyebabkan nyeri sendi

terong
Menyebabkan peradangan. (foto: unsplash/kristy tg)

Beberapa sayuran seperti terong, paprika, dan tomat yang masuk famili Solanaceae dapat menyebabkan peradangan. Cynthia Sass, seorang ahli gizi, mengatakan bahwa pada jangka panjang, peradangan itu dapat menyebabkan nyeri sendi, masalah pencernaan, masalah saat tidur, penuaan, dan penyakit kronis lainnya.

Sayur-sayuran itu memproduksi senyawa alkaloid yang disebut solaine. Senyawa itulah yang dapat menyebabkan peradangan. Namun, hal itu masih menjadi perdebatan karena tidak ada riset yang mampu membuktikan dugaan tersebut. Selain itu, jumlah senyawa yang terkandung di dalamnya terbilang terlalu sedikit untuk bisa membahayakan tubuh.

3. Sayuran berpestisida

stroberi
Jenis stroberi bisa mengandung pestisida. (foto: pixabay/ritaE)

Pestisida digunakan untuk menjauhkan hama dari tanaman. Namun, pestisida bisa menempel dan meninggalkan residu pada sayuran. Pestisida jelas akan berdampak buruk pada tubuh manusia. Environmental Working Group pada 2017 mengeluarkan daftar sayuran dengan residu pestisida tertinggi. Lebih dari 98% sampel stroberi, bayam, ceri, dan apel positif mengandung residu pestisida. Bahkan dua kali lebih banyak dari tanaman lainnya.(dwi)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan