Suka Duka Polwan, Jalani 'Double Job' Sebagai Ibu dan Polisi di Masyarakat

Selasa, 01 September 2020 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Polisi Wanita Indonesia memasuki usia ke 72 pada Selasa (1/9). Kini, peran Polwan menyamai peran polisi pria dalam bentuk penegakkan hukum maupun pembinaan masyarakat.

Sejumlah Polwan di beberapa kantor Kepolisian pun mengadakan syukuran di hari jadinya kali ini. Seperti di Polres Metro Jakarta Pusat.

Baca Juga

LPSK: Korban Penyerangan Polsek Ciracas Berhak Mendapatkan Restitusi

Perwakilan Polwan yang juga Kanit 2 Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Dewa Ayu Santi menuturkan, HUT Polwan kali ini diadakan secara sederhana di tengah pandemi COVID-19.

"Tradisi polwan kali ini unik. Kami harus ikuti protokol kesehatan," kata Santi ditemui di Polres Metro Jakarta Pusat, Selasa (1/9).

Santi menjelaskan, HUT Polwan kali ini hanya diisi arahan dari Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dan Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana melalui video confrence.

"Arahannya kami untuk selalu menjaga kamtibmas. Termasuk harapan bagi Polwan untuk ikut berkontribusi bagi kemajuan institusi Polri;" terang lulusan AKPOL ini.

Polwan
Kanit 2 Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Dewa Ayu Santi saat perayaan HUT ke-72 Polwan di Polres Jakarta Pusat, Selasa (1/9). Foto: MP/Kanu

Wanita berusia 28 tahun sekaligus ibu dari seorang balita ini menyebut, Polwan sudah menjadi dewasa.

"Kami berharap polwan bisa meningkatkan daya saing di tingkat pekerjaan masing masing. Dan bisa beeperan di tengah keluarga," ucap wanita asal Bali ini.

Sebab, Santi menyebut, menjadi Polwan bukan tugas yang mudah. Mengingat perannya sebagai ibu rumah tangga di lingkungan keluarga.

"Polwan itu double job selain kegiatan kantor juga tanggungjawab terhadap keluarga," sebut Santi.

Ia mengaku sudah terbiasa menghadapi pelaku kejahatan jalanan yang dikenal sadis.

“Saya santai saja. Toh ini sudah resiko pekerjaan yang saya jalani,”kata Santi.

Santi mengaku, sudah terbiasa bekerja sebagai penyidik seraya mengasuh sang buah hati. Tak jarang, ia harus berangkat pagi dari rumahnya di kawasan Jakarta Timur untuk bekerja memimpin Apel. Padahal, malam harinya ia harus mengikuti patroli keamanan dan memburu pelaku kejahatan lainnya.

Polwa
Perayaan HUT ke-72 Polwan di Polres Jakarta Pusat, Selasa (1/9). Foto: MP/Kanu

Santi berujar, pernah suatu kali ketika mengasuh sang bayi, panggilan mendesak menghampirinya lantaran ada tawuran antar pelajar.

“Itu kejadianya malam-malam. Saya lagi asuh anak tapi ada panggilan. Ya saya jalani. Kebetulan suami juga mendukung saya,” kata wanita yang pernah menjadi Pengibar Bendera Pusaka ini

Ia yakin, tugasnya sebagai Polisi bisa memberikan manfaat kepada masyarakat luas.

Polwan di Indonesia lahir pada 1 September 1948, berawal dari kota Bukittinggi, Sumatera Barat, tatkala Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) menghadapi Agresi Militer Belanda II, dimana terjadinya pengungsian besar-besaran pria, wanita, dan anak-anak meninggalkan rumah mereka untuk menjauhi titik-titik peperangan.

Baca Juga

Polda Metro Buru Warga Sipil yang Diduga Ikut Serang Polsek Ciracas

Untuk mencegah terjadinya penyusupan, para pengungsi harus diperiksa oleh polisi, namun para pengungsi wanita tidak mau diperiksa apalagi digeledah secara fisik oleh polisi pria sehingga dibentuklah Polisi wanita. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan