Suka Duka Polwan, Jalani 'Double Job' Sebagai Ibu dan Polisi di Masyarakat


Perayaan HUT ke-72 Polwan di Polres Jakarta Pusat, Selasa (1/9). Foto: MP/Kanu
MerahPutih.com - Polisi Wanita Indonesia memasuki usia ke 72 pada Selasa (1/9). Kini, peran Polwan menyamai peran polisi pria dalam bentuk penegakkan hukum maupun pembinaan masyarakat.
Sejumlah Polwan di beberapa kantor Kepolisian pun mengadakan syukuran di hari jadinya kali ini. Seperti di Polres Metro Jakarta Pusat.
Baca Juga
LPSK: Korban Penyerangan Polsek Ciracas Berhak Mendapatkan Restitusi
Perwakilan Polwan yang juga Kanit 2 Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Dewa Ayu Santi menuturkan, HUT Polwan kali ini diadakan secara sederhana di tengah pandemi COVID-19.
"Tradisi polwan kali ini unik. Kami harus ikuti protokol kesehatan," kata Santi ditemui di Polres Metro Jakarta Pusat, Selasa (1/9).
Santi menjelaskan, HUT Polwan kali ini hanya diisi arahan dari Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dan Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana melalui video confrence.
"Arahannya kami untuk selalu menjaga kamtibmas. Termasuk harapan bagi Polwan untuk ikut berkontribusi bagi kemajuan institusi Polri;" terang lulusan AKPOL ini.

Wanita berusia 28 tahun sekaligus ibu dari seorang balita ini menyebut, Polwan sudah menjadi dewasa.
"Kami berharap polwan bisa meningkatkan daya saing di tingkat pekerjaan masing masing. Dan bisa beeperan di tengah keluarga," ucap wanita asal Bali ini.
Sebab, Santi menyebut, menjadi Polwan bukan tugas yang mudah. Mengingat perannya sebagai ibu rumah tangga di lingkungan keluarga.
"Polwan itu double job selain kegiatan kantor juga tanggungjawab terhadap keluarga," sebut Santi.
Ia mengaku sudah terbiasa menghadapi pelaku kejahatan jalanan yang dikenal sadis.
“Saya santai saja. Toh ini sudah resiko pekerjaan yang saya jalani,”kata Santi.
Santi mengaku, sudah terbiasa bekerja sebagai penyidik seraya mengasuh sang buah hati. Tak jarang, ia harus berangkat pagi dari rumahnya di kawasan Jakarta Timur untuk bekerja memimpin Apel. Padahal, malam harinya ia harus mengikuti patroli keamanan dan memburu pelaku kejahatan lainnya.

Santi berujar, pernah suatu kali ketika mengasuh sang bayi, panggilan mendesak menghampirinya lantaran ada tawuran antar pelajar.
“Itu kejadianya malam-malam. Saya lagi asuh anak tapi ada panggilan. Ya saya jalani. Kebetulan suami juga mendukung saya,” kata wanita yang pernah menjadi Pengibar Bendera Pusaka ini
Ia yakin, tugasnya sebagai Polisi bisa memberikan manfaat kepada masyarakat luas.
Polwan di Indonesia lahir pada 1 September 1948, berawal dari kota Bukittinggi, Sumatera Barat, tatkala Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) menghadapi Agresi Militer Belanda II, dimana terjadinya pengungsian besar-besaran pria, wanita, dan anak-anak meninggalkan rumah mereka untuk menjauhi titik-titik peperangan.
Baca Juga
Polda Metro Buru Warga Sipil yang Diduga Ikut Serang Polsek Ciracas
Untuk mencegah terjadinya penyusupan, para pengungsi harus diperiksa oleh polisi, namun para pengungsi wanita tidak mau diperiksa apalagi digeledah secara fisik oleh polisi pria sehingga dibentuklah Polisi wanita. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Polwan Ditempatkan jadi Kapolres, Polri: Dorong Kesetaraan Gender dan Profesionalisme Berbasis Kompetensi

Nekat Jambret HP Polwan di Benhil, 2 Sejoli Dicokok Tim Buser Keamanan Negara

Kebakaran Sekolah Polwan Ciputat Berawal dari Colokan Listrik Pas Ngecas Ponsel

Penempatan Polwan di Rest Area Bagian Strategi Korlantas Polri Cegah Penumpukan Kendaraan

Ahli Forensik Brigjen Hastry Tambah Daftar Polwan Polri Berpangkat Jenderal

Polwan sebagai Pelaku Pembakaran Suami Diduga Alami Depresi Setelah Melahirkan

Viral Gaya Hidup Mewah Polwan Kasatlantas Polres Malang yang Jadi Sorotan

Polwan Aceh Dikirim ke Jepang untuk Studi Banding Kepolisian
