Soal Penyediaan Alat Kontrasepsi, Pengamat Tekankan Perlunya Edukasi Kesehatan Reproduksi
Kamis, 08 Agustus 2024 -
MerahPutih.com - Rencana pemberian alat kontrasepsi bagi anak sekolah menuai polemik. Pengamat kebijakan publik Achmad Nur Hidayat menilai, penyediaan alat kontrasepsi bagi anak sekolah dapat mengirimkan pesan yang salah bahwa perilaku seksual di usia sekolah adalah wajar dan diterima.
“Hal ini bertentangan dengan norma agama dan sosial bangsa Indonesia yang mengedepankan moralitas perlindungan anak dari perilaku seksual berisiko,” kata Achmad dalam keteranganya di Jakarta dikutip Kamis (8/8).
Achmad meyakini, alat kontrasepsi tidak selalu memberikan perlindungan penuh terhadap penyakit menular seksual. Selain itu, penyediaan alat kontrasepsi tanpa edukasi yang tepat justru dapat berakibat sebaliknya.
“Selain itu, penyediaan alat kontrasepsi tanpa edukasi yang tepat dapat mendorong perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab,” tutur ekonom dari UPV Veteran ini.
Baca juga:
Wacana Pemberian Alat Kontrasepsi bagi Pelajar, DPR Minta Penjelasan Pemerintah
Achmad berujar, edukasi kesehatan reproduksi harus fokus pada penguatan perlindungan diri dan keluarga. “Seperti memberikan informasi yang komprehensif dan tepat sasaran mengenai risiko dan konsekuensi dari perilaku seksual, serta cara-cara untuk melindungi diri dari perilaku seksual berisiko,” jelas Achmad.
Achmad menilai, hal ini harus mencakup pengetahuan tentang sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Lalu cara menjaga kesehatan alat reproduksi perilaku seksual berisiko dan akibatnya.“Ditambah cara melindungi diri dan menolak hubungan seksual yang tidak diinginkan. Keluarga memegang peran kunci dalam pendidikan seksual anak,” sebut Achmad.
Dia juga menegaskan, orang tua dan anggota keluarga lainnya harus dilibatkan dalam memberikan edukasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi.
“Ini akan membantu memastikan bahwa anak-anak mendapatkan informasi yang konsisten dan sesuai dengan nilai-nilai keluarga,” tutur Achmad.
Baca juga:
Soal Alat Kontrasepsi Remaja, Legislator: Opo yo Kemenkes Mau Kasih Kondom Ke Anak Sekolah?
Selain itu, pendidikan dari keluarga dapat membantu membangun komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua yang penting untuk membahas topik-topik sensitif seperti seks dan kesehatan reproduksi.
Sebagai alternatif dari penyediaan alat kontrasepsi, pemerintah dan lembaga pendidikan harus lebih fokus pada penguatan program-program edukasi kesehatan reproduksi yang komprehensif.
Program ini harus dirancang untuk memberikan informasi yang akurat dan mendalam tentang kesehatan reproduksi, serta cara-cara untuk melindungi diri dari perilaku seksual berisiko. Program-program ini juga harus melibatkan partisipasi aktif dari keluarga dan komunitas.
“Dengan melibatkan keluarga, kita dapat memastikan bahwa informasi yang diberikan kepada remaja konsisten dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang ada,” ungkap Achmad. (Knu)