Sebut Putusan MK Janggal, PAN Yakin Istri Mendes Yandri Menang Lagi Lewat PSU
Selasa, 25 Februari 2025 -
MerahPutih.com - Partai Amanat Nasional (PAN) menilai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Pilkada Kabupaten Serang agak aneh dan janggal. Pasalnya, selisih suara antar pasangan di dalam pilkada itu sangat jauh.
Menurut Waketum PAN Saleh Daulay, tidak mungkin ada pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif. Dari laporan di lapangan, kata dia, masyarakat banyak yang tidak puas dan mempertanyakan soal putusan MK tersebut.
"Masyarakat tahu bahwa pasangan Ratu-Najib jauh unggul di atas pasangan lawan. Ratu Najib kemarin mendapatkan suara 598.654 suara, sedangkan lawannya hanya memperoleh 254.494 suara. Pasangan Ratu-Najib unggul lebih dua kali lipat," kata Saleh dalam keterangannya, Selasa (25/2).
Baca juga:
Mendes Yandri Janji Tak Akan Ulangi Lagi Asal Pakai Kop Surat Kementerian
Saleh menyayangkan kemenangan tersebut dianulir MK. Yang menyedihkan, kata dia, kemenangan itu disebut sangat dipengaruhi oleh Yandri Susanto, suami Ratu Zakiyah, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Desa.
"Mas Yandri itu tahu UU pemilu. Beliau itu, ikut membahas UU tersebut. Tidak hanya itu, beliau bahkan adalah wakil ketua pansusnya di kala itu. Jadi aneh betul kalau keberadaan beliau sebagai menteri malah dianggap sebagai dasar untuk menganulir kemenangan pasangan Ratu-Najib," ungkapnya.
Meski demikian, Saleh menyatakan PAN memahami situasi dan dinamika yang ada. Ia menyebut selalu ada keganjilan yang perlu dipahami dengan penuh kesabaran. Saleh berharap masyarakat tetap konsisten dan solid mendukung pasangan Ratu-Najib.
"PAN tidak khawatir dengan pemungutan suara ulang (PSU). PAN yakin pasangan Ratu-Najib akan menang lagi," ujarnya.
Baca juga:
Beredar Surat Undangan Haul Ibunda Mendes Yandri Susanto Berkop Kemendes
Menurut Saleh, masyarakat Serang justru semakin antusias. Mereka disebut sudah lama menunggu bupati dan wakil bupati baru. Ia meyakini masyarakat Serang mengharapkan pasangan Ratu-Najib.
"Tapi memang tetap agak disesalkan. Sebab, dengan PSU di seluruh TPS, akan menghabiskan waktu dan uang yang tidak sedikit. Penyelenggara harus bekerja keras lagi memfasilitasi penyelenggaraan pilkada. Regenerasi kepemimpinan di Serang akan lambat karena terkendala PSU," tutupnya. (Pon)