Sampah Plastik Rasa Vanila, Solusi Lezat Merespon Krisis Lingkungan

Senin, 05 Juli 2021 - annehs

JIKA kamu salah satu penyuka es krim rasa vanila, kini kamu bisa menikmatinya sambil berkontribusi dalam mengurangi limbah plastik yang merusak lingkungan. Semua berkat penemuan dari para peneliti yang berhasil mengubah sampah plastik menjadi rasa vanila. Penemuan ini pun dianggap sebagai solusi yang lezat untuk meresponi krisis lingkungan yang semakin berkembang.

Dilansir dari Daily Mail, para peneliti dari University of Edinburgh telah melakukan rekayasa bakteri E. coli untuk menangani polyethylene terephthalate (PET). PET adalah polimer sintetis yang umum ditemukan pada botol kemasan plastik, pakaian poliester, suku cadang mobil, kemasan paket, barang-barang elektronik, dan masih banyak lagi.

Limbah plastik kemasan.  (Foto- National Geographic)
Limbah plastik kemasan. (Foto: National Geographic)

Jadi, enzim yang terkandung pada bakteri E. coli mampu mengubah PET menjadi vanilin, senyawa yang memberikan rasa dan aroma yang nikmat dari rasa vanila.

Baca juga:

Karangan Bunga Mencemari Lingkungan, Solusinya?

Pet terbuat dari ethylene glycol dan terepthalic acid yang terikat untuk menciptakan untaian panjang plastik yang kemudian dipotong dan dilebur untuk berbagai keperluan mulai dari pakaian, bungkus kemasan, dan sebagainya.

Sedangkan vanilin merupakan aldehyde, zat organik yang terbuat dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Vanilin bisa disulin secara alami dari biji vanili. Meski begitu, umumnya perisa vanila disintesis dari bahan bakar fosil karena lebih murah dan lebih tersedia.

Jenis plastik clamshell sulit untuk didaur ulang. (Foto- Plastech Group)
Jenis plastik clamshell sulit untuk didaur ulang. (Foto: Plastech Group)

Asam terepthalic yang ada pada PET pun sudah pernah diubah menjadi asam vanilat sebelumnya, tetapi belum pernah menjadi vanilin.

Bagi para ahli biologi Joanna Sadler dan Stephen Wallace, PET dianggap bisa diubah menjadi vanilin jika memanfaatkan enzim dari bakteri E. coli. Sebab, bakteri ini menggunakan oksigen sebagai katalis.

Baca juga:

Sulit Didaur Ulang, Hindari Penggunaan Kemasan Plastik Jenis Ini!

Melalui proses lima langkah, mereka mengubah asam tereftalat dari botol plastik menjadi vanilin dengan enzim MG1655 RARE (reduksi aldehida aromatik tereduksi) yang diproduksi E. coli.

Setelah proses ini disempurnakan, Sadler dan Wallace mampu menghasilkan produk yang mengandung 79 persen vanilin yang aman untuk dikonsumsi manusia.

"Karya ini memperkuat filosofi bahwa plastik pasca-konsumsi bisa dilihat bukan sebagai produk limbah, melainkan sebagai sumber karbon dan bahan baku untuk menghasilkan bahan bernilai tinggi," ungkap mereka.

Plastik yang mencemarkan laut dan pantai. (Foto: Pexels/Artem Beliaikin)
Plastik yang mencemarkan laut dan pantai. (Foto: Pexels/Artem Beliaikin)

Tujuan dari penelitian ini tentunya untuk mengurangi limbah plastik global yang dianggap sebagai salah satu isu lingkungan yang paling berbahaya bagi Bumi.

"Krisis limbah plastik diakui sebagai salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak yang dihadapi kita sehingga mendorong seruan mendesak untuk teknologi-teknologi baru untuk memungkinkan terjadinya ekonomi plastik sirkular," ungkap mereka pada sebuah jurnal yang diunggah pada Green Chemistry. (shn)

Baca juga:

Rasa Es Krim Pilihan Ungkap Kehidupan Cintamu

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan