Rupiah Tunjukkan Pelemahan di Tengah Tekanan Perang Dagang dan Suku Bunga The Fed
Rabu, 23 April 2025 -
MerahPutih.com - Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan, Rabu (23/4) pagi, melemah 1 poin atau 0,01 persen menjadi Rp 16.861 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.860 per dolar AS.
Head of Macroeconomic and Financial Market Research PermataBank Faisal Rachman juga memperkirakan BI-Rate tetap ditahan pada level 5,75 persen dalam pengumuman hasil RDG BI bulan April.
Ia mencatat ketidakpastian global yang bersumber dari perang dagang masih cukup tinggi.
Hal ini mengakibatkan capital outflow dan tekanan pada rupiah yang nantinya meningkatkan risiko imported inflation. Perang dagang juga akan berimbas pada pelebaran defisit neraca transaksi berjalan.
Baca juga:
Tekanan Trump ke Bank Sentral Amerika Bikin Rupiah Menguat
Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo memproyeksikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate tetap ditahan pada level 5,75 persen dalam rapat dewan gubernur (RDG) bulan April, yang akan diumumkan pada Rabu ini.
BI masih tetap menahan suku bunga acuan atau BI-Rate sampai kuartal ketiga tahun ini, sejalan dengan Federal Reserve (The Fed) apabila menyesuaikan suku bunga atau Fed Funds Rate (FFR) di Amerika Serikat (AS).
"Posisi kami masih tetap menahan suku bunga sampai kuartal III, mirroring Fed adjustment. Momentumnya kami pandang optimal bulan lalu, saat tekanan rupiah tidak sekencang sekarang. Posisi saat ini, karena rupiah masih tertekan dan untuk menjaga attractiveness dari surat berharga," katanya dikutip Antara.
Ia melihat ruang penurunan suku bunga akan terjadi sebanyak dua kali pada 2025, masing-masing sebesar 25 basis point (bps) pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. (*)