Ramaikan Aksi May Day, Musisi Indie Tolak PHK Massal dan Gelar Pahlawan bagi Soeharto

Jumat, 02 Mei 2025 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM - SEJUMLAH kelompok musik indie seperti The Brandals, Usman And The Blackstones, Suden, Methosa, Barumil, Jati Andito, dan The Jansen turun ke jalan meramaikan aksi Hari Buruh Internasional atau May Day di depan Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta, (1/5).
?
Mereka tampil bergantian dari atas truk yang dilengkapi peralatan musik. Mobil diposisikan di antara massa buruh yang diorganisasi Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK). Serikat buruh lainnya berjalan kaki dari sepanjang jalan Gerbang Pemuda, Senayan, menuju ke Gedung MPR/DPR, Jakarta.
?
Salah satu pemrakarsa acara Eka Anash dari The Brandals menjelaskan aksi para musisi tersebut merupakan bentuk solidaritas kepada para buruh yang turun ke jalan. “Kami nyanyi bareng, menyuarakan keresahan kami bareng-bareng, dan saling ingatkan bahwa bersuara merupakan hak kita,” kata Eka yang tampil bersama The Brandals.
?
Sementara itu, aktivis HAM Usman Hamid terlihat berada di tengah massa. Tidak berapa lama, ia naik ke truk tampil dengan lagu kritik sosial Bumi dan Aku Kini, Munir, dan Sakongsa. “Salah satu yang mendorong kami turun dan bersolidaritas kepada buruh ialah gelombang besar PHK saat ini. Negara harus menjamin hak mereka terpenuhi,” kata Usman yang kini aktif bersama band besutannya, Usman And The Blackstones.

Baca juga:

Aksi Buruh Pakai Topeng Joker Peringati Hari Buruh Internasional 2025 di Patung Kuda Jakarta


?
Dalam kesempatan itu, Usman mendesak negara untuk menghentikan PHK massal di sejumlah perusahaan. Ia juga mendesak negara menarik rencana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden Kedua RI Soeharto.
?
“Hidup buruh! Indonesia berencana memberi gelar pahlawan nasional untuk Soeharto. Apakah kita setuju Indonesia kembali ke zaman Orde Baru? Kita harus menolak rencana gelar pahlawan tersebut,” tegas Usman.
?
Beberapa peserta aksi membawa sejumlah bendera bertuliskan 'Soeharto bukan pahlawan' serta poster bertuliskan antara lain 'Tolak gelar pahlawan untuk Soeharto', 'Gelar pahlawan nasional lebih tepat untuk Marsinah'.
?
Setelah band Usman, band Methosa tampil membawakan lagu mereka berjudul Logika Mati, Nasi Goreng, dan Bangun Orang Waras. Mereka menyuarakan nasib buruh, petani, dan para guru yang tak sejahtera. Vokalis Methosa Mansen Munthe juga ambil suara menyatakan menolak Soeharto dijadikan pahlawan nasional.
?
Usman belakangan terdengar kian lantang menyuarakan kritik melalui musik bersama band Usman And The Blackstones. Usman baru saja merilis album musik berisi sembilan lagu piringan hitam dan 13 lagu dalam cakram padat. Semuanya soal kritik sosial hak asasi manusia, korupsi, dan krisis iklim.
?
Aksi massa berlanjut hingga sore hari serta menampilkan band-band lainnya seperti Suden, Baromil, KSPI, The Brandals, dan The Jansen.(Pon)

Baca juga:

Hari Buruh 2025: Marsinah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Intip Profilnya


?

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan