Kenalin nih, Tokoh Pergerakan Buruh Wiji Thukul, ini 7 Puisi yang Pernah Ditulisnya


Youtube/Indonesia Insider
MERAHPUTIH.COM - WIJI Thukul merupakan salah seorang aktivitis dan juga seniman. Lantas apa sajakah karya-karya puisinya yang terkenal? Wiji Thukul merupakan korban penghilangan paksa Orde Baru (Orba) karena pandangan politik di karya-karyanya. Makanya nama Wiji masuk daftar Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) pada 2000.
Wiji Thukul besar dengan dunia literasi yang apik. Ia sejak belia sudah menjalani aktivitas- aktivitas menulis puisi. Ketika beranjak remaja ia masuk ke dalam sanggar seni, seperti sekolahnya, ia ikut sebuah kelompok teater, yaitu Teater Jagalan Tengah (Jagat).
Bersama Teater Jagat, Wiji keluar masuk Solo untuk mengamen puisi, mulai dari Yogyakarta, Klaten, dan Surabaya. Ia kemudian melanjutkan SMA di Karawitan Indonesia (SMKI). Ia mengeyam pendidikan, tapi hanya dua tahun saja, tepatnya di kelas 11 ia drop out pada 1982. Ia bekerja demi menafkahi adik-adiknya yang masih kecil untuk lanjut sekolah.
Wiji Thukul pernah menjalani profesi sebagai wartawan harian Masa Kini pada 1988 selama tiga bulan.
Baca juga:
Hari Buruh 2025: Marsinah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Intip Profilnya
Selebihnya, Wiji rutin menulis sajak-sajaknya untuk diterbitkan dalam media cetak, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, misalnya Inside Indonesia di Australia, Tanah Air di Belanda, dan penerbitan mahasiswa, seperti Politik (Universitas Nasional, Jakarta), Pijar (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta), dan Keadilan (Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta).
Sajak milik Wiji Thukul juga berserakan lewat media fotokopi yang tersebar di antara kawan-kawan dan orang yang mengaguminya. Ia juga menulis cerpen, esai, dan resensi puisi.
Berikut beberapa karya Wiji Thukul.
1. Puisi untuk Adik
Apakah nasib kita akan terus seperti
Sepeda rongsokan karatan itu?
O… tidak, dik!
Kita akan terus melawan
Waktu yang bijak bestari
Kan sudah mengajari kita
Bagaimana menghadapi derita
Kitalah yang akan memberi senyum
Kepada masa depan
Jangan menyerahkan diri kepada ketakutan
Kita akan terus bergulat
Apakah nasib kita akan terus seperti
Sepeda rongsokan karatan itu?
O… tidak, dik!
Kita harus membaca lagi
Agar bisa menuliskan isi kepala
Dan memahami dunia
2. Nyanyian Akar Rumput
Jalan raya dilebarkan
Kami terusir
Mendirikan kampung
Digusur
Kami pindah-pindah
Menempel di tembok-tembok
Dicabut
Terbuang
Kami rumput
Butuh tanah
Dengar!
Ayo gabung ke kami
Biar jadi mimpi buruk presiden!
Juli 1988
3. Peringatan
Jika rakyat pergi
Ketika penguasa bicara
Kita harus hati-hati untuk
mereka asa
Kalau rakyat mendengar
dan berbisik ketika
membicarakan masalah itu sendiri
harus waspada dan mendengar
Bila rakyat berani menunjukkan
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
kebenaran pasti terancam
Jika usul ditolak tanpa pertimbangan
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa
alasan Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!
4. Istirahatlah Kata-kata
istirahatlah kata-kata
jangan menyembur-nyembur
orang-orang bisu
kembalilah ke dalam rahim
segala tangis dan kebusukan
dalam sunyi yang meringis
tempat orang-orang mengingkari
menahan ucapannya sendiri
tidurlah, kata-kata
kita bangkit nanti
menghimpun tuntutan-tuntutan
yang miskin papa dan dihancurkan
nanti kita akan mengucapkan
bersama tindakan
bikin perhitungan
tak bisa lagi ditahan-tahan
Solo Sorogenen, 12 Agustus 1988
5. Tanpa Judul
kuterima kabar dari kampung
rumahku kalian geledah
buku-bukuku kalian jarah
tapi aku ucapkan banyak terima kasih
karena kalian telah memperkenalkan
sendiri
pada anak-anakku
kalian telah mengajar anak-anakku
membentuk makna kata penindasan
sejak dini
ini tak diajarkan di sekolahan
tapi rezim sekarang ini memperkenalkan
kepada kita semua
setiap hari di mana-mana
sambil nenteng-nenteng senapan
kekejaman kalian
adalah bukti pelajaran
yang tidak pernah ditulis
6. Nyanyian Akar Rumput
kuterima kabar dari kampung
rumahku kalian geledah
buku-bukuku kalian jarah
tapi aku ucapkan banyak terima kasih
karena kalian telah memperkenalkan
sendiri
pada anak-anakku
kalian telah mengajar anak-anakku
membentuk makna kata penindasan
sejak dini
ini tak diajarkan di sekolahan
tapi rezim sekarang ini memperkenalkan
kepada kita semua
setiap hari di mana-mana
sambil nenteng-nenteng senapan
kekejaman kalian
adalah bukti pelajaran
yang tidak pernah ditulis
7. Nyanyian Akar Rumput
jalan raya dilebarkan
kami terusir
mendirikan kampung
digusur
kami pindah-pindah
menempel di tembok-tembok
dicabut
terbuang
kami rumput
butuh tanah
dengar!
Ayo gabung ke kami
Biar jadi mimpi buruk presiden!
Ditulis pada Juli 1988.(Tka)
Baca juga:
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Kelompok Muda Anarko Jadi Tersangka Melawan Aparat Saat May Day di Semarang

Menaker Pastikan Isu Outsourcing Masuk di Revisi UU Ketenagakerjaan

Demo Hari Buruh Internasional Solo, Massa Soroti Gelombang PHK Massal

Ramaikan Aksi May Day, Musisi Indie Tolak PHK Massal dan Gelar Pahlawan bagi Soeharto

Diduga Berbuat Ricuh saat Aksi Buruh di Gedung MPR/DPR, Belasan Penyusup Ditangkap

Kenalin nih, Tokoh Pergerakan Buruh Wiji Thukul, ini 7 Puisi yang Pernah Ditulisnya

Fakta Miris May Day 2025, Banyak Jurnalis jadi Korban Kekerasan, Upah Tak Layak hingga Ancaman PHK

Aksi Buruh Pakai Topeng Joker Peringati Hari Buruh Internasional 2025 di Patung Kuda Jakarta

1 Mei Diperingati sebagai May Day, ini 3 Tokoh Penting dalam Pergerakan Buruh Indonesia

Mengintip Aksi Para Buruh Memperingati Hari Buruh Internasional 2025 di Monas Jakarta
