Ragam Budaya pada Prosesi Upacara Bayi dan Kematian di Indonesia
Minggu, 01 Januari 2023 -
TAHUN sudah berganti harapan pada yang baru serta merta merebak. Sama halnya dengan proses dalam kehidupan manusia yang terbungkus dalam berbagai bentuk budaya dan kebudayaan. Khususnya di Indonesia tak sedikit proses kehidupan di dalam kebudayaan yang sangat beragam. Dari 38 propinsi yang ada penuh dengan budaya yang masih dijalankan dalam era modern ini.
Prosesi bayi dan upacara kematian menjadi bagian penting dalam budaya di Indonesia. Bukan sebagai keharusan dalam menyelenggarakan prosesi kebudayaan dalam konteks kelahiran dan kematian. Namun dianggap kurang afdol bila seseorang memiliki kemampuan untuk menyelenggarakannya.
Baca Juga:

Seperti penyelenggaraan upacara budaya pada bayi-bayi yang baru lahir, menjadi bagian kebahagiaan menyambut kelahiran baru dalam keluarga. Seperti di Bali dikenal dengan adanya Jatakarma Samskara, Sepasaran dari Jawa, Nenjrang Bumi di Sunda, lalu ada Mamoholi di Sumatera Utara, Pepadun di Lampung, atau Meda Api di Lombok. Semuanya dikselenggarakan sebagai bentuk penyambutan bayi yang akan menempuh kehidupannya di dunia.
Upacara untuk si bayi ini selain sebagai bentuk syukur atas karunia Tuhan pada ibu yang sudah membawa bayi selama sembilan bulan. Juga merupakan penghormatan pada leluhur yang ada dalam keluarga. Tentunya kemudian diselaraskan dengan agama atau kebiasaan yang ada dalam keluarga itu. Sekaligus sebagai bentuk pelestarian budaya suku bangsanya.
Dilansir dari laman Orami, salah satu upacara kelahiran bayi adalah Medak Api yang berasal dari Lombok dari suku Sasak. Upacara ini selain merupakan wujud syukur, juga menjadi acara pemberian nama bagi si bayi. tentunya pemberian nama sudah dipikirkan matang oleh orangtuanya. Sebab nama yang diberikan menjadi semcacam doa yang dibawa terus sepanjang hidupnya.
Sementara dari budaya Minangkabau, Sumatera Barat, upcara Turun Mandi memiliki tujuan memperkenalkan si bayi pada khlayak luas selain merupakan bentuk syukur atas kelahiran anggota baru di dalam keluarga. Penyelenggaraan upacara ini dilakukan di tanggal ganjil untuk bayi laki-laki, dan tanggal genap untuk perempuan.
Baca Juga:

Berbicara tentang upacara tentu tak lepas dari bentuk sesajian yang sudah ada sejak nenek moyang dahulu. Dapat dilihat dalam prosesi upacara Selapan dari budaya Jawa yang menyediakan beragam sesajian yang dianggap wajib harus ada.
Sesajian itu seperti tumpeng weton, tujuh macam sayur yang dipotong-potong kecuali kangkung dan kacang panjang, dan telur rebus yang terbagi dalam tujuh, 11 dan 17 butir. Kemudian cabai, bawang merah, dan bumbu gudangan (urap) yang tidak boleh pedas. Kemudian harus berjumlah tujuh untuk buah-buahan dilengkapi dengan pisang raja, dan bubur. Tentunya tidak lupa kembang setaman. Sementara untuk menyaring santan menggunakan saringan bambu.
Sementara dalam upacara kematian di dalam budaya Indonesia tak kalah beragamanya bahkan sudah mendunia. Sebut saja Upacara Ngaben di Bali yang kemudian menjadi atraksi budaya untuk dunia pariwisata. Begitu juga dengan prosesi pemakaman di Toraja yang memakan biaya fantastis.
Kekayaan khazanah budaya di Indonesia meliputi prosesi kelahiran dan upacara kematian yang sangat beragam dan masih lestari di Indonesia. Sayang bila kemudian terhenti di zaman modern, ini akan membuat identitas bangsa menjadi pudar. (psr)
Baca Juga: